20. Cuek

2K 115 1
                                    

Kiara benar-benar bimbang akan perasaannya sendiri disaat Fadil mengungkapkan perasaannya itu. Perasaan Kiara terbagi menjadi dua, sebagian perasaannya untuk Bara dan sebagian lagi untuk Fadil.

Haruskah Kiara jujur kalau ia sudah menikah? Atau tetap menyembunyikan rahasia ini dari sang teman? Sehebat apapun menyembunyikan rahasia akan ketahuan juga suatu saat nanti.

"Nona Kiara," panggil salah satu bodyguard yang membuyarkan lamunan Kiara.

"Eh?" Seketika Kiara terkejut dan menoleh ke arah bodyguard yang sedang tersenyum menatapnya.

"Ada apa?" tanya Kiara.

"Apa Nona Kiara tidak capek, berada di dalam mobil?" sahut bodyguard itu.

Kiara menggeleng pelan dan tersenyum kikuk, ia jadi gugup sendiri. Kiara segera keluar dari dalam mobil sambil berlari kecil menuju ke dalam rumah.

Sesampainya di dalam kamarnya, tak lupa juga ia mengganti seragam sekolah dengan pakaian santai. Kiara duduk diatas kasur, pikirannya selalu saja mengingat kejadian dimana Fadil mengungkapkan perasaannya itu.

'Ya Tuhan ... harus gimana aku bilang sama Fadil? Kalau aku sudah menikah dan di satu sisi aku juga menaruh perasaan lebih kepadanya.' batin Kiara.

"Arrghh, pusing!" teriak Kiara frustasi, merasa pusing memikirkan hal itu sedari tadi.

Kiara menghempaskan tubuhnya di kasur yang empuk. Lalu tertidur agar pikirannya kembali tenang.

_______-

Sore hari telah berganti dengan malam yang terlihat indah dengan bulan dan bintang di langit. Suasana di dalam rumah terasa hening seperti tidak ada penghuni. Ya, karena Kiara dan Bara sibuk dengan aktivitasnya masing-masing di dalam kamar. Sejak sepulang dari jalan bersama sang kekasih, Bara terlihat begitu cuek kepada Kiara.

Kiara menghampiri Bara yang sudah ada di dapur, terlihat sekali pria itu tengah asyik dengan ponselnya. Sampai-sampai sang istri sudah ada di dekatnya tetapi seolah diabaikan begitu saja. Kiara menghela napasnya, jujur ia sangat tak suka cuekin seperti sekarang.

"Tuan!" seru Kiara menatap Bara dengan tatapan kesal.

Orang yang dipanggil mendongak sebentar, lalu pandangannya fokus ke ponselnya lagi. Segitu pentingnya ponsel, daripada Kiara--sang istri?

"Makan Kiara. Tidak usah menungguku," sahut Bara dengan santai, tanpa menatap wajah sang istri.

"Oh." Kiara hanya mengangguk saja. Setelah mendengar ucapan dari Bara. Ia cukup sadar diri, mengingat pernikahan mereka karena perjodohan.

Setelah selesai dengan makan malamnya, Kiara bergegas masuk ke dalam kamarnya lagi. Meski, dalam pikirannya bertanya-tanya kenapa Bara menjadi cuek seperti ini?

Bara yang menatap kepergian dari Kiara setelah usai makan tadi, hanya menatap datar saja. Ia tak mau terlalu menatap wajah Kiara cukup lama, sebab ia jadi teringat akan wajah seseorang. Nama belakang Kiara dan wajah wanita itu cukup mirip. Apakah ada hubungan keluarga? Pikir Bara.

Sebab selama Bara menerima perjodohan ini sampai mereka berdua menikah. Ia sama sekali belum tahu siapa ibu kandung Kiara, yang ia tahu bahwa sang ayah dan ibu kandung Kiara bercerai cukup lama.

TBC ....
Siapakah wanita itu?🤔

Married With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang