Setelah selesai acara pernikahan tadi. Kiara dan Bara untuk sementara waktu, tinggal di rumah mewah keluarga Adiwijaya. Sebelum mereka berdua pindah ke rumah baru yang sudah disiapkan oleh kedua orangtua Bara, sebagai tanda hadiah pernikahan mereka berdua.
"Kamar kamu di sini, ya, sama Bara juga," ucap Desika menunjukkan kamar untuk menantu dan putra sulungnya.
"Iya, Ma," jawab Kiara tersenyum kikuk, ia masih sedikit canggung sama Mama mertua, padahal Desika orangnya humble.
"Iya, Nak. Mama ke bawah dulu, jangan lupa nanti makan malam bersama," pesan Desika berlalu pergi menuju ke dapur.
Kiara mengangguk, kemudian masuk ke dalam kamar yang sudah ditunjukkan oleh Desika. Seraya membawa koper berisi beberapa helai pakaian yang ia punya.
Ceklek!
Pintu kamar terbuka lebar. Terlihat jelas dari dalam kamar warna abu-abu yang mendominasi kamar tersebut. Sungguh elegan! Kiara menatap takjub isi dalam kamar yang serba mewah itu. Lalu gadis berambut panjang itu berjalan sambil menarik kopernya.
"Huh, capek juga setelah seharian pakai high heels," keluh Kiara sembari melepas high heels yang dipakai.
"Ke mana sih, Tuan Bara?" gumam Kiara bertanya pada diri sendiri.
Usai pernikahan tadi selesai, gadis berambut panjang itu belum melihat batang hidung dari Bara-- sang suami.
'Memding mandi dulu,' monolog Kiara akhirnya.
Setelah selesai dengan ritual mandi, gadis cantik itu keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan pakaian santai. Baju lengan pendek dan celana sampai lutut.
Kiara berdiri tepat di depan cermin, terlihat pantulan dirinya yang sedang mengeringkan surai panjangnya menggunakan handuk kecil.
Ceklek!
Bara memasuki kamar itu dengan wajah kecapekan. Seketika pandangan pertama kali ia lihat adalah, Kiara yang sedang mengeringkan surai panjangnya. Walaupun pakaian yang dipakai Kiara terbilang cukup terbuka bagi Bara, sungguh membuat hasrat dari dalam Bara meronta-ronta. Entah dorongan dari mana, Bara berjalan mendekati istri kecilnya itu.
Kiara menghentikan aktivitas mengeringkan surai panjangnya. Gadis cantik itu merasa gugup saat Bara mendekat ke arahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Tu-tuan mau ngapain?" tanya Kiara terbata-bata.
"Terserah aku mau ngapain, itu bukan hak kamu!" balas Bara dengan tegas.
"Kamu pikir aku akan melakukan hal itu?" terka Bara bertanya kepada Kiara yang tengah gugup itu.
"E-enggak kok, Tuan," jawab Kiara mengatur napas agar tak gugup.
"Alasan. Gadis kecil seperti kamu itu ...." Bara menggantung ucapannya itu, membuat Kiara bingung sendiri. Apa maksud dari Bara itu?
"Mesum," lanjut Bara santai, seketika mendapat pukulan dari Kiara secara tiba-tiba.
"Enak aja!" sergah Kiara memanyunkan bibir mungilnya.
"Kamu berani pukul aku?"
"Maaf, Tuan. Habisnya Tuan tadi bilang Ara 'mesum'," ujar Kiara sedikit kesal, gara-gara suaminya itu menyebut dirinya gadis kecil 'mesum'.
"Emang," sahut Bara tak acuh.
"Emm ... yaudah, kalau gitu Ara turun ke bawah dulu. Tuan jangan lupa kata Mama tadi makan malam bersama." Kiara mengingatkan makan malam bersama kepada sang suami. Belum melangkahkan kakinya, tangan kirinya ditarik secara tiba-tiba dari Bara. Kiara mengerutkan keningnya, ia urung melangkahkan kaki.
"Gak mau turun ke bawahnya bareng?" tanya Bara menaikkan satu alis tebalnya.
Blush! Pipi Kiara terasa memanas dan sedikit mengeluarkan semburat merah merona. Gadis cantik itu tersipu malu.
_________
Bara dan Kiara menuruni anak tangga satu persatu, menuju ke dapur. Malam ini Bara hanya menggunakan pakaian lengan pendek berwarna abu-abu serta celana jeans pendek. Membuat penampilan Bara malam ini sangat tampan.
Pasutri itu duduk di kursi yang sudah tersedia.
"Mau makan apa, nanti Ara ambilkan?" tanya Kiara berinisiatif kepada sang suami.
"Apa aja yang tersedia di situ," jawab Bara tengah menatap istri kecilnya yang sedang mengambil nasi dan lauk pauk untuknya.
"Ini Tuan." Kiara menyodorkan sepiring nasi dan lauk pauk untuk suaminya.
"Hmm." Bara berdehem singkat, sebagai jawaban.
"Ekhem ... cie romantis, gak liat kalau ada orang lain di sini," ucap Desika menggoda sang menantu dan putra sulungnya.
"Biasalah, Ma. Kan pengantin baru," sahut Gionino yang ikut menggoda juga.
Kiara hanya tersipu malu, saat Mama dan Papa mertua menggoda ia dan Bara-- sang suami. Sedangkan Bara, ia hanya memasang wajah datar, ia tahu kalau sang Mama dan Papa suka menggodanya dan Kiara-- sang istri.
See u to the next part🙂🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With CEO
ChickLitKiara tak menyangka di usianya yang masih sangat muda, telah dijodohkan dengan seorang CEO muda sukses. Sepertinya keegoisan dari sang ayah yang menginginkan putri bungsunya itu menikah dengan Bara Carel Adiwijaya, semata-mata hanya karena perusahaa...