64. keputusan

369 105 11
                                    

Malam ini setelah pulang dari rumah Fiki, Fenly segera menuju restoran untuk menepati janji nya pada Raka.

Untunglah Raka tak marah saat Fenly dengan mudah nya mengundur waktu untuk bertemu dengan nya.

"Sorry yah bang … lo jadi harus buang waktu lo buat nungguin gue, padahal gue kan tau lo sibuk," ujar Fenly tak enak hati.

"Santay ajah kali Fen, lo kaya sama siapa ajah." Raka menjawab dengan santay.

"Tetep ajah gue gak enak bang, kan gue yang butuh tapi lo sampe harus nungguin gue."

"Gue bisa ngerti ko Fen, udah lah … gue malah seneng kalo lo bisa akrab sama mereka, seenggaknya sekarang lo bisa dapet apa yang belum pernah lo dapetin sebelum nya kan?"

Fenly menunduk, "Iyah … meskipun cuma sebentar."

Raka menggernyitkan kening nya, "Maksudnya?"

Fenly menghela nafas nya sejenak sebelum ia berbicara.

"Kaya nya kehadiran gue cuma jadi masalah ajah di tengah mereka bang."

Raka semakin bingung dengan apa yang Fenly ucapkan.

"Bentar deh Fen … gue masih gak ngerti. Lo gak ada masalah sama mereka kan?"

Fenly hanya diam tak menjawab.

"Fen?"

Kini tatapan Fenly terarah penuh pada Raka, "Bang Raka mau bantuin gue kan?"

Raka menggeleng, "Lo ceritain dulu yang jelas, biar gue bisa tau apa yang harus gue bantu."

Fenly bingung harus memulai dari mana. Ia jadi berfikir kalau ini memang adalah balasan Tuhan Karena ia menentang sang Ayah.

Setelah ia memutuskan pergi dari rumah, kenyataan nya semua tak ada beda nya. Akhir nya pun sekarang ia harus tetap meninggalkan teman-teman nya. Bahkan setelah kehilangan pelukan ternyaman sang Mamah.

Setetes air mata kini memenuhi kelopak mata Fenly, ingin rasa nya ia membalik waktu, dimana ia tak harus memilih pergi dari rumah nya dan menurut untuk meninggalkan teman-teman baru nya itu.

Mungkin semua nya tak akan sesakit ini, di saat ia harus meninggalkan teman-teman yang sudah sedikit menggantikan kenyamanan Mamah nya.

Dan sekarang, ia hanya memiliki raka. Tanpa seorang teman, dan juga keluarga.

"Fen?" panggil Raka lagi.

Ia tau jika Fenly tengah menyimpan beban yang berat dalam diri nya.

"Lo bisa cerita sama gue Fen … jangan pernah nyimpen semua masalah lo sendirian. Lo gak lupa kan kalo lo masih punya gue?"

Fenly tersenyum ke arah raka sejenak.

"Gue kaya nya mau keluar dari kosan nya Aji bang."

Raka tentu terkejut. Apalagi yang terjadi pada pria yang sudah ia anggap bak adik sendiri itu.

"Kenapa lagi Fen?"

"Gue udah gak nyaman ajah di sana bang. Gue selalu nyusahin dia."

Raka masih menunggu jika saja Fenly ingin mencurahkan semua masalah nya pada Raka.

"Gue udah bikin dia kecewa bang."

"Lo ngelakuin kesalahan?" tanya Raka hati-hati.

Fenly mengangguk.

"Apa?"

Fenly mendongak, "Aji salah paham sama gue."

"Salah paham?" Raka makin tak mengerti.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang