22. Pregnant
3 hari berlalu......
Aeris bergerak gelisah diatas ranjang, sesekali bibir mungilnya meringis. Tangannya meremas perutnya yang terasa sangat sakit.Perempuan itu membuka matanya, ia melirik jam dinding ternyata menunjukkan pukul 1 pagi dini hari.
"Rel...." Aeris menarik narik celana panjang abu Altarel.
"Hhmm??" Altarel menggeliat meregangkan badannya.
"Rell...sakitt" ringis Aeris sambil menjambak rambut Altarel.
"Kenapa kenapa??" Altarel langsung terbangun, ia mengelus wajah Aeris, satu tangannya memegangi perut Aeris.
"Sakittt..." Aeris menitikkan air matanya.
Altarel panik, ia kalang kabut mencari baju dan kunci mobil.Ia mengambil baju yang ditata rapi di lemari pakaiannya dengan sembarangan.
"Tahann sayang, kamu salah makan??" Altarel menggendong Aeris dan berjalan cepat menuju mobil.
Aeris menggeleng lemah dalam dekapan Altarel. Aeris duduk di kursi depan, sebelah Altarel, tangannya terus terusan menarik baju Altarel.
"Relll...sakittt" tangisnya semakin keras.
Altarel segera menggas mobilnya lebih cepat, jalanan sepi jadi ia bisa lebih leluasa mengebut. Ia melajukan mobilnya bagai kilat, ia memutar setirnya menuju rumah sakit terdekat.
Tak lebih dari 10 menit, mereka sampai di rumah sakit itu. Altarel menggendong Aeris menuju UGD. Aeris langsung mendapat penanganan, Altarel didorong keluar saat hendak menerobos masuk.
"GIMANA SIH?!!" Teriak nya pada suster yang memdorong badannya.
"Maaf, mas, silahkan tunggu diluar, pasien akan diperiksa dokter" ucap suster itu dengan sopan.
"ISTRI SAYA LAGI KESAKITAN, SAYA HARUS DISANA SUSTER!!"
"Maaf mas bisa tunggu diluar sebentar, secepatnys akan dikabari oleh dokter" Suster itu menutup pintu.
Altarel menyugar rambutnya, berbagai pemikiran aneh aneh mulai merasuki pikirannya, apakah Aeris sakit?? Altarel tidak bisa duduk tenang, ia mondar mandir sesekali mengintip, namun nihil, tidak terlihat.
Altarel mengabari orang tuanya dan orang tua Aeris. Namun, tak ada satupun yang menjawab teleponnya, mungkin karena sudah tidur. Altarel masih saja mondar mandir sesekali ia berdecak karena pemeriksaan terasa begitu lama.
"Lama banget sih?!!" Gumamnya frustasi.
Ceklek....
Pintu itu terbuka, menampakkan suster yang tadi mengusir Altarel. Ia membukakan pintu dan mempersilahkan Altarel untuk masuk ke dalam ruangan pemeriksaan.
"Mas, silahkan masuk" Suster itu mempersilahkan Altarel masuk.
Altarel segera masuk ke dalam sana, disana terlihat Aeris terbaring di tempat pemeriksaan. Altarel menghampiri Aeris yang sedang mengusap air matanya.
"Sayang, kamu kenapa?" Altarel memegang tangan perempuan itu.
Aeris memeluk Altarel dengan erat, membuat Altarel semakin takut dan bimbang. "Jangan bikin aku takut, kamu kenapa?"
"Dokter, istri saya kenapa? Tadi perutnya sakit" Tanya Altarel pada dokter yang kini mengambil posisi disebelahnya.
"Istri anda dan anak dalam kandungannya tidak apa apa, tadi hanya terjadi kontraksi pada perutnya, wajar terjadi" Ujar dokter.
"H-hah"
"Istri anda sering merasa mual, pusing, dan keadaan mood yang naik turun, istri anda mengatakan kalian pengantin baru dan sudah melakukan hubungan, jadi saya putuskan untuk melakukan tes, dan hasilnya positif, selamat" dokter itu menepuk nepuk bahu Altarel.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL [TERBIT]
General FictionSEGERA TERBIT📌 Zeen Teja Altarel. Salah satu kisah mengenai pemaksaan cinta alias perjodohan telah menyatukannya dengan seseorang hingga pernikahan mereka dihadiahi oleh kehadiran dua tuyul kecil sebagai pelengkap keluarga mereka.