11. Tragedi bangun pagi

3.7K 182 19
                                    

Happy reading!

Sebelumnya, makasih yang sudah voment:)

Malam hari kini telah berganti dengan pagi hari ini yang begitu cerah. Terlihat pasutri masih tertidur pulas dengan posisi saling berhadapan. Ya, Bara memeluk pinggang Kiara dengan erat.

"Hoaamm ...." Kiara menguap, terbangun dari tidurnya yang nyenyak, tetapi gadis cantik itu merasa ada sesuatu yang berat menindih pinggangnya.

Kiara tersentak saat Bara tidur nyenyak sambil memeluknya. Berarti dari tadi malam Bara tidur sambil memeluknya?

"Bangun," ucap Kiara menepuk pelan pipi sang suami.

"Berisik!" Bara terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Ia juga tak suka kalau ada seseorang yang membangunkan tidurnya seperti itu.

"Berani-beraninya kamu membangunkan aku dengan cara seperti itu!" sentak Bara dengan suara serak tapi sangat tegas.

Seketika Kiara terkejut dan juga takut saat Bara membentaknya. Padahal niatnya baik untuk membangunkan sang suami.

"Ma-maaf, Ara gak sengaja," kata Kiara terbata-bata.

"Gitu aja terus, minta maaf terus gak sengaja," sahut Bara yang mulai yang kesal dengan kelakuan dari istri kecilnya itu.

"Maaf." Kiara meminta maaf lagi, seketika membuat Bara menarik selimut sampai kepalanya. Kiara benar-benar membuatnya kesal saja.

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu dari luar kamar mengalihkan pandangan Kiara. Ia menghela napas, lalu beranjak untuk membukakan pintu kamar. Bisa ia tebak yang mengetuk pintu kamar adalah Desika-- Mama mertuanya.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka, terlihatlah Desika-- sang Mama mertua dengan senyuman di wajah walau umurnya sudah tak muda lagi, tapi masih terlihat awet muda.

"Baru bangun, ya?" tanya Desika tersenyum menggoda.

Kiara menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu. Ia jadi salah tingkah lagi. "Emm ... iya, Ma."

"Itu wajar, kan pengantin baru," sahut Desika menggoda sang menantu lagi.

Lagi dan lagi, Kiara tersipu malu.

"Bara belum bangun juga?" tanya Desika.

"Tadi udah Ara bangunin, tapi tidur lagi," jawab Kiara mengerucutkan bibir mungilnya.

"Hmm ... biasalah Bara. Nanti juga kamu akan terbiasa dengan sifatnya seperti itu," jelas Desika tersenyum melihat Kiara yang begitu lucu.

"Oh, gitu ya, Ma." Kiara mengangguk mengerti mendengar penjelasan dari sang Mama mertua.

"Iya, sayang. Ya, sudah nanti Ara bangunin Bara, kita sarapan pagi. Bentar lagi kalian akan pindah ke rumah baru," ucap Desika begitu antusias.

Kiara mengangguk kemudian masuk ke dalam kamar lagi, untuk membangunkan Bara-- sang suami.

Gadis cantik itu menggelengkan kepalanya, melihat sang suami yang terlelap dalam tidur. Ia jadi bingung sendiri, bagaimana cara membangunkan sang suami. Kalau dibangunin marah lagi, tapi kalau gak dibangunin kasihan Desika marah karena terlalu lama menunggu mereka untuk sarapan.

Dengan memberanikan diri, Kiara menghela napas, lalu berjalan mendekat ke kasur di mana Bara masih tertidur pulas.

"Tuan Bara, bangun. Tuan Bara yang tampan bangun! Mama sudah menunggu kita sarapan pagi!" ucap Kiara dengan suara cemprengnya. Seketika Bara bangun dari tidurnya, bukan karena suara dari Kiara tadi. Melainkan ucapan yang dilontarkan oleh Kiara tadi yang menyebutnya 'tampan'.

"Apa kamu bilang tadi?" tanya Bara duduk dari tidurnya.

"Tuan Bara bangun," jawab Kiara dengan wajah polosnya.

"Bukan, tapi setelah itu tadi." Bara ingin Kiara mengulang ucapannya kembali.

"Hmm ... apa, ya? Ara lupa hehehe," balas Kiara cengengesan. Dasar Kiara tidak peka!

Wajah Bara pun berubah datar lagi. Setelah melihat sang istri cengengesan tak jelas itu. Ia pikir Kiara ini peka, ternyata tidak. Baru saja beberapa menit ngomong bisa-bisanya sampai lupa.

_______

Mereka berdua sudah selesai dengan ritual mandi paginya. Bara memakai baju kaos berwarna hitam dan celana jeans berwarna biru muda, terkesan sederhana tapi sangat pas dengan tubuh atletis Bara. Sedangkan Kiara, ia memakai dress selutut berwarna hitam dan surai panjangnya tergerai indah. Sungguh, penampilan Kiara terlihat cantik sesuai umurnya.

Kiara dan Bara bergegas menuruni anak tangga, lalu berjalan menuju ke meja makan yang sudah ada Desika dan Gionino di sana.

"Selamat pagi Ma, Pa," jawab Kiara dan Bara secara bersamaan.

Gionino dan Desika tersenyum melihat Kiara-- sang menantu dan Bara-- putra sulungnya itu menyapa secara bersamaan. Sangat cocok! Mereka berdua benar-benar tak salah pilih istri untuk putra sulungnya.

"Pagi," jawab Gionino dan Desika secara bersamaan juga.

"Gitu ya, Pa. Kalau pengantin baru itu pasti telat bangunnya," sindir Desika tersenyum menggoda.

"Biasa itu, Ma. Kaya kita dulu," sahut Gionino jadi mengingat masa pernikahan mereka dulu.

Bara benar-benar tak suka kalau sang Mama dan Papa menggodanya dan Kiara-- sang istri. Bara menoleh ke arah istri kecilnya yang tengah tersipu malu.

"Hihihi ... sudah, Pa. Anak kita kayanya ngambek tuh," ujar Desika terkekeh kecil.

"Iya, Ma." jawab Gionino disela-sela sarapan paginya.

Mereka berempat pun sarapan pagi dengan khidmat, hanya ada dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Setelah pembicaraan beberapa menit tadi usai.

TBC ....
🙂🙏✨

Kiara Selena Wells ✨🧡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiara Selena Wells ✨🧡

Bara Carel Adiwijaya ✨🧡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bara Carel Adiwijaya ✨🧡

Married With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang