21. Modus dan gombalnya mode on

1.9K 108 0
                                    

Happy reading 🥰

Sama seperti tadi malam, Bara terlihat begitu cuek dan dingin. Di pagi ini Bara sangat terburu-buru berangkat ke kantor. Sepertinya, Kiara sudah mulai terlupakan.

Selang beberapa menit Bara keluar dari rumah tersebut, barulah Kiara turun dari lantai satu menuju ke lantai satu. Para maid yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing setiap harinya. Tentunya, mereka semua bekerja dengan cepat dan rajin agar gaji mereka tidak dipotong oleh Bara.

Salah satu maid yang sedang melihat Kiara menuruni anak tangga dengan langkah gontai, merasa iba tiba-tiba saja Nona muda mereka terlihat begitu tidak bersemangat. Biasanya wajah Kiara begitu bersemangat saat berangkat ke sekolah.

"Nona Kiara kenapa, ya?" tanya maid sambil berbisik dengan maid yang lain.

"Gak tau sih, dari kemarin Tuan dan Nona saling diam," balas maid yang bernama Ina.

"Sudah-sudah jangan gibahin mereka. Dalam berumah tangga pasti ada saja ujian yang datang," sahut salah satu maid yang berusia lebih tua, untuk menengahi pembicaraan tersebut.

Mereka pun melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda gara-gara membicarakan majikannya. Kalau sampai ketahuan bisa-bisa mereka kehilangan pekerjaan, hanya karena ghibah.

"Non Kiara, gak sarapan dulu?" tanya maid itu tersenyum ramah seperti biasanya.

Kiara menggeleng, ia jadi tidak berselera untuk sarapan di pagi hari ini.

"Makan ya, non. Ntar sakit," pinta maid merasa iba dengan keadaan Kiara.

"Makasih, Bi. Tapi Ara gak lapar, makannya di sekolah aja nanti," jawab Kiara tersenyum.

Kalau sudah begitu, maid hanya mengangguk dan menuruti keinginan dari Kiara. Semoga saja Nona-nya baik-baik saja.

                                ...

Kiara berjalan menyusuri koridor sekolah dengan melangkahkan kakinya gontai. Pikirannya kembali mengingat kejadian di mana Bara bersikap cuek dan tak peduli padanya. Kiara mengembuskan napas lelah, kenapa diusia seperti ini harus menghadapi permasalahan dan percintaan orang dewasa?

"Ekhem ... Ara!" panggil Fadil berdehem pelan.

Kiara diam. Membuat Fadil heran, menatap wajah Kiara dari arah samping.

"Ara," tidak ada sahutan dari sang empu. Fadil tak mau menyerah begitu saja, ini untuk ketiga kalinya ia memanggil temannya itu.

"Ara, sayang!" panggil Fadil menoel pipi Kiara, membuat gadis itu menoleh ke arah samping yang sudah ada Fadil tersenyum simpul.

"Apa sih, manggil sayang segala!" ketus Kiara memanyunkan bibir mungilnya.

"Bibirnya jangan digituin, bikin gemas tau, gak!" balas Fadil merasa gemas dengan wajah imut Kiara.

"Suka-suka Ara," sebal Kiara.

"Kalau aku suka kamu aja deh. Biar gak ribet," sahut Fadil tertawa.

"Modus terus!" sarkas Kiara.

Bukannya marah, justru cowok itu terkekeh geli melihat ekspresi wajah Kiara sedang kesal. Kiara berekspresi seperti apapun tetap menggemaskan.

"Untuk sekarang, modus aja dulu-- eh," jawab Fadil meringis saat Kiara mencubit lengan kanannya.

"Fadil, ihkk!" sungut Kiara kesal.

"Apa? Pengen bukti, ya?" tanya Fadil menaik-turunkan alis tebalnya.

"Tau ah!" Kiara memalingkan wajahnya. Gadis itu mengulum senyum, Fadil selalu saja membuat perasaan hatinya menjadi lebih tenang.

"Sayang banget kalau makhluk seperti kamu gak dibawa ke KUA," ucap Fadil mulai menggoda Kiara.

Kiara mengernyitkan keningnya, bingung. "Kenapa?"

"Kita masih sekolah, Ara," jawab Fadil. "Tapi bisa kok, kita ke KUA hari Minggu. Kan kita libur," lanjut Fadil tertawa lepas.

Kiara beranjak dari tempat duduknya dan berkata. "Modus dan gombalnya mode on."

Fadil cekikikan dan segera berlari mengejar Kiara yang mulai menjauh. Meski, perasaannya belum dijawab oleh Kiara.

TBC ....
Mood booster banget punya pasangan seperti Fadil:v

Married With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang