69. merasa iri

462 138 102
                                    

Fenly membawakan 3 cangkir teh hangat.

"Di minum dulu bang … biar agak angetan badan nya."

Shandy hanya mengangguk, "Thanks Fen."

"Sama-sama."

Aji baru kembali dengan handuk yang menyantel indah di leher nya, sembari mengeringkan rambut nya, ia ikut terduduk di sebelah Shandy dengan wajah datar nya yang masih belum mau ia ganti.

"Nih Ji … gue juga bikinin teh hangat buat lo, di minum yah … biar lo gak demam besok pagi." Fenly menyodorkan secangkir teh hangat itu.

Aji hanya menatapnya datar, "Gue bisa bikin sendiri, gak perlu repot-repot."

Fenly perlahan menarik uluran tangan nya.

Shandy hanya diam, cukup berat masalah yang ia hadapi sekarang. Sampai-sampai untuk saat ini ia pun merasa tak peduli dengan masalah yang berada di tengah kedua teman nya itu.

"Kalo lo mau tidur lo bisa pake kamar gue. Biar gue tidur di soffa," ujar Aji masih dengan nada datar nya kepada Shandy lalu beranjak menuju kamar nya untuk menaruh handuk.

Fenly rasa, memang kehadiran nya sudah tak lagi di perlukan di sini.

Sebenarnya, tadi ia sudah akan pergi. Raka pun sudah menjemput, namun mengingat akan Shandy … ia tak mungkin pergi tanpa tau bagaimana kabar nya.

Setelah menenangkan Kayla dan mengantarkan nya kembali ke rumah dengan Raka, ia meminta di antar kembali ke kosan Aji.

Sepertinya, ia akan mengundur kepergian nya dari sana. Terlepas dari semua sikap Aji pada nya.

"Lo sebenernya ada masalah apa sih bang sama Kayla?" tanya Fenly penasaran.

Shandy menghela nafas nya, "Gue gak mau bahas Fen."

Fenly bungkam. Memang terasa sangat canggung, tapi tak apa. Fenly tau kedua teman nya saat ini memang sedang dalam keadaan tak baik.

Dan ia memaklumi hal itu.

Tatapan Shandy tiba-tiba terfokus pada koper yang masih berada di sudut ruangan.

"Itu koper lo?" tanya Shandy tiba-tiba.

Fenly mendongak, "Ah-iyah bang."

"Lo mau kemana?" tanya Shandy lagi.

Fenly sedikit tersenyum,"Mm … bang Raka ngajakin gue buat tinggal bareng sama dia," kilah Fenly.

Shandy masih tetap diam.

"Gue juga udah terlalu banyak ngerepotin lo dan Aji," lanjut nya.

"Lo pergi bukan karena masalah itu kan?" tanya Shandy lansung pada intinya.

Fenly menunduk,"Gue cuma gak mau ngerepotin kalian ko bang … kalian udah terlalu banyak gue repotin."

"Bohong!"

Fenly tersentak.

"Lo pergi buat hindarin masalah ini! Lo pikir masalah bakalan selesai dengan sendirinya dengan lo pergi?"

"Terus gue harus apa?" lirih Fenly tak berani menatap Shandy.

Shandy diam tak menjawab.

"Lo liat kan tadi gimana sifat Aji sama gue? Lo pikir dengan sifat Aji yang kaya gitu, gue masih pantes buat tinggal di sini?"

"Gue cukup sadar diri untuk itu bang … gue yakin Aji pengen gue pergi dari sini. Karena gue juga kan hubungan persahabatan lo sama Aji jadi renggang."

Shandy menghela nafas nya,"Bukan dengan kabur dari masalah! Pengecut banget sih lo!"

Fenly tersenyum ke arah Shandy, ia sudah tau bagaimana Shandy. Sehingga untuk ucapan nya kali ini ia tak menara sakit hati.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang