49. Paud

294K 25.8K 10.1K
                                        


•••••

Altarel dengan wajah seriusnya tengah mengetik sesuatu di komputer diruang kerjanya. Ia memijat pelipisnya lalu beralih memilih milih berkas yang tertata rapi di suatu rak.

Altarel yang tengah sibuk dan serius dalam mengerjakan pekerjaannya, tak sadar jika Teya berjalan masuk ke ruangannya dengan menggigiti botol dot. Anak kecil itu menarik kursi yang ada tepat didepan meja Altarel.

"ANJING!" teriak Altarel, lalu memejamkan matanya.

"Papa?" panggil Teya.

Altarel menengok kebawah, ia merasa lega ketika menemukan Teya tengah duduk dibawah dan memainkan kursi.

Altarel tersenyum gemas melihat Teya mendongakkan kepalanya mencoba mengedot susu dari botol dot berwarna pink miliknya itu. Altarel mengangkat tubuh Teya lalu mengangkatnya tinggi. Meskipun sudah berumur 5 tahun, tubuh Teya masih terlihat kecil dan masih saja menempel dengan papanya.

"Ngapain duduk disana cantik hm?" tanya Altarel pada anak nya itu.

"Mau cama papaa," balas anak manis itu.

Altarel mencium pipi gembul anaknya, ia membaringkan kepala gadis kecil itu di dadanya dan menepuk nepuk punggung Teya. "Sama mama ya?" tanya nya.

Gadis kecil itu menggeleng. Ia memegangi dotnya dan mengedit susunya dengan semangat.

"Papa lagi kerja, sayang, sama mama ya?"

Teya mengangkat kepalanya, ia menunjukkan wajah marah kepada Altarel. Altarel tertawa melihat putrinya yang tiba tiba galak.

"Aargghhh!!!" teriak Teya dengan suara bayi khasnya.

"Ehh gak boleh teriak teriak, udah malem," Altarel tertawa, ia kembali duduk di kursi kerjanya.

Altarel mendudukkan Teya dipangkuannya, gadis itu otomatis memeluk tubuh papanya. Altarel kembali dengan kegiatan awalnya mengetikkan sesuatu pada layar komputer miliknya.

"Habis Paa.." Teya memperlihatkan botol dotnya yang sudah kosong.

"Pinter banget ngedotnyaa, bobo sekarang," Altarel menepuk nepuk punggu Teya, gadis itu mendusel duselkan kepalanya pada dada Altarel.

Altarel mencium cium pucuk kepala Teya, ia mengusap lembut punggung anaknya itu.

"Mirip banget sama Aeris..." gumamnya kecil.

Tak lama setelah itu, seorang perempuan dengan memakai baju tidur rok pendek dengan rambut panjang sepunggung yang digerai, ia menghampiri Altarel.

"Udah tidur?" tanya Aeris, perempuan itu mengusap lembut bahu Altarel dari arah belakang.

"Nih," Altarel memperlihatkan Teya yang sudah tidur dipelukannya.

"Ngerengek terus tuh tadi minta sama kamu," kata Aeris.

Altarel bangkit dari kursinya, ia menimang nimang Teya sebentar. Aeris mengambil Teya dari gendongan Altarel, ketika Aeris memeluknya, tiba tiba gadis kecil itu menangis kecil.

"Gak bisa dikibulin anak kamu Rel," kata Aeris kembali memberikan Teya pada Altarel.

Altarel tertawa, ia mencium pipi anaknya itu lalu kembali menimangnya.

"Ssstt....bobo lagi, ini papa, sayang," bisik Altarel pada Teya.

"Besok aja deh lanjutin, save in itu, yang," ujar Altarel menunujuk komputer dengan dagu nya.

Aeris mengutak atik komputer itu untuk mengsave pekerjaan Altarel lalu mematikan komputer itu. Aeris mematikan lampu ruangan kerja Altarel yang terletak di kamar pojok lantai dua.

ALTAREL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang