59. makin panjang

414 115 89
                                    

Kosan Aji kini menjadi tempat terakhir pencarian Shandy dan Fenly yang kini sudah sama-sama frustasi.

"Gila tu anak, ngumpet di mana sih sampe gak keliatan!" Shandy mengoceh.

"Lo sama sekali gak tau tempat biasa Aji kalo dia lagi sedih bang?"

"Ck, mana gue tau lah. Selama gue deket sama dia, belum pernah tu anak sampe marah dan bikin orang khawatir kaya gini."

Fenly merasa tersentak dengan ucapan Shandy. Ia tahu jika Shandy tak berniat menyindir nya.

Tapi kenyataan nya, sekarang Aji sedih juga karena salah paham terhadap diri nya.

"Terus sekarang kita harus gimana bang?" tanya Fenly dengan begitu lirih.

Sejujurnya, Shandy benar-benar merasa khawatir. Ia juga bingung harus melakukan apa.

"Yaudah gini, kita tunggu Aji di sini. Gue yakin dia bakalan balik," putus Shandy.

"Tapi kalo dia gak balik?"

Itu dia yang Shandy bingung, jika anak itu nekat bagaimana?

Terlebih ia tahu betul bagaimana membucinya Aji pada Kayla adik nya.

Kalau sampai Aji bunuh diri?

Ahh!!! Shandy menggeleng, "Gak gak gak!!! Gak mungkin kan tu anak senekat itu!!" gumam Shandy membuat Fenly bingung.

"Kenapa bang?"

Shandy menatap Fenly sejenak lalu menggeleng, "Gak papa. Udah mending sekarang lo bersih-bersih dulu gih, kalo sampe tengah malem Aji masih gak pulang. Kita kabarin anak-anak buat cari Aji bareng-bareng."

Fenly menghela nafas gusar nya. Sejujur nya, ia teramat khawatir dengan kondisi Aji saat ini dan ingin cepat menemukan pria itu.

Ia sama sekali tak mau terjadi sesuatu kepada Aji.

Shandy kini sudah lebih dulu memasuki kosan Aji, meninggalkan Fenly yang masih setia berdiri di luar.

"Lo kemana sih Ji," gumam Fenly dengan lirih.

Fenly masih berharap sebelum masuk ia telah melihat Aji di sini. Tapi nyatanya, setitikpun bayangan Aji tak menampak di sini.

"Fen … masuk!!" panggil Shandy dari dalam.

Fenly pasrah, semoga saja secepat nya Aji dapat di temukan. Dan ia juga berharap di mana pun Aji saat ini, Aji dalam keadaan yang baik-baik saja.

Di tempat yang lain, kini Aji tengah termenung di bawah langit malam. Menatap indah nya bulan yang kini berteman ribuan bintang.

Tak seperti dirinya yang kini merasa sendiri.

Ia tak lagi menangis. Rasanya ia terlalu bodoh, membiarkan air mata nya mengalir untuk seorang gadis yang bahkan tak pernah menatap keberadaan nya.

Yang lebih menohok dalam hati Aji adalah Fenly.

Orang yang selama ini ia bantu, se tidak tahu diri itukah pria itu?

Kenapa ia malah tega melakukan semua ini pada nya? Bahkan setelah semua yang telah ia lakukan pada pria itu.

Ia menelisik tempat yang saat ini ia duduki.

Bodoh!!!

Aji memang bodoh!!

Bahkan saat ini, ia malah mengunjungi tempat di mana ia pertama kali menjatuhkan hati nya pada gadis itu.

Halte sekolah, tempat yang menjadi saksi bisu dimana Aji pertama kali menatap Kayla dengan pandangan yang berbeda.

Flash back on.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang