34. Fly kiss-nya buat siapa?

1.8K 85 2
                                    

               Lama banget gak update:(

Happy reading ya!

"Serius nih, lo gak ada hubungan apa-apa sama Kiara?" Alfi kembali bertanya.

"Woii ah! Malah melamun!" Kini giliran Dino yang mengejutkan sekaligus menyadarkan sang teman dari lamunannya.

"Berisik!" Fadil berdecak kesal, kedua temannya ini begitu kepo sama hubungannya dengan Kiara.

Fadil beranjak dari tempat duduknya, melenggang pergi dari dalam perpustakaan. Meninggalkan kedua temannya yang masih minta penjelasan darinya.

"Eh, kita ditinggalin kampret," ucap Dino menggeplak kepala Alfi dengan tidak berprikesahabatan.

"Sssh ... sakit raflesia!" sarkas Alfi mengusap kepalanya yang berdenyut akibat pukulan dari Dino.

"Woii, Dil! Gue minta penjelasan dari lo, soal tadi!" teriak Alfi dan menyusul sang teman yang berhenti diambang pintu perpustakaan.

Lagi, Fadil berdecak kesal dan menatap kedua temannya itu dengan wajah datarnya. Malu-maluin punya teman kaya gitu, dimana-mana selalu berisik.

"Kalo kalian bertiga masih berisik di sini. Mending keluar!" bentak seorang penjaga perpustakaan itu.

"Maaf, Bu." Alfi memohon maaf dan menangkup kedua tangannya di depan dada.

"Cantik-cantik tapi galak," timpal Dino menatap si penjaga perpustakaan itu dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Wanita penjaga perpustakaan yang bername tag Billa itu mendelik tajam ke arah Dino. Dino yang mendapat tatapan tajam, bersembunyi dibalik badan Alfi untuk menghindari tatapan menusuk itu.

"Dasar gak tau malu kalian," cibir Fadil datar.

Kedua temannya itu cengengesan. Dasar teman akhlakless.

"Habisnya lo gak ngasih penjelasan sama kita."

"Malas. Nanti aja gue ngasih penjelasannya sama kalian berdua."

Alfi dan Dino membeo mendengar ucapan dari temannya itu. Mereka berdua saling tatap, lalu menggelengkan kepalanya secara bersamaan.

Kiara berjalan melewati koridor sekolah dengan santai. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar beberapa menit yang lalu. Di koridor utama hanya ada sedikit siswa-siswi yang berlalu lalang.

"Eh, Neng cantik sendirian aja nih? Mau Abang anterin pulang gak nih?"

Kiara menoleh ke arah sumber suara tersebut. Mendapati ketika pemuda yang ada di belakangnya. Ya, ketiga pemuda itu adalah Fadil, Alfi dan Dino.

"Sshh ... sakit kampret! Kepala gue," Dino mengaduh kesakitan saat Alfi menoyor kepalanya dari belakang.

"Gombalan lo basi!" balas Alfi dengan kurang ajar.

Dino mendengkus kesal. "Suka-suka gue. Ya kan Ara?" lanjutnya menoel lengan Kiara.

Kiara dan Fadil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku dari temannya itu.

"Jadi ... Neng cantik ini mau pulang sama siapa? Gue cowok yang paling tampan di sekolah ini ...." Dino menjeda ucapannya, sambil memainkan jambul rambutnya.

"Atau Ara mau pulang sama cowok berprestasi seperti Fadil ... atau curut yang satu itu?" lanjut Dino menunjuk kedua temannya dengan memajukan bibirnya. Alfi yang dibilang curut  tidak terima dan menghunuskan tatapan permusuhan kepada Dino.

Alfi yang hendak membalas Dino, dengan sigap Fadil menahan pergelangan tangan temannya agar tidak terjadi keributan di koridor utama. Alfi mendengkus kesal dan membuang muka ke arah samping.

"Yaudah, biarin aja. Kita kan gak tau umur orang," ujar Fadil santai.

Kiara yang menyimak dan mendengarkan sedari tadi bergidik ngeri. Sedangkan Alfi, terkekeh kecil, untung ada Fadil kalau tidak ada pemuda itu pasti suasananya bakalan heboh.

"Nge-doain gue ya, lo?" Dino yang merasa diomongin langsung peka mode on.

Fadil mengendikkan bahunya tak acuh. "Mau pulang bareng siapa, Ra?" tanyanya tersenyum menatap wajah Kiara.

"Ara hari ini pulangnya dijemput sama supir pribadi," jawab Kiara terkekeh kecil.

"Yaahhh ...." Seketika Dino lemas mendengar jawaban dari Kiara. Berbeda hal dari Fadil dan Alfi yang biasa saja menanggapinya, tidak alay dan lebay seperti Dino.

"Soalnya hari ini, Ara maunya pulang pakai mobil!" ujar Kiara bersemangat.

"Bisa aja lo, Cil!" sahut Dino menyebut Kiara dengan sebutan 'Cil' alias bocil.

Kiara mendelik tajam ke arah Dino dan ingin melayangkan pukulan, tetapi langsung ditahan oleh Fadil.

Kiara mendengkus sebal dan melipat kedua tangannya di depan dada. Fadil menggelengkan kepalanya pelan, temannya yang satu itu suka sekali menjahili siapa saja yang ada didekatnya. Termasuk Kiara.

"Ya, masa aku yang cantik ini dibilang bocil!" Kiara mengadu pada Fadil, agar dibela oleh pemuda itu.

"Dasar tukang adu," desis Dino menatap Kiara sinis. Lagi, Kiara ingin melayangkan pukulan lagi kepada cowok itu.

"Udah, Ra. Orang gila kaya dia gak usah diladeni." Fadil melerai keributan itu, tanpa sengaja tangan pemuda itu mengacak rambut panjang Kiara dengan gemas.

"Hmm." Kiara mengangguk mengerti, lalu menjulurkan lidahnya ke arah Dino yang terlihat kesal.

Mereka berempat sudah sampai di depan gerbang sekolah, Kiara merasa memiliki tiga bodyguard gratis, karena mereka juga menemani Kiara untuk menunggu jemputan.

"Ara pulang dulu, ya. Bye!" pamit Kiara masuk ke dalam mobil dan melayangkan fly kiss kepada ketiga pemuda itu.

"Woii ... fly kiss-nya buat siapa nih?" tanya Dino yang mulai heboh.

"Buat kalian bertiga!" sahut Kiara berteriak dan tersenyum lebar, kemudian menutup jendela mobil.

"Yes!" seru Dino lompat-lompat histeris, membuat Fadil dan Alfi menggeleng kepala melihat kelakuan temannya itu yang super aneh.

"Stres!" Serempak Fadil dan Alfi secara bersamaan. Lalu, meninggalkan Dino yang heboh sendiri.

TBC ....
Next lagi?:)

Married With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang