27. Ngidam

578K 47.9K 21.9K
                                        

27. Ngidam.

"Janinnya kembar,"

Siang ini Altarel menemani Aeris untuk cek kandungan rutin. Pernyataan dari Dokter Rani yang merupakan dokter kandungan yang merawat Aeris itu membuat Altarel langsung terbangun dari duduknya. Altarel menganga sambil mendekati layar monitor yang menampakkan anaknya.

"Hah?!! Gimana dok?!" tanya Altarel tak percaya.

"Rel....anak kita ada 2????!" Aeris mengelap air mata bahagianya tak menyangka jika janin didalam perutnya adakah kembar.

"Baru terlihat sekarang, usia kandungannya sudah menginjak umur 4 bulan jalan, janinnya kembar," lanjut Dokter Rani.

Altarel memeluk erat Aeris yang tengah berbaring ranjang pemeriksaan. Aeris memegangi lengan Altarel yang melilit lehernya. Aeris mengambil kesempatan untuk mengecup pelipis laki laki itu.

"Aaaaa aku punya 2 bayii," gumam Altarel di telinga Aeris.

"Iyaaa kita punya 2 bayi," Aeris mengusap lembut rambut belakang laki laki itu.

Altarel melepas pelukannya ketika Dokter Rani sudah berdeham deham sedari tadi. Altarel mendekati dokter Rani lalu menanyakan sesuatu.

"Dok? Kehamilan bisa mempengaruhi kejiwaan ya?"

Dokter Rani tertawa ketika mendengar pertanyaan Altarel. Apakah maksudnya Aeris gila?

"Kerja otak maksudnya," koreksi Altarel.

"Ada masalah apa?" tanya Dokter Rani.

"Enggak, itu, Aeris kok jadi agak bodoh ehh maksudnya manja, polos, ngeselin, cengeng, mintanya aneh aneh terus," jelas Altarel.

Dokter Rani tertawa, ia mengusap hidungnya lalu menjelaskan, "Itu pengaruh hormon kehamilan, kalo biasanya orang bilangnya ngidam, itu keinginan bayi, tidak jarang ada yang lebih parah dan reaksinya berbeda beda disetiap orang."

"Ada yang jadi males pengennya tiduran terus, ada yang pecicilan-"

"Nah ini dia! Aeris jadi gak bisa diem, pernah ngedubrak tuh dilemari," adu Altarel.

"Apaan sih?! Itu kan karena tangan aku salah mijak, Rel!" kata Aeris membela diri.

"Gimana dengan seblak kodok, sate kudanil, mangga rasa nanas, aku kamu suruh ngesot, kamu nangis tengah malem katanya cuma karena kepengen aja?! kamu goyang ngebor depan tv?" tanya Altarel ngerap.

"Yaaa itu kan maunya anak kamu! Liat nih dokter! Altarel bisanya buat doang! Giliran udah jadi dianya marah marah mulu," adu Aeris pada Dokter Rani yang tak kuasa menahan tawanya akibat ulah pasangan muda ini.

"Lah???!" Altarel cengo ditempat, kenapa pula ia disalahkan disini?

"Lain kali kalo membahayakan, jangan terlalu dituruti ya Aeris, suami juga harus lebih banyak mengawasi, karena kalo ngidam itu bener bener kepengen banget dan harus dapat," jelas dokter Rani.

Altarel mengangguk, mereka keluar dari ruangan setelah Altarel menerima resep vitamin yang harus ia tebus di apotek.

*****

Hari ini Altarel tidak kembali lagi kekantor setelah mengantarkan Aeris cek kandungan rutin. Ia menemani Aeris dirumah karena tak ada jadwal pekerjaan juga hari ini di perusahaan.

Waktu menunjukkan pukul 2 siang, Altarel duduk santai disofa sambil menggigit apel merah yang baru saja ia ambil dari kulkas. Aeris berjalan kearahnya dengan langkah gontai. Ia menjatuhkan dirinya untuk duduk disebelah Altarel yang tengah tertawa tawa menonton film horror.

ALTAREL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang