49. Gilang

452 119 42
                                    

"Alhamdulillah ... " ujar Gilang seraya tersenyum.

"Cape yah Lang?" Tanya Ali.

Gilang terkejut, ia menengok ke belakang sambil terkekeh saat mendapati Ali yang sudah berada di belakang nya.

"Yah … lumayan lah bang."

"Di sini emang gitu kalo lagi rame, makanya gue suka kuwalahan. Apalagi kalo weekend, penuh ni toko sama pengunjung."

"Iyah bang ... tadi ajah Gilang sampe bingung sendiri harus layanin yang mana dulu." tanggap Gilang.

Beberapa minggu sudah Gilang bekerja paruh waktu di sini, dan ia mulai terbiasa.

"Nih ... pasti aus kan abis ngelayanin banyak orang." Ali menyodorkan sebotol air dingin untuk Gilang minum.

"Ehehe thanks ya bang ... " ujar Gilang.

Ali memang orang yang teramat baik, selama Gilang bekerja di sini pun Ali memperlakukan nya bak adik sendiri.

Ali menatap sekeliling lalu beralih ke pintu masuk utama.

"Tumben banget si Aji gak ada mampirnya," ujar Ali.

"Sibuk kali bang dia sama bidadari nya, apalagi sekarang bidadari nya kan ngebucin banget."

Ali menggernyit, "Masa sih? Kalo gue liat malah si Aji dah yang nge bucin. Tiap hari nih yah, gak ada berentinya dia ceritain sang bidadari itu. Sampe bosen gue dengernya."

Gilang terkekeh mendengar pengakuan Ali.

"Iyah sih ... tapi setelah pacaran, malah bidadari nya yang balik nge bucin."

"Serius?"

Gilang mengangguk dan terkekeh, "Emang jodoh sih kek nya, kan katanya jodoh cerminan diri ahahah, dan mereka juga sama."

"Sama apa?" Ali penasaran.

"Sama-sama bucin!"

Kedua nya tertawa saat Gilang mengatakan hal itu.

"Lah ... lu suka julid juga yah ternyata," ujar Ali masih tengan tawa nya.

"Yah ... sedikit-sedikit gapapa lah."

"Ahahah dasar!! Jadi penasaran gue, secantik apa bidadari nya si Aji itu."

"Emang si Aji belum pernah bawa kesini?"

"Belum."

"Yaudah nanti juga ketemu. Kalo Aji bawa ke sini."

"Yahh … iyah deh." Ali menjawab sambil terkekeh.

Sempat jeda sebentar, sampai Ali mengeluarkan sebuah amplop cokelat di saku nya.

"Oh iyah … ini, gaji lo dari minggu kemarin. Sekalian sama bonus nya."

Gilang menerima uluran amplop itu, membuka nya sejanak.

Gilang terbelalak saat melihat uang yang ada dalam amplop cokelat itu.

"Loh bang … ini, apa gak kebanyakan?"

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang