30. Pengganggu

1.8K 100 0
                                    

                    Happy reading!

Bara menautkan jemarinya ke jemari Kiara dan membawa Kiara menaiki tangga menuju ke lantai dua, tepatnya di kamar Bara. Sesampainya di depan kamar, Bara tak lupa juga untuk membuka kunci pintu kamar.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka dan wangi mint menyeruak di indera penciuman Bara dan Kiara. Mereka berdua melangkahkan kaki menyusuri kamar yang luas tersebut. Bara tak menyangka kamarnya tak berubah sama sekali, setelah ia menikah.

Kiara mendudukkan bokongnya di sofa, matanya tak luput menatap setiap inci kamar Bara--sang suami.  Tiba-tiba pandangannya jatuh ke arah di mana ada album poto, ia merasa tertarik untuk melihat isi poto didalamnya.

Album poto itu sudah ada di tangan Kiara, perlahan ia membuka lembaran awal album poto itu. Tiba-tiba saja, poto album itu sudah diambil secara paksa oleh Bara.

"Berani-beraninya, kamu ambil album poto ini!" ucap Bara sedikit membentak dan menaruh kembali album poto itu di laci.

"Ma-maaf, Tuan, Ara gak sengaja nemuin album poto itu," sahut Kiara terbata-bata.

Seketika Bara memutar bola matanya, mendengar ucapan dari istri kecilnya yang selalu tidak sengaja, lalu meminta maaf tersebut. Kenapa sih, istri kecilnya ini sehari saja tidak membuatnya emosi. Bara bukannya tak mau untuk memberitahu apa yang ada didalam album poto itu. Hanya saja, belum saatnya Kiara tahu.

Kiara memainkan jari jemarinya agar menghilangkan rasa gugup. Jujur ia tak sengaja melihat album poto itu dan sedikit tertarik membukanya.

"Tuan nggak marah, 'kan? Ara tadi nggak sengaja, maaf ...." lirih Kiara merasa menyesal telah lancang mengambil album poto, tanpa izin terlebih dahulu.

Pria itu hanya bisa mengembuskan napasnya dan mengangguk. "Hmm ... it's okay."

Senyuman terbit di bibir mungil Kiara, setelah mendengarkan perkataan dari Bara. Tadinya ia takut saat Bara sedikit membentaknya.

Suasana di dalam kamar hening seketika. Keduanya sama-sama terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Maksud Bara membawanya ke dalam kamar, ini tujuannya apa? Pikir Kiara.

Kiara menghela napas dan berdiri dari tempat duduknya. "Tuan, kalau tidak ada yang diomongin lagi. Ara turun aja."

Bara tersadar dari lamunannya dan langsung menarik pergelangan tangan Kiara secara tiba-tiba, membuat Kiara terduduk di pangkuannya. Astaga, jantung Kiara berdetak tak karuan. Wajah tampan Bara sangat dekat, embusan napas hangat Bara menerpa wajah cantik Kiara.

Kejadian ini terjadi lagi, perlahan Bara mendekatkan wajahnya ke wajah Kiara. Pikiran Kiara berusaha untuk menolak tetapi, tidak dengan tubuhnya. Kiara membulatkan matanya, saat benda kenyal itu menempel di bibir mungilnya. Perlahan tapi pasti, Bara melumat lembut bibir istri kecilnya.

Terbawa suasana yang membuat keduanya semakin panas, Kiara juga membalas ciuman mesra itu dan mengalungkan kedua tangannya di leher sang suami.

Ceklek!

"Astaghfirullah ... Felia gak liat, ya!" pekik Felia histeris, melihat kedua sejoli itu sedang bermesraan. Ia yang masih di ambang pintu kamar bergegas menutup pintu kembali.

Bara dan Kiara menghentikan aktivitas ciumannya, ketika ada seseorang yang tiba-tiba datang ke kamarnya. Kiara tersenyum malu dan pipinya jadi merah merona. Jujur ia benar-benar malu, apalagi yang datang tadi adalah Felia-- adik iparnya. Berbeda dengan wajah Bara, ia berdecak kesal saat Felia si pengganggu itu datang menganggu aktivitasnya.

"Dasar pengganggu," gumam Bara pelan, tetapi masih didengar oleh Kiara.

TBC ....
See you di part selanjutnya:')

Married With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang