45. beban Farhan

468 118 39
                                    

Bell pulang sekolah sudah berdering dengan nyaring, membuat seisi kelas bersorak riya dengan gembira.

Berbeda dengan Farhan yang malah malas untuk pulang ke rumah.

Beberapa hari ini, ia selalu mendapati laki-laki yang berstatus ayah nya itu kerap mengunjungi rumah nya hampir setiap hari.

Jujur saja, Farhan sama sekali tak ingin bertemu apalagi bertatap langsung dengan pria itu.

Rasanya Farhan lebih suka untuk bersama Shandy dan teman-teman gesrek nya yang lain.

Karena hanya bersama mereka ia rasa beban nya akan berkurang.

"Gaess gue duluan yah ... " ujar Shandy berpamit.

Farhan mendongak, "Eh ... lo mau kemana?." Farhan menyegat Shandy.

"Ada urusan," jawab Shandy.

"Urusan apaan lagi lu?" Sudut Farhan.

"Dih kepoo!!"

"Iyah lah kepo gue, bentar deh."

"Apaan sih? Gue buru-buru nih!" Kesal Shandy.

"Bentar," ujar Farhan sambil mengelilingin tubuh Shandy.

"Ngapain sih lu?"

"Bentar deh, kalo gue liat-liat nih yah Shan, setiap hari Senin lo langsung pulang duluan gitu? Ada urusan apaan sih?" Tanya Farhan penasaran.

Gilang yang masih membereskan barang-barang nya kini ikut menatap Shandy heran.

"Kalian ngerasa gak sih? Si Shandy nih yah, selalu bilang ada urusan setiap minggu nya, dan tepat banget selalu hari senin yang di pilih," selidik Farhan.

"Ahahah." Ricky malah terkekeh sambil merangkul bahu Shandy.

"Udah lah bang ... Shandy itu udah gede, tau lah urusan nya apaan," ujar Ricky menggoda Shandy.

"Yeehh ... apaan sih lo! Gak usah sok akrab!!" Shandy melepas rangkulan Ricky yang membuat Ricky cemberut.

"Hahah kan kita emang akrab bro! Kan kita temenan," jawab Ricky dengan cengengesan.

"Ha? Gimana? Temenan? Sejak kapan lo jadi temen gue? Emang pernah gue ngakuin lo sebagai temen?"

Ricky mendesah pelan. Memang benar-benar si Shandy ini.

"Ahahah ... udah deh Rick, makanya gak usah ngaku-ngaku. Pengen banget lo jadi temen nya Shandy!! Gue ajah nih yah ...  kalo bisa ngundurin diri, gue ngundurin diri dah sekarang juga," ujar Gilang.

Shandy menjitak gilang pelan.

"Yehh gak inget lo masa ospek sebelum jadi temen gue! Gak bersyukur banget lo emang jadi orang!!" Timpal Shandy menjawab Gilang.

Gilang hanya menggeleng dan terkekeh.

"Yaa Allah bang ... gitu banget sama gue, harus gimana lagi sih bang gue biar bisa di akui sebagai temen lo?" Rengek Ricky berdrama.

"Ahahah sabar bro ... emang gak mudah buat temenan sama orang berkualitas tinggi. Harus banyak ospek yang lo jalanin. Semangat yah bro!" Farhan menyemangati Ricky, bahkan ia pun menepuk-nepuk pundak Ricky.

"Nah ... dengenrin tuh!" Shandy berbangga.

"Ahhh udah deh ... gak jelas lo semua, gue pamit duluan yah," kini Gilang yang berpamit.

Farhan tentunya dengan cekatan menyegat Gilang yang sudah beranjak.

"Bentar dulu, lo semua kenapa sih? Tadi si Shandy pamit duluan, sekarang lo juga!" Ujar Farhan kesal.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang