47. Kambing Zean.
Sinar mentari memasuki ventilasi kamar mereka. Altarel meregangkan badannya yang terasa pegal. Ia melirik jam dinding, menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Altarel bangun dan kembali memakai boxer hitamnya yang tergeletak dibawah ranjang. Ia memunguti pakaian Aeris yang berantakan dilantai.
Altarel mendekati ranjang, ia mengelus surai perempuan yang masih menutup matanya itu. Ia mengecup kening perempuan itu lalu mengelus kepalanya dengann lembut. Altarel tak membangunkan Aeris karena ia tahu istrinya itu sangat kelelahan.
Laki laki itu berlalu keluar kamar, ia menuju kamar anak anaknya. Altarel membuka pintu kamar anaknya itu. Altarel tersenyum melihat kedua anaknya sudah bangun dan sangat anteng. Teya sedang berbaring miring tangannya bermain main di dinding sebelahnya, smeentara Zean, anak itu sedang terbengong dengan wajah ngebug sepertinya Zean baru saja bangun.
Altarel bersiul untuk menarik perhatian anaknya. Ketika mendengar suara itu, kedua anaknya menengok kearahnya. Zean tersenyum kearah Altarel, kedua anak anaknya itu mencoba bangun dari posisi tidur mereka.
"PAPAA!!" Panggil mereka bersamaan.
Altarel merentangkan tangannya untuk menyambut anak anaknya ke dalam pelukannya. Teya memeluk lehernya dari depan sementara Zean menggelayotinya tepat pada punggung Altarel.
"Papaa!" panggil Teya.
"Apa sayang?"
"Eya mimpi papa dimakan kambin na abang" Ucap Teya dengan polos dan cengiran diwajahnya.
"Buset" Kejut Altarel.
"Papaa?"
"Kenapa sayangg?" Altarel mengecup sekilas pucuk kepala gadis kecilnya itu.
"Eya mau bonekaaa, boneka yan becalll, ya pa?"
Altarel terkekeh, "Iya nanti papa beliin"
Altarel memutar badannya karena merasa kepala Zean menyender di punggungnya, setelah melihat sekilas, ternyata Zean tengah tertidur kedua kakinya ia luruskan ke depan samping sementara kepala nye menyender di punggung papanya.
Altarel terkekeh kecil, anaknya masih mengantuk ternyata. Ia membaringkan Teya kembali, ia memberi botol dot berwarna pink itu pada Teya, sehingga gadis kecil itu anteng.
"Sini bobo sama papa" Altarel menggendong tubuh Zean, ia mendudukkan Zean dipangkuannya, kepala Zean menyenderkan kepalanya di dada Altarel (pertemuan dada dan lengan/ketiak). Altarel menepuk nepuk punggung Zean lalu mengelus elus rambut putranya itu.
Ia memiringkan kepalanya menengok Zean yang masih tertidur dengan mulutnya yang terbuka. Altarel mencium pipi gembul Zean lalu terkekeh kecil. Entah, Altarel sangat gemas dengan anak anaknya.
Ia masih duduk dipinggiran ranjang sambil menepuk nepuk punggung Zean.
"Papa?" Teya melepas dotnya, ia merangkak menuruni kasur dengan perlahan.
"Mau kemana sayang?" Tanya Altarel meletakkan botol dot itu kembali diatas nakas.
"Eya auu calii mama" ucap Teya.
Altarel berdiri masih dengan menggendong Zean yang tertidur, ia mengawasi Teya yang berjalan melenggang sambil menyeret boneka Teletubbies yang Altarel belikan beberapa bulan lalu.
Altarel membukakan pintu kamarnya, Aeris masih tertidur diatas ranjangnya.
"Sttt Eya jangan ribut okay? Mama lagi bobo" peringat Altarel.
Teya mengangguk dengan polos, ia berlari kesisi ranjang tempat Aeris tidur. Teya memiringkan kepalanya entah apa yang bocah itu lakukan. Altarel menahan kegemarannya ketika menyadari Teya sedng memperhatikan Aeris yang tengah tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL [TERBIT]
General FictionSEGERA TERBIT📌 Zeen Teja Altarel. Salah satu kisah mengenai pemaksaan cinta alias perjodohan telah menyatukannya dengan seseorang hingga pernikahan mereka dihadiahi oleh kehadiran dua tuyul kecil sebagai pelengkap keluarga mereka.