18. Mine

821K 58.4K 19.8K
                                        

18. Mine

Altarel membuka matanya, ia memandangi gadis yang tengah ia peluk ini. Altarel mengusap lembut pipi Aeris.

"Ris..." lirihnya.

"Kamu udah sadar?? Enggak mabok lagi?" Aeris menyentuh hidung cowok itu.

"Aku brengsek, ya?" Altarel memejamkan matanya lagi, sepertinya kesadarannya sudah mulai kembali.

"Aku jahat sama kamu, ya sayang?" tanya nya lagi, ia mengusap lembut rambut gadis itu.

"Pukul aku aja, ga apa apa," Altarel mengambil tangan gadis itu lalu meletakkan di pipinya.

Bukannya memukul, Aeris malah mengusap lembut pipi Altarel, "Iya, kamu brengsek banget, kamu jahat banget," ujar Aeris.

"Maaf," lirihnya.

"Aku emang brengsek, gak tau diri, aku nyakitin-"

"Sssttt..." Aeris memeluk leher laki laki itu dan mengusap lembut kepala nya.

"Aku cemburu, sayang," lirihnya.

"Kamu pikir aku gak cemburu kamu nempel nempel Rachel?!" Aeris mendorong tubuh Altarel yang masih memeluknya, ia berdiri.

"Sayang, aku minta maaf," tangan Altarel yang masih sedikit bergetar akibat efek minuman, ia meraih tangan Aeris, dengan sedikit sempoyongan akibat sakit pada kepalanya, Altarel bangun dan memeluk Aeris.

Aeris tetap diam, perlakuan Altarel tadi siang kembali terputar di pikirannya. Aeris melerai pelukan mereka, "Tidur Rel," Aeris melepas pelukannya.

"Minta maaf," lirihnya lagi, ia mencoba memeluk gadis itu lagi walaupun Aeris terus menolak.

Aeris menarik tangan Altarel kesalah satu kamar di lantai satu, dengan susah payah Aeris menarik laki laki ini,ditambah Altarel yang masih setengah sadar membuat badannya semakin berat jika ditarik.

"Tidur, Rel," Aeris membalikkan badannya hendak pergi dari kamar ini, karena ia tak mau sekamar dulu dengan Altarel.

"Jangan pergi..." lirihnya.

Altarel mendekatkan badannya membuat Aeris refleks memundurkan badannya hingga posisinya mentok pada ranjang. Altarel semakin maju, tubuh Aeris kehilangan keseimbangannya hingga terjatuh di ranjang.

Altarel melepas ikat pinggangnya, ia membuangnya sembarangan, setelah itu, ia membuka satu persatu kancing baju seragamnya. Altarel membuang seragamnya hingga tergeletak di lantai.

Altarel menindih tubuh Aeris diatas ranjang. "R-rel? M-mau ngapain?" tanya Aeris takut.

Altarel mendekatkan wajahnya pada leher jenjang gadis ini, ia membuat satu tanda keunguan di leher gadis itu.

"R-rell..." lirih Aeris.

"Hmm??" Altarel menyelipkan rambut Aeris kebelakang telinga gadis itu.

"Kamu tau gak gimana sakitnya hati aku liat kamu dipeluk dicium gitu, hm?"

"Tau Rel, kamu udah bales kan? Aku tau rasanya," kata Aeris.

"Maafin aku sayang," Altarel menatap mata gadis itu.

"Jujur Rel, kamu masih sayang sama Rachel?" tanya Aeris.

Altarel menggeleng, ia menjatuhkan kepalanya pada leher gadis itu. "Enggak, sayangg," Bisiknya pada telinga gadis itu, suaranya berubah menjadi sedikit serak.

"Jangan bohong, Rel, kamu masih sayang dia," Aeris tersenyum meskipun perih menjalari hatinya.

Altarel mengangkat wajahnya, "Enggak, sayang, sumpah aku sayang kamu," balasnya lagi.

ALTAREL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang