Happy reading:')
Sore hari ....
Seorang gadis cantik terbangun dari tidur nyenyak dan menatap ke arah jendela, matahari mulai terbenam. Jadi, lumayan ia tertidur sampai jam segini.Kiara menyingkap selimut yang menutup tubuhnya, lalu berjalan keluar kamar.
'Hmm ... kemana sih Tuan Bara?' batin Kiara bertanya.
Kiara turun dari lantai dua ke lantai satu, dengan menuruni tangga satu persatu.
"Eh, Nona Kiara udah bangun," ucap maid sedikit terkejut melihat Kiara sudah bangun.
"Kebetulan ada Bibi. Ara mau tanya, Tuan Bara ke mana ya?" Kiara bertanya kepada maid tersebut.
"Maaf, Non Kiara. Bibi juga kurang tau Tuan Bara ke mana, yang pasti tadi siang Tuan buru-buru gitu," jelas maid itu ramah.
Kiara mengangguk mengerti kemudian tersenyum simpul. Mungkin Bara sedang sibuk, pikir Kiara.
"Non Kiara mau makan?" tawar maid itu.
"Nanti aja deh, Bi. Ara belum lapar," sahut Kiara.
Maid itupun mengangguk, tersenyum menanggapi ucapan dari majikannya. Dengan langkah gontai, gadis itu melangkahkan kakinya menaiki tangga lagi menuju ke kamarnya dengan wajah yang cemberut. Ia merasa bosan dengan kesepian di rumah mewah ini.
Dari kejauhan terdengar deru mesin mobil memasuki halaman rumah mewah itu. Sesampainya mobil sport yang dikendarai oleh Bara itu berhenti di halaman rumah. Lalu pria itu bergegas memasuki rumah dengan wajah gusar. Ada apa dengan Bara?
"Bi, Kiara sudah bangun?" tanya Bara sedikit khawatir.
"Barusan Non Kiara sudah bangun Tuan," jawab maid itu sopan.
Bara hanya ber-oh ria saja, lalu bergegas menaiki tangga dengan sedikit tergesa-gesa.
Tok tok tok!
"Kiara!" panggil Bara dengan menggedor pintu kamar Kiara.
Ceklek!
Tak butuh waktu lama, pintu kamar pun terbuka, terlihat seorang gadis cantik dengan raut wajah cemberut.
"Ada apa Tuan?" tanya Kiara menatap sang suami dengan tatapan sendu.
"Kamu kenapa?" Bara bukannya menjawab pertanyaan dari Kiara. Ia justru balik bertanya.
Kiara menghela napas lalu mengembuskan secara perlahan. Entah kenapa ia justru merasa kesepian di rumah mewah ini?
"Ara gak papa, kok," jawab Kiara menggeleng lemah.
"Kamu jangan bohong, Kiara!" sahut Bara tegas.
"Ara jawab jujur pun, Tuan gak akan peduli," ujar Kiara tersenyum miris.
"Aku akan peduli, memangnya kamu kenapa?" tanya Bara untuk memastikan lagi.
"Yakin?"
"Iya Kiara." Bara mengangguk cepat.
"Ara, mmm ... Ara bosan Tuan," ucap Kiara mengerucutkan bibir mungilnya.
Bara menaikkan satu alis tebalnya, lalu menggeleng pelan mendengar ucapan dari gadis kecilnya itu. Menggemaskan! Tapi pria itu gengsi untuk mengatakannya.
"Kalau Kiara bosan, biasanya ngapain?"
"Biasanya, Ara duduk bersantai di taman Tuan," jawab Kiara menatap Bara penuh harap.
"Ya sudah pergilah," sahut Bara dengan santai.
Seketika Kiara kembali mengerucutkan bibir mungilnya, mendengar ucapan dari Bara. Ia pikir Bara akan menemaninya ke taman.
Gadis cantik itu menghentakkan kakinya, lalu melangkah pergi dari tempat itu dengan perasaan kesal.
"Jangan ngambek. Ayo kita ke taman," ajak Bara menarik pergelangan tangan Kiara.
Ada sedikit lengkungan tipis di bibir mungil gadis cantik itu. "Ara gak ngambek kok," sahut Kiara menyamai langkah kakinya dengan langkah kaki Bara.
Mereka berdua pun pergi ke taman di dekat rumah. Yah, sekitar sepuluh menit sampai ke taman tersebut.
"Ayo!" ajak Kiara begitu antusias.
"Iya," jawab Bara singkat.
Kiara dan Bara berjalan beriringan menuju ke area taman. Lumayan banyak orang-orang di area taman, sampai pasutri itu bingung mencari tempat duduk yang kosong.
Setelah berkeliling mencari tempat duduk. Akhirnya, mereka berdua menemukan tempat duduk yang nyaman.
"Aku ke sana dulu," ucap Bara.
Kiara menoleh dan mengangguk. "Iya, Tuan. Jangan lama-lama."
Sembari menunggu Bara yang entah ke mana. Kiara duduk santai di bangku taman dengan senyuman yang mengembang. Akhirnya, Bara mau juga menemaninya ke taman.
Tak berapa lama, Bara datang dengan membawa satu cone es krim untuk Kiara.
"Nih, buat kamu." Bara menyodorkan es krim tersebut kehadapan gadis kecilnya.
Dengan senang hati Kiara menerima es krim dari Bara--sang suami.
"Terimakasih Tuan," ucap Kiara tersenyum.
Bara mengangguk, ada sedikit lengkungan tercetak di bibir pria itu saat melihat Kiara tersenyum.
"Iya Kiara."
"Tuan mau es krim ini?" tawar Kiara menyodorkan es krim tersebut kepada Bara.
Bara menggeleng.
"Pliss ... coba dikit aja," pinta Kiara dengan mimik wajah penuh harap.
Bara menghela napas, kemudian memakan sedikit es krim tersebut. Ini pertama kalinya Bara memakan es krim berdua bersama cewek. Ia juga tidak pernah melakukan ini bersama sang kekasih.
Tak terasa mereka berdua sudah menghabiskan waktu di taman itu. Matahari mulai terbenam sangat indah. Rasanya Kiara tak akan melupakan waktunya hari ini bersama sang suami di taman. Senja di sore hari ini menjadi momen keromantisan pasutri itu.
TBC ....
Jangan lupa voment yaww 🙂🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With CEO
ChickLitKiara tak menyangka di usianya yang masih sangat muda, telah dijodohkan dengan seorang CEO muda sukses. Sepertinya keegoisan dari sang ayah yang menginginkan putri bungsunya itu menikah dengan Bara Carel Adiwijaya, semata-mata hanya karena perusahaa...