13. Ngamuk
Aeris mengusap dahi Altarel untuk membangunkan laki laki itu. Altarel menggeliat, haru ini ia bangun sedikit terlambat mungkin karena terlalu lelah kemarin. Laki laki kebiasaan Altarel berlaku, tidak memakai baju bangun bangun bajunya sudah tergeletak di lantai.
"Bangun udah siang, sekolah," Aeris menarik narik tangan laki laki itu.
Dengan malas, Altarel bangun dari tidur nyamannya. Ia meringis merasakan sudut bibirnya yang masih saja sakit apalagi jika baru bangun tidur.
"Aaaaa sakitt," rengeknya.
Aeris mengusap luka Altarel dengan lembut, "Nanti aja sembuh, makannya jangan berantem kalo udah tau sakit!" omelnya.
Sialan. Malah kena marah, Altarel menyesal telah merengek tadi. Altarel mengendus tubuh Aeris, gadis itu sudah wangi dengan seragam sekolahnya dengan pinggiran rambutnya masih basah, artinya ia baru saja selesai mandi.
"Mandi cepet," suruh Aeris.
Dengan malas Altarel bangkit dari posisi nyamannya dan berjalan gontai ke kamar mandi. Selang beberapa menit, Altarel dengan keadaan yang lebih segar, ia menuruni tangga untuk menemui Aeris yang sedang makan di dapur.
"Aku nggak makan, disekolah aja nanti," kata Altarel sambil menyisir rambutnya dengan tangan. Aeris mengangguki pernyataan Altarel, ia meminum air lalu menyambar tasnya.
Saat melewati Altarel, Aeris sengaja berhenti dan mengendus laki laki itu. Wangi sekali. Dengan sengaja dan entah dorongan darimana, Aeris mencium dada bagian atas Altarel (dekat kerah seragam). Aeris tersenyum lalu ngacir pergi mendahului Altarel.
"Eh berani gitu ya sekarang," Altarel tersenyum smirk.
"Kamu wangi hihiiii," kata Aeris memunculkan kepalanya dari pintu luar.
*****
Altarel mengetuk ngetukkan stir mobil nya menunggu lampu merah yang baru saja menyambut kedatangannya di perempatan ini. Altarel bersenandung kecil menyanyikan lagu yang berputar diotaknya.
Drttt....drtt....
Ponsel Altarel bergetar, ia merogoh saku celananya untuk mengambil benda pipih itu, di layarnya menampilkan satu nama di ponselnya. 'Rifki'
"Halo, kenapa Ki?"
"Kak Altarel!"
Altarel melirik kembali ponselnya, sepertinya ia tidak salah, ini nomor Rifki, kenapa suaranya seperti ia kenal.
"Halo?"
"Kak, aku Rachel, kak bisa jemput aku gak? Motor aku mati dijalan, bensin nya habis hehe"
"Ga guna!" Gumam Altarel pelan.
"Plis kak, jemput aku, aku takut telat, bang Gema gak bisa di telpon"
"Ini lo berarti lagi sama Rifki kan? Kenapa gak sama dia aja?!"
"Kak Rifki lagi sama kak Ayunda, masak aku duduk di sepion? Ini untung ketemu dijalan"
"Ck! Nyusahin lo!"
"Suruh yang lain aja!""Plisss kak,,udah mepet banget, aku takut telat"
"Ck! Iya! Puas lo?! Posisi dimana?!"
"Di jalan merpati, deket toko kue"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL [TERBIT]
General FictionSEGERA TERBIT📌 Zeen Teja Altarel. Salah satu kisah mengenai pemaksaan cinta alias perjodohan telah menyatukannya dengan seseorang hingga pernikahan mereka dihadiahi oleh kehadiran dua tuyul kecil sebagai pelengkap keluarga mereka.