67. masih peduli

453 130 77
                                    

Fenly sudah berkemas. Rasanya akan tidak pantas jika dirinya tetap berada di sini, dengan kondisi Aji yang bahkan sampai saat ini masih tak mau berbicara pada nya.

Akibat salah paham kemarin, di tambah Aji yang tak mau mendengarkan penjelasan Fenly membuat masalah ini makin mengeruh.

Beruntung, Raka bilang jika dia dapat membantu Fenly saat ini. Setidak nya ia jadi lebih tau harus pergi ke mana.

"Gue pamit Ji ... " ujar Fenly saat melewati Aji yang terduduk di soffa ruang tamu.

Aji melengos tak menjawab.

"Thanks karena lo udah mau bantu dengan nampung gue di sini." Lanjut Fenly yang masih tak mendapat jawaban dari Aji.

"Sorry, karena gue gak bisa jadi temen yang baik buat lo ... " lirih Fenly selanjutnya.

Aji masih tak menjawab, saat ini rasa nya ia tak peduli dengan pria di hadapan nya itu.

"Gue ... duluan yah Ji," Fenly masih menunggu jawaban Aji. Tapi sayang, jawaban itu tak kunjung Fenly dengar.

Sepertinya, Aji benar-benar kecewa terhadap nya.

Bahkan untuk semua kesalahan yang sama sekali tak ia perbuat.

Fenly dengan berat hati kini menyeret koper nya keluar. Gemericik hujan seakan menggambarkan perasaan hati Fenly yang menyendu.

Kehilangan sahabat seperti Aji bukanlah hal yang Fenly inginkan.

Dua kali ia merasa terusir oleh orang yang teramat ia sayangi.

Pertama Ayah nya, dan sekarang Aji.

Aji sendiri sudah mendongak saat tutupan pintu sudah terdengar dengan jelas.

Jujur, dalam lubuk hati nya tersirat rasa khawatir terhadap Fenly.

Pasal nya hujan yang turun mengawal malam ini bukanlah hal baik untuk Fenly. Yah ... Aji tentu tau jika Fenly tak dapat terkena hujan, bisa sakit pria itu besok.

Di tambah lagi, tempat tinggal yang tentu nya masih belum jelas. Akan kemana Fenly pergi di hari yang sudah malam ini.

Aji menggaruk rambut nya kesal. Nyatanya rasa egois nya meluruh hanya karena rasa iba nya terhadap Fenly.

Dengan kesal, kini ia berdiri lalu beranjak mengejar Fenly. Dengan cepat ia membuka pintu, berharap Fenly masih belum jauh.

Namun, betapa terkejut nya Aji melihat pemandangan di depan nya.

Fenly ... bersama Kayla.

Apa yang mereka lakukan? Apakah Fenly akan pergi bersama Kayla?

Ahhh!!! Bodoh!!

Harus nya Aji memang tak pernah peduli!!

Aji mulai berbalik, namun satu panggilan dari Kayla mampu membuat nya memaku di sana.

"Aji ... " panggil Kayla.

Aji tak berniat untuk berbalik, sudah cukup dirinya melemah dalam beberapa waktu. Selalu kalah dengan perasaan nya.

"Ji ... " panggil Kayla lagi.

Cukupp!!

Aji benar-benar tidak kuat. Sungguh Aji merindukan gadis itu.

Aji menghela nafas nya, mencoba berbalik menghadap Kayla. Nampak wajah ayu Kayla saat ini berlumur air mata, dengan rambut yang membasah karena terkena hujan.

"Aku butuh bantuan kamu." Kayla berujar.

Aji mengerjap.

Seakan tersambar petir, hati Aji kian meremuk.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang