38. Menyebalkan!

1.5K 86 0
                                    

"Kak Bara, nanti Feli ikut Kakak ke kantor, ya," ucap Felia memecah keheningan.

Bara menghentikan aktivitas sarapan paginya, menatap sang adik bungsu dengan tatapan datarnya. "Gak bisa, di rumah aja."

Gadis cantik itu berdecak kesal. "Kak please ... ya."

"Feli janji deh gak akan ganggu waktu kerja Kak Bara," lanjutnya mengangkat kedua jari telunjuk dan jempolnya.

Bara menghela napas. "Janji ya, awas aja sampai melanggar janjinya sendiri."

Kiara hanya menyimak pembicaraan antara kedua kakak beradik itu. Seketika ia jadi teringat pada kakak kandungnya, Axel Mahendradatta Wells. Jujur ia rindu, ingin bertemu dengan ibu dan kakak kandungnya. Entah kapan, ia akan dipertemukan dengan keluarganya nanti. Semoga saja secepatnya.

Bara melirik ke arah Kiara yang sedang sibuk dengan pikiran sendiri. Lagi mikirin apa sih gadis kecilnya itu?

Felia yang melihat Kiara sedang melamun itu, mulai menendang kecil kaki Bara di bawah meja makan. Mendapat perlakuan seperti itu dari adik bungsunya, Bara mendelik tajam ke arah sang adik, membuat Felia memutar bola matanya. Dasar Kak Bar-bar tidak peka!

"Apa sih?" tanya Bara.

"Itu." Felia menggerakkan wajahnya ke samping, menunjuk kakak iparnya.

Bara mengembuskan napasnya secara gusar, lalu menoleh ke arah gadis kecilnya yang larut dalam lamunannya.

"Kiara," panggil Bara pelan.

Kiara tetap diam.

Bara menghela napas, sekali lagi ia memanggil Kiara. "Kiara Selena Wells."

"Eh, hadir ... Pak!" seru Kiara tersadar dari lamunannya itu.

Seketika Bara melototi Kiara dengan tajam. Beda hal dari wajah Felia yang menahan tawa mendengar ucapan dari Kiara tadi. Felia pikir, kakak iparnya ini pasti mengira ia sudah berada di kelas.

"Felia juga hadir, Pak!" sahut Felia tertawa.

"Astaghfirullah, maaf," ujar Kiara menggaruk tengkuknya.

Bara menggelengkan kepalanya, gadis kecilnya ini suka sekali melamun tidak jelas. "Kebiasaan."

"Kalo Kak Bara jadi gurunya sih, yang ada semua murid kabur," ujar Felia meledek sang kakak sulungnya.

"Okay, kamu gak usah ikut kakak ke kantor!" putus Bara menatap datar adik bungsunya itu.

"Eh, eh, eh ... ampun deh, Kak Bara yang ganteng. Feli tadi cuma bercanda aja, hehehe," sergah Felia berusaha membujuk agar Bara mengajaknya pergi ke kantor.

"Ajak aja Feli ke kantor, kasihan," sahut Kiara merasa bersalah.

Kalau sudah begini, Bara hanya berdehem dan mengangguk sebagai respon. Kedua gadis yang ada di hadapannya ini, begitu menyebalkan!

                               ...

Selama di perjalanan menuju ke sekolah untuk mengantarkan Kiara berangkat ke sekolahnya, hanya hening. Kedua sejoli yang ada di depannya itu sama sekali tidak mau membuka obrolan. Terlalu gengsi! Sedangkan Felia, sesekali gadis cantik itu bersenandung kecil, agar tidak bosan dengan suasana hening itu.

"Sepi banget dah, kek kuburan aja," ucap Felia menyindir kedua sejoli itu.

Sepertinya sindiran dari Felia belum ampuh untuk mengatasi keheningan di dalam mobil. Pantesan aja kalian berdua dijodohkan, sama-sama menyebalkan! Batin Felia.

"Berisik!" sahut Bara tanpa melirik ke belakang. Felia hanya memutar bola matanya, kakaknya ini selalu saja seperti itu.

"Biarin lah, daripada diam-diam terus!" jawab Felia dengan ketus.

Tak berapa lama, mobil sport itu sudah sampai di depan gerbang sekolah. Kiara melepaskan seatbelt-nya, sebelum itu ia tak lupa untuk berpamitan kepada sang suami dan adik iparnya.

"Makasih ya, kalau gitu Ara pamit masuk dulu," ucap Kiara tersenyum simpul.

Felia mengerutkan keningnya. "Masuk kemana?"

Kiara menatap wajah Felia dengan datar. "Ya masuk sekolah, masa masuk ke mall!"

"Kirain aja, 'kan?" Felia cengengesan dan menaik-turunkan kedua alisnya.

"Aneh!" komentar Bara yang ikut menyimak pembicaraan yang tidak jelas itu.

Kiara ikut terkekeh kecil. "Ya udah kalau gitu Ara pamit masuk ke kelas dulu, bye!"

Seketika Kiara memutar tubuhnya, menghadap ke belakang. "Eh, buat Felia hati-hati, ya. Ntar ada leo yangaj menerkam mangsanya," pesan Kiara sebelum benar-benar masuk ke sekolah.

"Siapa, Kak?" tanya Felia penasaran, tapi tak digubris oleh Kiara. Karena Kiara sudah terlebih dahulu memasuki halaman sekolah.

"Ekhem!" Bara berdehem membuat Felia menoleh ke arah kakak sulungnya itu. Felia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, jadi yang dimaksud Leo itu ... Kak Bara.

TBC ....

Married With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang