24. Event

598K 51.3K 19.8K
                                    

23. Event

Altarel barusan selesai membersihkan dirinya dan sudah siap berangkat menuju sekolah. Altarel menimang nimang ponselnya, ia berdiri di pinggiran ranjang. Laki laki itu memandangi Aeris yang tengah tertidur pulas di ranjang lalu kembali memandangi ponselnya. Seseorang menghubunginya untuk segera datang kesekolah karena tim keamanan akan melaksanakan breefing.

Altarel mengusap dahi Aeris sebentar, ia merapikan rambut perempuan itu yang menutupi wajahnya. Altarel menanarik selimut lalu menarikkan selimut sebatas dada perempuan itu. Altarel mengambil satu bajunya lalu menyemprotkan sedikit parfumnya. Ia meletakkan bajunya itu disebelah Aeris.

Baru saja ia meletakkan bajunya itu disebelah Aeris, perempuan itu langsung menyerusukkan badannya dan mendekati bajunya itu. Altarel menepuk nepuk pantat Aeris karena Aeris masih mendusel duselkan hidungnya pada baju Altarel.

Setelah Aeris sudah kembali tertidur pulas, Altarel mengecup kening perempuan itu sebelum meninggalkannya. Altarel menutup pintu dengan pelan, ia menuruni tangga dab akhirnya pergi meninggalkan rumah menuju sekolah.

*****

"Huwaaaaa Altarelll" Teriak Aeris sambil menangis karena selepas ia bangun tidur, Altarel sudah tidak ada dirumah.

Ketika ia terbangun, Aeris mencium wangi Altarel didekatnya, namun ketika ia membuka matanya, kamarnya sepi, hanya ada baju kaos hitam milik suaminya itu yang menemaninya tidur.

Aeris membuka ponselnya, ia memperhatikan pesan terbaru dari Altarel.

Sumber duit❤️

Altarel

|Aku kesekolah duluan
tadi ditelpon disuruh kumpul
|Nanti kamu kesininya agak malem, aku udah suruh temen temen kamu buat jemput kamu
|Jangan nangis aku tinggal
|Kalo udah bangun Bobonya telp aku ya?

Aeris memencet nomor Altarel, dua kali ia menelepon tidak ada jawaban, membuat Aeris semakin menangis dengan kancang, gimana ya? Altarel ibarat candunya, sebangun tidurnya ia harus melihat, mendengar, bahkan harus dicium dulu, jadi jangan salah jika Aeris menangis jika ditinggal begitu saja. Apalagi pada saat kehamilannya yang membuat moodnya naik turun.

Aeris mencoba menghubungi ketiga kalinya, telepon itu tersambung. Aeris mendengar suara Altarel diseberang sana.

"Halo? Udah ban-"

"Aaaaaa huwaaaaa Altarelll" rengeknya.

Altarel menjauhkan ponselnya akibat mendengar teriakan Aeris.

"Iya sayangg? Jangan nangis, nanti kesini, jam 6 dijemput sama temen temen kamu"

"Ishhh!!! Ditinggalin terus!!" Aeris mengusap air matanya.

"Maaf tadi aku ditelpon disuruh kumpul"
"Mandi sana, satu jam lagi temen temen kamu dateng"

"Hmm"

"Nanti kesini, aku tungguin disini"

"Iya"

"Udah yaa? Matiin teleponnya sayang"

"Cium dulu"

"Muachh, i love you"

"I love me too!" Aeris mengakhiri panggilan ponselnya.

Aeris mengelap airmatanya "Cengeng banget sih?!" Gumamnya memarahi dirinya sendiri.

Aeris berjalan dengan gontai menuruni ranjang. Aeris mengusap perutnya yang sedikit buncit. "Laperr" gumamnya.

ALTAREL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang