Happy reading!
Jangan lupa vote dan koment ya😁✨
Hari Senin adalah hari yang sungguh melelahkan bagi sebagian murid. Ya, pagi ini upacara bendera. Terik matahari membuat beberapa murid berkeringat dan ada juga yang pingsan. Kiara hanya diam menyimak pidato dari kepala sekolah tersebut. Sesekali ia mengelap keringat di keningnya.
Upacara bendera telah berakhir, para siswa-siswi mulai berhamburan dari barisan masing-masing. Termasuk Kiara dan Fadil mereka berdua berjalan beriringan menuju ke kelas.
"Capek, ya?" tanya Fadil memulai pembicaraan.
Kiara tersenyum. "Iya, lumayan sih."
"Yaudah, kamu tunggu di sini sebentar," ucap Fadil berlari kecil, entah dia mau ke mana.
Kiara mengangguk kemudian duduk menunggu Fadil.
Tak berapa lama, Fadil menyodorkan minuman mineral kepada Kiara. Kiara pun mengambil minuman mineral itu dari tangan Fadil. Ia benar-benar haus sekarang, apalagi tadi habis upacara bendera. Terik matahari membuat Kiara berkeringat dan tenggorokannya terasa kering.
"Makasih," ucap Kiara meneguk air mineral itu, hingga tersisa setengah dari botol itu.
Fadil terkekeh kecil melihat wajah capek Kiara. "Iya, sama-sama Ara."
"Mau?" Kiara menyodorkan minuman mineral yang ia minum tadi kepada Fadil.
Fadil menggeleng, ia juga sudah habis minum air mineral satu botol.
"Oh." Kiara ber-oh ria saja.
"Yaudah yuk kita ke kelas," ajak Fadil.
Kiara mengangguk, lalu berdiri dari tempat duduknya. Mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju ke kelas masing-masing. Disepanjang koridor para murid mulai ada yang berbisik-bisik saat melihat Kiara dekat dengan Fadil. Kiara merasa tak suka saat melihat para murid membicarakan tentang ia dekat dengan Fadil sang ketua OSIS.
"Belajar yang rajin, jangan mikirin aku terus," celetuk Fadil terkekeh kecil.
"Hahaha ... iya, Kak." Kiara ikut terkekeh.
Pelajaran pertama berjalan dengan lancar. Siswa-siswi menyimak penjelasan dari guru itu, begitu juga dengan Kiara.
"Sampai di sini dulu penjelasannya. Ada yang perlu bertanya atau ada yang tidak mengerti dari penjelasan tadi?" tanya guru itu menatap seluruh murid yang ada di kelas.
Para murid kompak menggeleng dan berucap 'tidak Pak' agar guru tersebut keluar dari kelas dengan cepat. Ck, dasar!
Jam istirahat berbunyi, menandakan pelajaran sudah selesai. Para murid keluar dari kelas mereka masing-masing ada yang berlarian dan ada pula yang berjalan bersama teman menuju ke kantin.
Fadil dengan cepat menuju ke depan kelas Kiara. Ia ingin ke kantin bersama sang teman.
"Eh? Ada Kak Fadil," ucap Kiara menatap heran temannya itu.
"Yuk ke kantin," ajak Fadil tanpa berbasa-basi lagi.
"Ada apa sih, tumben banget ngajak ke kantin bareng?" tanya Kiara.
"Yaelah, gitu aja dipermasalahin," sahut Fadil berdecak kesal.
Kiara terkekeh kecil melihat wajah Fadil yang berubah jadi kesal. Ia hanya bercanda saja.
"Hahaha ... ternyata Fadil bisa kesal juga," canda Kiara tertawa melihat wajah Fadil.
"Cantik banget sih. Kalau lagi ketawa," seketika Kiara menetralkan degupan jantungnya yang mulai bedisko ria.
"Ihkk ... Fadil gombal!" sergah Kiara memanyunkan bibirnya.
Kini giliran Fadil yang tertawa, karena ia sudah berhasil menjahili Kiara. Mereka berdua pun bergegas menuju ke kantin.
"Mau pesan apa?" tanya Fadil mulai beranjak dari tempat duduk untuk memesan makanan buat ia dan Kiara.
"Nasi goreng sama minumnya es jeruk," jawab Kiara tersenyum.
"Ok." Fadil berlalu pergi dari tempat duduk, menuju ke kerumunan banyaknya para murid yang sedang memesan makanan juga.
Setelah beberapa menit mengantri yang lumayan banyak dari para murid, Fadil membawa nampan berisi makanan dan minuman untuk mereka berdua.
"Nih makanan sama minumannya." Fadil menyodorkan nasi goreng beserta es jeruk kepada Kiara.
Kiara mengangguk. "Makasih."
"Hmm ... Ara, kemana aja sih kemarin?" tanya Fadil disela-sela makan.
Sang empu yang ditanya mendongak, menatap Fadil dengan wajah datar. Ia pun menghela napas, jujur ia bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya itu. Gadis itu bingung harus memulai pembicaraan dari yang mana?
"Ara gak kemana-mana kok," jawab Kiara tersenyum kikuk, berbohong untuk saat ini.
"Masa sih?" Fadil masih belum percaya dengan jawaban yang diberikan oleh Kiara. Menurutnya Kiara sedang menyembunyikan sesuatu dari dia, tapi entah itu apa?
"Iya serius. Ara gak kemana-mana kok, di rumah aja," ujar Kiara tersenyum, ia berusaha bersikap biasa saja agar tidak terlalu dicurigai oleh temannya itu.
Fadil mengangguk, walau ia masih belum percaya dengan ucapan dari gadis itu. Mungkin belum saatnya ia tau, apa yang disembunyikan oleh Kiara.
TBC ....
😁🙃✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With CEO
Chick-LitKiara tak menyangka di usianya yang masih sangat muda, telah dijodohkan dengan seorang CEO muda sukses. Sepertinya keegoisan dari sang ayah yang menginginkan putri bungsunya itu menikah dengan Bara Carel Adiwijaya, semata-mata hanya karena perusahaa...