16. Kiara mine

2.9K 136 9
                                    

Happy reading:')

Bel pulang sekolah berbunyi, para siswa-siswi keluar dari kelas masing-masing. Kiara berjalan melewati koridor sekolah yang masih ada sebagian murid itu.

Tak berapa lama, supir pribadi yang sudah disuruh oleh Bara untuk menjemput Kiara sampai di depan gerbang sekolah.

Sebenarnya Kiara tidak mau diantar jemput oleh supir pribadi yang Bara suruh. Tetapi, Bara memaksa kalau tidak ia tidak akan mengizinkan Kiara untuk bersekolah lagi.

Sopir itupun membukakan pintu untuk Kiara. Lalu Kiara bergegas masuk ke dalam mobil. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang.

____

Di kantor, khususnya di ruangan rapat tengah ada meeting penting mengenai persoalan di perusahaan tersebut. Bara tampak menjelaskan kepada karyawan secara serius dan tegas. Sebab itulah, Gionino mempercayai putra sulungnya itu untuk mengelola perusahaan yang ia pimpin sejak dulu.

Ia yakin sang anak mampu mengelola perusahaan itu sampai sukses.

Meeting pun selesai. Bara segera melangkah keluar dari ruangan tersebut, menuju ke ruangan kerjanya. Bara mendorong pintu, lalu berjalan menuju ke kursi kebesarannya.

Bara menghidupkan kembali ponsel yang sedari tadi ia nonaktifkan disaat meeting berlangsung. Beberapa notifikasi masuk sehingga Bara sedikit kerepotan membalas pesan yang masuk. Ia menghela napas tetapi, ada satu notifikasi yang membuat ia tersenyum.

Ting!

Bunyi notifikasi pesan di ponsel milik Bara, tertera nama 'Kiara mine' di sana. Segera Bara membuka pesan dari Kiara--sang istri.

Kiara mine
[ Tuan jangan lupa makan siang.] Itulah pesan yang dikirim oleh Kiara kepada Bara.

[ Iya, gadis kecil.]

Balas Bara singkat. Namun, Bara sedikit merasa senang karena gadis kecilnya itu perhatian.

Bara kembali meletakkan ponselnya diatas meja. Lelaki itu tersenyum simpul, dari banyaknya notifikasi yang masuk hanya pesan dari Kiara--sang istri yang membuat ia merasa senang. Apakah Bara mulai jatuh cinta kepada Kiara? Kalau iya, kenapa bisa secepat ini gadis kecil itu masuk di hati seorang Bara Carel Adiwijaya?

🌚✨🌚

Mobil sport itu berhenti tepat di depan halaman rumah mewah itu. Sopir pribadi itu dengan segera membukakan pintu mobil untuk Kiara.

Maid yang ada di dalam rumah tersebut dengan cepat membuka pintu untuk Nona muda mereka. Setelah mereka melihat kedatangan Kiara dari pulang sekolahnya.

"Selamat siang non Kiara," sapa maid itu tersenyum ramah.

"Siang, Bi." Kiara membalas sapaan dari maid itu dengan tersenyum.

Tanpa ada percakapan lagi, Kiara segera beranjak menuju ke sofa ruang tamu. Ia duduk sebentar sembari melepas penat setelah pulang sekolah.

Ting!

Satu notifikasi pesan masuk, kemudian Kiara mengambil ponselnya dari dalam tas. Ia pun membuka aplikasi telepon berlogo warna hijau itu.

Tuan singa
[ Iya, gadis kecil.]

Itulah balasan pesan singkat dari Bara--sang suami.

Kiara menghela napasnya, ia pikir Bara akan membalas pesannya panjang. Ternyata ... cuma tiga kata doang. Ia pun menaruh ponselnya diatas meja. Bara benar-benar pria yang perduli tapi, disisi lain ia juga dingin. Irit bicara.

Kiara beranjak dari tempat duduknya. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju ke dalam kamar. Kiara mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian santai, ia tak mau pakai baju yang terlalu ribet.

Sembari menunggu Bara--sang suami pulang dari kerjanya. Kiara melangkahkan kakinya ke lantai satu menuju dapur untuk membuat cokelat hangat kesukaannya di kala waktu bersantai.

Tak butuh waktu lama cokelat hangat yang dibuat sudah jadi. Tak lupa juga ia mengambil beberapa cemilan didalam kulkas. Kiara berjalan menaiki anak tangga dengan pelan-pelan, karena takut nampan berisi segelas cokelat hangat dan cemilan akan jatuh ke lantai.

Kiara menaruh nampan berisi segelas cokelat hangat dan cemilan diatas meja. Kiara menikmati pemandangan dari atas balkon kamarnya. Tiba-tiba saja, ia jadi teringat akan kenangan bersama sang kakak tiri-- Bayu saat di balkon. Canda dan tawa menghiasi wajah keduanya sebelum Kiara menikah dengan Bara, bukan berarti Kiara tak bahagia setelah menikah dengan Bara.

Seulas senyuman terukir di bibir mungil Kiara. Mengambil segelas cokelat hangat, lalu menyesap secara perlahan. Lamunan Kiara buyar saat pesan masuk di handphonenya. Segera ia membuka pesan itu, tertera nama 'Kak Bayu' di sana.

Kak Bayu.
[ Hey! Adikku yang cantik, apa kabar di sana? Semoga baik-baik saja. Jujur, Kakak merindukanmu, nunggu waktu luang kita bertemu. See you.]

Isi pesan dari Bayu membuat Kiara tersenyum sendiri. Ia tak menyangka kalau Bayu--sang kakak tiri merindukannya, sepertinya rindu Kiara benar-benar terbalaskan.

[ Ara di sini baik-baik saja, Kak.  Semoga kakak di sana baik-baik juga. Ok, Kak, Ara tunggu ya kedatangannya. See you too.]

Kiara menghela napas, setelah membalas pesan dari sang kakak tiri. Ia sangat bersyukur karena memiliki kakak tiri yang begitu baik.

TBC ....
Hope you like this part 😁🍓✨

Married With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang