12.yang tersimpan

595 127 4
                                    

Pukul 15.30.

Gilang masih menatap kosong amplop di tangan nya, otaknya berfikir begitu keras. Bagaimana cara ia memberi tahukan ini pada Kakak nya.

Saat ini dirinya berada di ruang kesenian, tepat nya setelah pulang sekolah tadi ia tak langsung bergegas pulang. Tidak ada latihan atau kegiatan lain sebenarnya hari ini, hanya saja ia belum berani untuk pulang dan bertemu kakaknya.

Yang paling menyorot perhatian Gilang adalah isi dari surat tersebut yang tertulis,
______________________________________

Dengan hormat,

Sehubungan dengan pemantauan kami, anak ibu/bapak orang tua/wali dari ;

Nama : Gilang Dika
Kelas  : XII IPS 2

Masih menunggak uang SPP selama 3 bulan sebanyak Rp.900.000,-
______________________________________

Gilang kembali melipat kertas itu, di jam istirahat tadi memang ia mendapat panggilan ke kantor, dan ia sudah duga apa masalahnya. 

Ingin meminta dari kakaknya, tapi ia rasa tidak tega. Kemarin secara tidak sengaja Gilang mendengar jika usaha kakaknya sedang menurun sehingga keuangan nya pun hanya cukup untuk sekedar mereka makan.

"Ahhh gue harus cari kemana lagi nih duit?" Ujar Gilang Frustasi.

Kadang jika keadaan nya sudah seperti ini ada rasa ingin menyerah dalam hati Gilang, namun ia selalu lawan dengan harapan besar keluarga nya di kampung.

Gilang menghembus nafas nya, "Bismillah ... Gilang yakin engkau punya jalan terbaik untuk Gilang Yaa Allah," ujarnya dengan senyum menyemangati diri nya sendiri.

Gilang memang selalu begini, selalu berusaha untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Sebenarnya, jika ia mau ... pasti teman-temanya akan dengan senang hati membantunya. Seperti Farhan yang begitu boralnya atau Shandy yang memiliki jiwa simpatik yang tinggi begitupun juga Ricky yang dengan pasti akan membantunya.

Berteman selama hampir tiga tahun lamanya, membuat Gilang tau bagaiamana siafat teman-temanya. Tapi lagi-lagi ia tidak ingin menjadi beban.

Entahlah, jika masalahnya berhubungan dengan ekonomi, rasa nya dia sedikit ragu untuk meminta bantuan kepada teman-temanya. Ia tidak ingin terlihat seperti memanfaatkan.

Kini ia sudah mulai beranjak, hari juga sudah sore. Sudah saat nya ia pulang. Pasti kakak nya sedang menunggu nya saat ini, ia memasukan kembali kertas itu ke dalam tas nya.

Sepertinya ia juga tidak akan memberi tahu ini dulu kepada kakak nya, menyimpan semua ini sendiri mngkin adalah jalan terbaik.  biar ia berusaha sendiri dulu. Lagipun dia tidak ingin selalu merepotkan dan bergantung pada kakak nya itu.

Beberapa menit ia menempuh perjalanan ke rumah kakanya, bersama motor sang kakak yang memang selalu ia bawa pulang-pergi ke sekolah.

Benar saja, di rumah Kak Agil sudah menunggu nya di ambang pintu.

"Dari mana ajah kamu baru pulang jam segini?"

Gilang tersenyum sambil mendekat dan menyalami tangan kakak nya itu, "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Main kemana baru pulang jam segini?"

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang