Prepare your heart:)
(。◕‿◕。)➜ Happy reading!Waktu menunjukkan pukul empat sore. Bara telah sampai di rumah, disambut hangat oleh para maid. Bara mendudukkan bokongnya di sofa, melonggarkan dasi yang melilit di lehernya. Tetapi, ia tidak melihat keberadaan Kiara.
"Bi, Kiara mana?" tanya Bara.
"Maaf, Tuan. Nona Kiara belum pulang," jawab maid itu pelan. Maid itu takut saat melihat wajah Bara berubah jadi menahan emosi.
"Hmm." Bara berdehem sebagai jawaban. Pelayan itu segera pergi menuju ke dapur lagi.
Bara mengambil handphonenya, lalu mencari kontak seseorang dan menelponnya.
Via telepon on.
"Halo, Kiara." Bara berucap setelah panggilan tersambung.
[...]
"Cepat pulang, sekarang!" sahut Bara tegas. Mematikan panggilan telepon dari sebrang sana secara sepihak.
Setelah beberapa menit deru mesin mobil terdengar memasuki halaman rumah mewah itu. Kiara keluar dari dalam mobil disusul oleh Bayu yang juga ikut keluar. Bara yang melihat kedatangan Kiara bersama Bayu menatap tajam.
Kedua cowok itu saling beradu dengan tatapan tajam. Kiara yang melihat Bara dan Bayu yang saling melempar tatapan tajam hanya menghela napas, kenapa kejadian ini terjadi lagi?
"Aku pulang dulu ya, Ara," pamit Bayu kepada Kiara. Gadis itu hanya mengangguk, ia tak ingin melihat kondisi seperti ini. Aura peperangan akan terjadi.
"Masuk!" titah Bara dingin, kepada istri kecilnya.
"I-iya, Tuan," balas Kiara gugup.
Sebelum Kiara masuk ke rumah, terlebih dahulu Bayu berkata. "Hati-hati, ya."
Lagi dan lagi Kiara mengangguk saja. Dan berlari kecil menuju ke dalam rumah. Bara masuk ke rumah setelah kepergian dari Bayu tersebut.
"Kiara!" panggil Bara dingin. Raut wajah dari Bara membuat Kiara menjadi ciut seketika.
"I-iya, Tuan," jawab Kiara menunduk takut.
Bara melangkahkan kakinya ke arah Kiara yang sedang menunduk takut. Pria itu mencengkeram erat kedua bahu Kiara, sontak membuat gadis cantik itu meringis kesakitan. Cengkeraman itu sangat kuat, mata Kiara mulai berembun, air matanya siap meluncur kapan saja.
"Bagus banget. Baru pulang sekolah jam segini, ternyata asyik berduaan!" Ucapan Bara sangat menusuk, pria itu tak mempedulikan bagaimana perasaan hati istri kecilnya itu.
"Ma-maaf," lirih Kiara, air mata mengalir di pipinya.
"Sudah aku bilang, gak boleh dekat sama cowok lain!" bentak Bara masih mencengkeram bahu Kiara.
Kiara bergeming dan menangis tersedu-sedu mendengar bentakan dari sang suami.
"Jawab, Kiara!" untuk kedua kalinya, Bara membentak istri kecilnya yang tak kunjung menjawab ucapannya itu.
Kiara mendongakkan kepalanya, menatap sendu wajah Bara yang sedang menahan emosi itu.
"Masih peduli sama Ara?"
Bukan jawaban yang keluar dari mulut Kiara, melainkan pertanyaan itulah yang tiba-tiba saja yang ingin ia ucapkan kepada sang suami.
Mendengar pertanyaan dari istri kecilnya, membuat Bara menyeringai. Lihatlah, istri kecilnya ini bukannya menjawab justru pertanyaan yang ia lontarkan kepada sang suami.
"Iya, pedulinya aku adalah melarang kamu dekat sama cowok lain!" jawab Bara santai, mulai egois terhadap Kiara.
Gadis itu mendengkus geli, apa kata suaminya itu, peduli? Peduli dari segi mana, ya? Yang ada egois saja!
"Sok peduli," sahut Kiara dengan sinis.
Bara yang mendengar ucapan dari Kiara menatap nyalang. Berani-beraninya istri kecil yang ada di hadapannya ini melawan ucapannya. Bara tak terima, ia segera mendorong kuat badan Kiara. Sehingga Kiara jatuh tersungkur ke lantai.
Setelah mendorong Kiara, tanpa menjawab ucapan dari istri kecilnya itu, ia bergegas masuk ke kamarnya. Tak peduli dengan tangisan miris dari Kiara. Intinya ia tak suka kalau Kiara dekat sama cowok lain, itu saja. Egois memang! Apakah Bara tidak berpikir kalau Kiara suatu saat nanti akan mengetahui hubungannya bersama sang kekasih?
TBC ....
Sedikit sisi lain dari Bara:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With CEO
ChickLitKiara tak menyangka di usianya yang masih sangat muda, telah dijodohkan dengan seorang CEO muda sukses. Sepertinya keegoisan dari sang ayah yang menginginkan putri bungsunya itu menikah dengan Bara Carel Adiwijaya, semata-mata hanya karena perusahaa...