45. Pertengkaran kecil

1.4K 75 0
                                    

Satu Minggu sudah Felia menginap di rumah mewah Kakak sulungnya dan kakak iparnya. Sebenarnya, gadis itu belum mau berpisah dari Kiara--sang kakak ipar. Karena besok sudah masuk ke sekolah lagi, jadi dia mau tak mau harus balik lagi ke Australia. Ya, Felia mengenyam pendidikan sekolahnya di Australia, bersama dengan kakak keduanya yaitu, Brian Adiwijaya. Jadi, kalau liburan sekolah mereka berdua akan balik lagi ke Indonesia.

"Hiks, ya ampun ... Felia belum mau berpisah dari, Kak Ara," lirihnya menatap sendu wajah Kiara.

Gadis cantik itu sedari tadi menangis terus, sampai matanya sembab. Kiara hanya bisa menenangkan sang adik ipar dengan cara memeluknya, mengusap punggung belakang dan mengajak Felia shopping di mall juga dia lakukan demi sang adik ipar. Tetapi, Felia tetaplah gadis yang bawel dan menyebalkan, setelah sampai di rumah ia masih saja menangis dan rela balik lagi ke Australia.

"Udah dong, Fel. Jangan nangis terus, matanya bengkak loh,"  ujar Kiara menasihati adik ipar.

"Huaa ... Kak Ara." Felia semakin menjadi-jadi dan hal itu membuat Bara mendengkus kesal, dasar menyebalkan!

Pasalnya, Felia bukannya merepotkan satu orang saja, tetapi ia juga merepotkan semua orang yang ada di dalam rumah mewah itu.

"Kamu besok berangkat pagi, biar gak ketinggalan sama pesawatnya," pesan Bara mengingatkan kembali adik kandungnya itu.

"Iya!" jawab Felia ketus sembari memutar bola matanya.

"Iya-iya, tapi nangis terus. Dasar cengeng!"

Kiara yang mendengar dan melihat perdebatan kecil antara kakak dan adik itu, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Disaat seperti ini keduanya sama-sama tidak mau mengalah.

Sembari menunggu Brian datang menjemput Felia, mereka bertiga sekarang lagi di ruang tamu. Felia sekarang sudah tak menangis lagi, hanya isakan yang keluar dari mulutnya. Wajar saja, Felia bersikap seperti itu, karena di keluarga Adiwijaya gadis cantik itu selalu dimanja. Tetapi, untuk urusan yang satu ini semua penghuni keluarga Adiwijaya akan mengatakan BIG NO! Kepadanya.

Setelah menunggu beberapa menit, orang yang ditunggu pun datang senyuman yang mengembang. Cowok itu memasuki rumah mewah itu dengan gaya cool-nya. Brian ini berbanding terbalik dengan sikap yang Bara miliki. Brian mempunyai sifat yang ceria, humoris, sedikit romantis dan ia akan cuek dengan cewek yang genit ke cowok lain.

"Heyoo ... semuanya!" sapaan seperti teriakan itu, membuat penghuni rumah menatapnya dengan tatapan yang berbagai ekspresi. Brian juga melepas kacamata hitam yang ia pakai.

"Kebiasaan banget. Ini rumah bukan hutan!" ujar Bara dengan ketus.

"Hehehe ... sorry," sahut Brian cengengesan.

"Idih, abis nangis lo?" sinis Brian memicingkan matanya kepada sang adik.

"Bodo amat!"

Brian mengendikkan bahunya tak acuh dan melangkahkan kakinya ke arah Kiara. "Eh, hai ... cantik banget sih hari ini," lanjutnya mulai menggoda Kiara.

"Makasih loh, pujiannya." Bukan Kiara yang menjawab, melainkan Felia-lah yang menjawab pujian dari sang kakak.

"Bukan buat lo, tapi buat Neng Kiara!" sahut Brian mendengkus kesal.

Kiara tak dapat lagi menahan tawanya, ketika melihat mereka saling bercanda.

"Makasih ya, Brian," ucap Kiara tersenyum manis kepada Brian.

"Iya, sama-sama cantik." Brian semakin menjadi-jadi, sembari merangkul pundak Kiara. Dan hal itu langsung ditepis oleh Bara dengan cepat dan Bara menatap tajam sang adik yang sudah berani merangkul Kiara--sang istri.

Married With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang