7.Minggu(1)

808 155 20
                                    

Hari minggu adalah hari nya Ricky. Menebar pesona, lari pagi-pagi, keliling komplek sambil memamerkan lekuk badan nya yang terlihat kekar.

Memasang headset sambil jogging di pagi hari memang rutinitas nya setiap Minggu.

Sesekali ia menganggukan kepalanya menyapa beberapa anak gadis tetangga yang selalu menunggu nya di depan gerbang hanya untuk menonton ia berlari.

"Susah emang jadi orang ganteng, abis lari belum mandi ajah masih banyak yang minat😅," monolog Ricky.

Kini ia sudah keluar dari gerbang kompleknya, menyusuri jalanan menuju sebuah taman dekat komplek yang biasa ia kunjungi untuk jogging.

Setelah sampai dan di rasa cukup lelah ia pun berhenti dan terduduk di sebuah bangku taman, mengambil ponsel nya lalu menelfon seseorang.

Sambungan telepon mulai terdengar membuat Ricky sedikit menunggu lama.

Di seberang sambungan telepon Ricky kini sudah ada gadis yang mengerang kesal melihat siapa yang menelfon nya.

"Aduuuhhh apaan sih nih si gorila satu? Gak bisa apa gak bikin gue kesel di pagi buta kaya gini?"

Gadis itu menjauhkan ponselnya dan kembali menarik selimutnya menutupi seluruh badan.

Ricky yang masih menunggu sudah tak heran jika orang yang ia telfon menjawab dengan lama, tapi ia tak habis akal untuk mencari cara agar sang gadis dapat menerima panggilan nya.

Ia kembali melihat layar ponsel nya, di kontak yang berbeda ia kembali melakukan panggilan.

Tak lama ada jawaban dari sana.

"Hallo tante cantik, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, eh ponakan ganteng nya tante tumben banget nelfon, ada apa?"

"Heheh iyah tante, Iky mau ngomong sama Mirra bisa tante? Soalnya dari tadi Iky telfon dia gak angkat makanya telfon tante heheh."

"Ouh iyah sebentar, tante panggilin yah. Kayanya dia masih tidur deh," jawab tante Rikcy.

"Astagfirullah ... anak perawan jam segini masih tidur tante?"

"Haha nunggu di nasehatin kamu itu."

"Heheh iyah tante, nanti Iky kasih nasehat panjang."

Di seberang terdengar sayup-sayup panggilan dari wanita yang baru saja Ricky sebut tante itu memanggil anak gadis kesayangan nya.

"LO MAU APA??" teriak Mirra yang membuat Ricky terkejut sampai menjauhkan teleponya dari telinga.

Kesal memang, tapi tahu kan Ricky itu orang yang sabar.

Bukannya menjawab teriakan Mirra Ricky malah mengucap salam, "Assalamu'alaikum."

"Cek, Wa'alaikumsalam! Ky serius dah gue lagi gak mood buat berantem ama lo nih ah!!!"

"Siapa juga yang mau ajak lo berantem, gue mau ajak lo jalan-jalan. Kuyyy gue kerumah yah sekarang."

"Ogah ahhh gue males."

"Dasar cebong males, anak gadis jam segini baru bangun. Subuh di tinggal lagi, entar rezeki lo seret loh!"

"Apaan sih Ki? Gue lagi dapet yah, kesel mulu nih gue bawaan nya. Lo gak usah mancing mancing!"

"Ouh pantes bangun siang," gumam Ricky yang masih di dengar oleh Mirra.

Yah yang Ricky tau Mirra memang tak pernah bangun se siang ini, senakal-nakal nya Mirra ia tetap gadis yang tau akan aturan. Selain itu keluarga Ricky memang selalu mengajarkan bahwa agama di atas segalanya. Dan karena memang Mirra adalah bagian dari keluarga nya dan merupakan sepupunya, jadi Ricky sangat tau jika gadis itu adalah gadis yang baik.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang