Pagi yang begitu cerah dan suara dari kicauan burung yang bersahutan, mengawali pagi yang indah ini. Seorang gadis cantik sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ya, dia adalah Kiara Selena Wells. Kiara sedang menunggu seseorang di teras rumah. Sesekali ia melirik jam yang melingkar di tangan kirinya.
"Udah siap?" tanya Bayu yang baru saja keluar dari rumah, dengan gaya cool-nya.
Kiara mengangguk. "Siap, Kak."
"Yuk," ajak Bayu kepada Kiara, mereka berdua berjalan menuju ke garasi mobil.
Kiara dan Bayu sudah berada di dalam mobil. Mobil sport itu pun melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan yang sedang ramai tersebut. Lima belas menit diperjalanan, akhirnya mobil sport itu telah sampai di depan gerbang sekolah Kiara.
Bayu keluar dari mobil dan membukakan pintu buat Kiara. Kiara pun keluar setelah Bayu membukakan pintu mobil. Kiara berasa jadi memiliki bodyguard pribadi saja, tatkala dapat perlakuan manis dari Bayu.
Para siswa-siswi yang melihat Kiara dan Bayu, langsung berteriak histeris. Dan ada juga yang merasa iri dengan Kiara begitu dekat bersama cowok ganteng.
"Udah, masuk sana. Belajar yang rajin," titah Bayu mengelus pelan surai panjang milik Kiara.
"Iya, Kak. Siap!" sahut Kiara penuh semangat.
"Kakak pergi dulu, bye. Nanti pulangnya Kakak jemput. Oke?"
Kiara mengangguk sembari terkekeh kecil, mendengar ucapan dari Kakak tirinya. Ia baru tahu kalau Bayu orangnya cerewet.
Disisi lain ada seseorang yang sedari tadi melihat keakraban Kiara dan sang Kakak tiri. Pemuda tersebut mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Dia adalah, Fadil Arkasa. Dia tak suka melihat pemandangan itu. Apakah Fadil cemburu?
Kiara berjalan menyusuri koridor dengan senyuman mengembang di bibir mungilnya. Ada berbagai macam siswa-siswi memandang Kiara dengan tatapan kagum, iri dan ada juga tak suka. Tapi, semua itu tak dihiraukan oleh Kiara. Kiara menganggap itu semua hanyalah omongan biasa saja.
Jam pelajaran pertama sudah selesai. Seperti biasa bel istirahat berbunyi, para siswa-siswi berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Suasana di kantin sangat ramai dari para murid.
Kiara berjalan menuju ke kantin, ia juga sedang mencari temannya, Fadil. Gadis cantik itu celingak-celinguk mencari keberadaan Fadil di kantin. Setelah melihat ke kanan dan kiri, akhirnya orang yang dicari ada di tempat biasanya. Kemudian Kiara melangkahkan kakinya ke arah dimana Fadil berada.
"Kak Fadil," panggil Kiara duduk tepat di depan pemuda itu.
Fadil tak menjawab, ia hanya fokus pada makanannya dan mengaduk-aduk tanpa minat. Kiara bingung dengan sikap Fadil sekarang, yang sedikit berubah. Ada apakah dengan Fadil?
"Kak Fadil, kenapa?" tanya Kiara menumpukkan kedua tangannya diatas meja.
"Gak papa kok," jawab Fadil seadanya.
"Yakin? Kalau ada masalah atau apa, cerita aja sama Ara," ucap Kiara menatap Fadil dengan tatapan sendu.
"Aku gak papa kok, Ra," jawab Fadil tersenyum paksa, terpaksa berbohong akan perasaannya sendiri.
"Hmm ... iya deh." Kiara mengangguk percaya.
_________
"Untuk pelajaran hari ini. Sampai di sini dulu," ucap guru itu menutup jam pelajaran terakhir.
Guru pun keluar dari kelas. Para siswa-siswi yang ada di dalam kelas segera berlarian keluar kelas dengan sedikit berdesakan. Kiara bergegas menuju ke depan gerbang, menunggu Bayu yang akan menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With CEO
Genç Kız EdebiyatıKiara tak menyangka di usianya yang masih sangat muda, telah dijodohkan dengan seorang CEO muda sukses. Sepertinya keegoisan dari sang ayah yang menginginkan putri bungsunya itu menikah dengan Bara Carel Adiwijaya, semata-mata hanya karena perusahaa...