46. butuh waktu

422 120 31
                                    

"Abang-abang lu pada kenapa dah? Kesel bet gue, masa gue di tinggal sendirian gila!!" Farhan masih membahas ketiga teman nya itu.

"Heheh yaudah sih bang ... sibuk kali mereka, lagian kan ada kita. Yah kan Fik?" Zweitson menjawab sambil menyenggol lengan Fiki yang masih asyik dengan ponsel nya.

"Eh-iyah," tanggap Fiki tetap berfokus pada benda pipih di tangan nya itu.

Sepertinya ia sedang mengedit vidio untuk di jadi kan ya snap gram pribadi nya.

"Hadeeuuuh iyah sih, tapi masa gue main nya ama anak bayi, gak asik banget sumpah."

Zweitson memalingkan wajah nya mendengar celotehan Farhan, selalu saja abang-abang kelas nya itu memanggil ia Fiki dan juga Aji sebagai bayi. Padahal mereka kan tidak sekecil itu.

Farhan sendiri termenung bingung. Belakangan ini semua teman-teman nya mendadak sibuk dan tak punya waktu untuk dirinya.

Dan ia sangat kesal akan hal itu.

"Makanan datang ... " ujar Fenly yang kini sudah membawa senampan makanan untuk teman-teman nya.

"Wahhhh ... enak nih!" Ujar Fiki yang sudah beralih fokus.

Zweitson menatap Fiki jengah,"Udah ... main hape ajah lu sana!! Ada makanan ajah lu cepet!!"

"Heheh iyahlah, apalagi ... gratis," jawab Fiki dengan cengiran nya.

Fiki memang selalu begini, seakan tak punya dosa ia menanggapi setiap kekesalan Zweitson dengan santay.

Zweitson tak perduli, ia lebih memilih menyantap hidangan di depannya.

"Wahh enak banget Fen ... emang gak salah sih lo jadi Chef, enak banget masakan lo ... " puji Zweitson.

"Heheh makasih Son," jawab Fenly.

"Wah ... mau dong ... " Aji yang datang entah dari arah mana kini berujar sambil menyomot makanan Fiki.

"Ji!! Lu mah ... itu kan punya gue!!"

"Yaa Allah bagi dikit doang napa sih Pik!! Pelit amat!!"

"Bukan pelit Ji ... tapi lo nyomot nya kebanyakan."

"Apaan sih?! Orang sedikit juga! Emang dasar nya ajah lo yang pelit!!"

"Bodo!!"

Zweitson sudah terbahak di sana, kebiasaan lama dan tak pernah berubah dari Fiki dan Aji yaitu berebut makanan.

"Udah jangan rebutan, Ji ... nih lo makan punya gue ajah," ujar Fenly menyodorkan makanannya.

"Lah ... terus lo gimana?"

"Gue juga gak bisa lama-lama di sini, gue kan harus kerja, entar kena omel bang Raka lagi," ujar Fenly sambil terkekeh.

Aji mengetahui tentang Raka dan juga pekerjaan Fenly ini, yah … tentu karena Fenly sempat bercerita kepada nya semalam.

"Santay ajah ... ini semua bang Han yang bayar ko." Fenly melanjutkan.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang