65.dukungan.

446 113 61
                                    

Ricky memarkirkan motor nya di depan sebuah rumah tua yang sudah jarang ia kunjungi.

Penampakan rumah ini nyatanya tak jauh berbeda sejak terakhir kali Ricky kunjungi.

Pemandangan yang begitu hijau nan asri menjadi sapaaan utama bagi Ricky saat ia menginjakan kaki nya di halaman rumah ini.

Bahkan sejuknya sepoyan angin ikut menemani langkah Ricky hingga berada di depan pintu utama.

Di ketuk nya pintu bercat putih itu dengan perlahan oleh Ricky.

Tok tok tok.

"Assalamualaikum, kek … " panggil Ricky.

Terdengar jawaban salam dari dalam rumah.

Ricky kini menampilkan senyum terbaik nya saat pria tua yang ia panggil kakek itu membukakan pintu.

"Loh Iky? Tumben kesini gak bilang kakek dulu?"

"Ah-iyah kek … Iky kangen sama kakek." Ricky menjawab.

Kakek nya terkekeh.

"Ohhh yaudah sini masuk, kebetulan tadi kakek suruh bi Irah buat bikin makanan enak. Belum makan kan kamu?" ujar Kakek sambil menrangkul tubuh kekar Ricky untuk masuk.

"Ah-iyah kek."

Keduanya sudah berada di hadapan meja makan saat ini.

Rikcy menatap kakek nya sedikit ragu. Ada yang perlu ia tanyakan, namun ia masih tak berani.

Yah … tentu saja ucapan bu Nova tadi pagi membuat otak nya terus berputar mengenai Mirra dan dirinya.

"Gimana kabar kamu? Sehat?"

Ricky yang sejak tadi bengong gelagapan saat pertanyaan kakek tiba-tiba hadir.

"Ah-alhamdulillah kek, Iky baik."

"Mirra gimana?"

Deg!

Kenapa belakangan ini, hati nya seakan melemah? Setiap kali nama gadis itu terdengar di telinga Ricky nyata nya ada desiran aneh yang kian mengencang dalam dada nya.

"Mirra baik ko kek, alhamdulillah."

"Alhamdulillah kalo kalian baik, lama kalian gak main ke rumah kakek."

Ricky terkekeh pelan, "Iyah kek. Iky minta maaf karena jarang ngunjungin kakek ke sini. Iky sama Mirra kan sama-sana sibuk sekolah kek, apalagi sekarang kan Iky sama Mirra udah mendekati ujian, jadi makin sibuk."

"Iyah, kakek ngerti."

Ricky menunduk lagi.

Ia berfikir ulang, seperti nya ini memang belum masa nya untuk ia berfikir lebih jauh tentang hubungan nya dengan Mirra. Tapi, sungguh Ricky sama sekali tak mau jika suatu saat ia harus kehilangan sepupunya itu.

"Kamu masih sering ketemu Mirra?"

Ricky reflek mendongak.

"Ah-iyah kek," jawab nya sedikit ragu.

"Masih sering antar jemput?"

Riki menunduk lagi, apakah kakek nya akan mengatakan sesuatu?

"Iyah."

Kakek kini menatap Ricky dengan lekat, "Kamu suka sama Mirra?"

Ricky gelagapan, apa yang harus ia katakan.

"Ky?"

"Hehe … engga lah kek, kakek nih ngaco deh, kan Iky udah anggep Mirra sebagai adik Iky sendiri." Ricky menjawab penuh kecanggungan.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang