32. Villa.
Altarel meregangkan badannya, setelah mengemudi sekitar 40 menit untuk menuju Villa yang ia booking. Udara disini sangat segar, fasilitas nya juga elite. Altarel memarkirkan mobilnya didepan villa.
Ia membuka bagasi belakang untuk menurunkan koper kopernya. Altarel menghampiri post office yang berada didekat villa. Setelah semua urusannya selesai ia kembali kedekat mobil, membantu Aeris membereskan barang barang mereka.
Langkah kaki keduanya mulai masuk menuju kedalam Villa bernuansa putih itu dengan dituntun oleh salah satu pegawai disana.
Petugas itu menunjukkan seluruh tempat yang terdapat di villa yang cukup luas itu. Mereka berakhir di kamar mereka, Aeris merebahkan dirinya diatas kasur, sementara Altarel mengangkat koper koper mereka dan menaruhnya diatas meja.
"Jam berapa?" Tanya Aeris.
"Jam 11, kamu ngantuk? Bobo aja" Altarel melepas tas yang bertengger di dadanya lalu menaruhnya disebalah koper mereka.
Altarel menyalakan AC, juga tv yang sudah tersedia disana. Laki laki itu membuka gorden kamar, melalui pembatas kaca, terlihat kolam renang disisi sebelah. Mata Aeris berbinar.
"Aku mau renang" Aeris langsung bangun dari tidurnya.
"Nantikan, masih panas, nanti kamu gosong" Peringat Altarel.
Aeris mengerucutkan bibirnya, "Mending bobo sama aku" Altarel melepas bajunya dengan satu tarikan, ia memeluk Aeris, Aeris terhuyung jatuh di ranjang masih dalam pelukan suaminya.
Aeris memeluk badan Altarel, ia menempelkan wajahnya pada dada polos Altarel. Altarel sangat gemas dengan pipi Aeris, sangat nantang untuk dicium. Altarel meraih pipi perempuannya, ia mencium lama pipi Aeris. Perempuan itu meronta ronta meminta dilepaskan.
"Ih! Udah aku suruh cukur kumisnya!"
"Sakit tau!" Omel Aeris.
Altarel terkekeh pelan, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Aeris, sementara tangannya mengelus elus perut Aeris.
"Nama depan anak anak ngikut nama kamu kan?" Tanya Aeris.
Altarel berdehem, "Mau kasih nama apa ya?" Aeris berpikir.
"Aku udah pikirin nama"
"Kapan kamu mikirin?" Tanya Aeris.
"Kemarin waktu nabung di wc" Altarel tertawa.
"Idihh, coba kasi tau aku" Aeris mendekatkan wajahnya.
Cup....
Altarel malah mencium bibirnya. "Ihh kasi tau! Bukan cium!" Omel Aeris.
"Nanti aku kasi tau, aku ngantuk" Altarel membenamkan kepalanya pada dada Aeris.
"Sana tidur yang bener" Aeris mengelus surai rambut laki laki itu.
"Buat apa bantal kalo ada dada kamu" Altarel tertawa, Aeris geleng geleng kepala, ia mengusap usap punggung tegap Altarel.
..🐊..
Altarel meletakkan senampan makanan yang disediakan di villa itu. Altarel merangkak keatas ranjang, jam pada ponselnya menunjukkan pukul 2 sore. Altarel mengguncangkan badan Aeris.
"Sayangg, bangun yukk"
Aeris merengek, ia menendang nendang selimut yang melilit badannya. Tanda ngambek karena mengganggu tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL [TERBIT]
General FictionSEGERA TERBIT📌 Zeen Teja Altarel. Salah satu kisah mengenai pemaksaan cinta alias perjodohan telah menyatukannya dengan seseorang hingga pernikahan mereka dihadiahi oleh kehadiran dua tuyul kecil sebagai pelengkap keluarga mereka.