BAB : 5. Shandy vs trio bayi

959 189 61
                                    

Perpustakaan mungkin akan menjadi tempat yang paling sering ia kunjungi, berkutat dengan jutaan buku yang harus berusaha ia pahami.

Membosankan!

Sebenarnya seorang Fenly pun merasakan kejenuhan dalam diri nya.

Sesekali ia ingin merasakan hidup normal seperti kawan-kawan nya, bermain basket, aktif dalam kegiatan sekolah, bermain dan berkumpul dengan teman, mengobrol.

Yah ... Fenly butuh itu semua.

Tapi pada kenyataan nya, yang ia rasakan berbeda.

Fenly menghela nafas berat nya, dua hari sudah ia hanya melakukan hal yang sama, menatap pintu perpustakaan tanpa ada sedikitpun niat untuk masuk ke sana.

Ceklek!

Pintu perpustakaan terbuka, menampakan pria dengan penampilan yang Fenly rasa tak asing lagi baginya.

Fenly memperhatikan pria tadi dari ujung kaki hingga kepala, memastikan jika ia tak salah ingat.

Pria ini yang kemarin menabraknya bukan? yang berkejaran dengan guru berperut tembun itu.

Ia mengernyitkan keningnya,

"Bang Shan."

Yah ia mengingat pria yang tak lama menyusulnya menyebut nama itu.

Shandy yang secara tak sadar melihat Fenly pun langsung tau jika Fenly tengah memperhatikanya. Hingga netra keduanya bertemu.

Fenly tersenyum ramah, yang di balas tak kalah ramah oleh Shandy.

Kini Shandy yang berbalik menelisik Fenly dari ujung sepatu hingga ujung rambut nya.

"Lo yang kemaren gak sengaja gue tabrak kan?" Tanya Shandy memulai.

Ternyata Shandy juga mengingatnya.

"Em-iyah bang," jawabnya dengan senyum yang canggung.

Shandy menatap pintu perpus lalu beralih menatap Fenly lagi, "mau masuk ke dalem?"

"Ah-itu ... tadi nya sih gitu bang."

"Ouh," respon Shandy. "Gue Shandy," lanjutnya sambil mengulur tangan kanan nya.

Sungguh?

Fenly tersenyum, entahlah rasa nya begitu bahagia ketika ada seseorang yang lebih dulu memperkenalkan diri pada nya.

"Fenly bang," jawabnya dengan menerima uluran tangan Shandy.

Shandy mengangguk.

"Sorry nih ... tapi kalo gak salah, gue liat dari kemarin lo cuman berdiri di sini sambil ngelamun, lo niat mau masuk?" Tanya Shandy.

Fenly lagi-lagi menampakan senyum canggungnya, "hehe iyah bang, saya kan murid baru di sini. Jadi dari kemarin saya lagi coba liat-liat fasilitas sekolah gitu."

Shandy memberikan anggukan tanda ia mengerti.

"Terus sekarang mau masuk?" Shandy berbasa-basi.

"Kayanya nanti ajah deh," jawab Fenly dengan tetap tersenyum ramah.

Shandy tersenyum ke arah Fenly, "kalo gitu ikut gue ajah, gue mau ke kantin. Ke perpusnya nanti ajah kalo jamkos sekalian buat tidur, hahah," hasutnya.

Shandy memanglah orang yang berbahaya, kemarin Aji dan hari ini Fenly. Besok-besok bisa saja Zweitson atau Fiki yang jadi sasaran.

"Heheheh," tanggap Fenly masih canggung. "Gak papa nih saya ikut bang?"

"Ya gapapalah, itu kantin juga buat semua orang. Bukan punya emak gue juga, ada hak apa gue larang-larang?"

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang