Eternal Love -4

931 160 24
                                    

Inggrid's POV

Gue udah memikirkan secara matang, dan menurut gue hari inilah saatnya untuk gue mengakhiri semuanya, mengakhiri kepura-puraan ini dan membawa Yixing kembali ke dunia nyatanya.

Kenzo sama Kenzi udah gue titipin ke Baekhyun untuk dibawa ke rumah orangtua Yixing untuk diungsikan sementara waktu karena kita gak akan tau reaksi Yixing nanti kaya apa.

"Tumben kamu ngajak jalan?" Tanya Yixing ke gue yang lagi nyetir.

Awalnya emang Yixing menolak untuk pergi karena dia takut gue sakit lagi, karena dimatanya gue emang mendiang istrinya yang sering sakit akhir-akhir ini. Dan dia juga gak ngijinin gue untuk menyetir, tapi gue tetap memaksa hingga akhirnya dibolehkan sama dia.

"Aku mau nunjukin sesuatu sama kamu," jawab gue.

"Apa? Kamu gak biasanya ngasih kejutan segala." Kata Yixing terdengar heran.

"Kamu akan tau kalau kita udah sampai," jawab gue.

Mobil kami pun akhirnya memasuki tempat tujuannya.

"Kita ... ngapain ke pemakaman?" Tanya Yixing.

"Ada seseorang yang harus aku temuin di sini." Kata gue.

Gue bisa ngeliat Yixing mulai bergerak gelisah di kursinya.

"Aku gak suka sama makam, ayo pulang," kata Yixing.

"Ada yang mau aku temuin yi, so please temenin aku oke?"

Yixing terdiam walaupun gue tau sebenernya dia masih belum nyaman dengan situasi ini.

Gue pun turun dari mobil dan menggenggam tangan Yixing untuk turun.

"Yi, please..."

Yixing pun akhirnya turun dari mobil.

Gue pun menggenggam tangan Yixing erat sambil menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju peristirahatan terakhir mendiang istrinya.

Gue bisa ngerasa Yixing terdiam dan gak mengikuti langkah gue.

"Aku gak pernah suka sama pemakaman, tolong jangan bawa aku ke sini," kata Yixing.

"Setiap orang pasti akan berakhir di sini yi, kamu gak perlu takut." kata gue mencoba memberi pengertian.

"Aku gak takut," kata Yixing.

"Terus kenapa?"

"Pemakaman cuma bikin aku inget kalau gak selamanya aku bisa bareng-bareng orang yang berharga untuk aku."

Gue mulai merasa ragu karena ucapan Yixing, tapi kalau kaya gini terus yang ada kasian Kenzo Kenzi.

"Aku mohon sama kamu yi, sekali ini oke?"karena ini akan jadi yang terakhir... lanjut gue dalem hati.

Gue bisa ngeliat Yixing terdiam tapi kakinya mulai ikut melangkah sejajar dengan langkah kaki gue, sampai akhirnya kita sampai ke depan makan mendiang istrinya.

Gue bisa ngeliat Yixing yang keliatan shock ngeliat nama mendiang istrinya di batu nisan yang ada di sana.

"Ayo pulang," ajak Yixing sambil narik pergelangan tangan gue.

Gue masih diem gak bergeming.

"Ayo pulang git!" kata Yixing sedikit membentak.

"Aku bukan dia," ucap gue pada akhirnya.

Gue bisa ngerasa badan gue sedikit tersentak karena Yixing narik tangan gue.

"Kamu ngomong apa sih?! Ayo pulang."

Dengan perlahan gue menarik tangan Yixing dari tangan gue dan mengambil kartu identitas rumah sakit gue dari dalam kantung baju gue.

Yixing pun mengambil kartu identitas gue dan menggenggam kartu itu dengan erat.

"Aku bukan istri kamu, istri kamu ada di sana. Dia udah istirahat dengan tenang Yixing.."

Gue bisa ngeliat pandangan Yixing yang terlihat kosong sekarang, matanya udah berkaca-kaca.

"Kamu bohong sama aku kan?! Aku gak suka kamu bercanda kaya gini!" kata Yixing sambil melempar kartu identitas gue.

"Aku gak bohong yixing, kamu yang jauh lebih mengenal istri kamu. Sekarang aku tanya, apa aku mirip sama dia seratus persen?" Tanya gue ke Yixing yang bikin dia diem.

"Aku inggrid yi, bukan istri kamu." kata gue dengan air mata yang berlinang. Ternyata gue juga gak kuat ngeliat dia yang rapuh banget sekarang.

Gue bisa ngeliat Yixing mulai menghampiri makam mendiang istrinya dan berlutut di depannya dengan lemas dan juga air mata yang berlinang.

"Maafin aku..." ujar Yixing dengan lirih.

"Maafin aku yang bahkan gak ngenalin istri aku sendiri..."

"Maafin aku yang gak pernah ke sini untuk jenguk kamu,"

"Maafin aku yang lupa sama kamu,"

"Maafin aku..." kata Yixing dengan penuh penyesalan.

Gue bisa ngeliat Yixing menggenggam tanah yang ada di makam itu dengan erat sambil terus menerus menangis.

Gak lama gue ngeliat teman-teman Yixing mulai menyusul dan melihat Yixing dengan mata yang berkaca, bahkan sebagian dengan air mata yang berlinang.

Gue bisa ngerasa tepukan dibahu gue, dan Sehun ada di sana dengan senyuman sedihnya.

"Makasih grid,"

Air mata gue kembali turun, gue seneng Yixing udah tau kenyataannya, tetapi ngeliat dia yang biasa tersenyum senang di saat bersama Kenzo Kenzi di rumah membuat gue gak tega.

Sehun pun memeluk gue, "Ini yang tebaik untuk dia grid, jangan sesalin semuanya. Makasih udah mau ngebantu karena bagaimanapun dia harus sadar untuk anaknya."

Gue pun menganggukan kepala gue di pelukan Sehun.

Siapapun yang ngeliat Yixing sekarang pasti tau betapa pria itu mencintai mendiang istrinya. Mendiang istrinya pasti orang yang sangat beruntung. Dan gue harap gue bisa dicintai seperti itu juga nanti.

Gue bisa ngeliat Luhan yang perlahan mulai menghampiri Yixing dan menepuk bahunya.

"Yixing, dia pasti tau kalo lo gak bermaksud ngelupain dia.."

Gue bisa ngeliat Yixing menggelengkan kepalanya dan ngomong, "Gue udah salah lu," sambil terisak.

"Enggak ada yang salah di sini Yixing, yang penting semuanya udah jelas. Dan lo gak berhalusinasi kalau dia masih ada di sini. " kata Suho.

"Mungkin raga dia emang gak ada, tapi dia masih ada di hati lo sama di hati kita semua, she still alive in there." Kata Luhan sambil nunjuk dada Yixing.

"Kalo boleh gue bisa nuker segala yang gue punya untuk dia pasti akan gue lakuin," kata Yixing sambilmengusap batu nisan mendiang istrinya.

"Kalo gue boleh nuker nyawa gue untuk dia pasti akan gue lakuin..." ujarnya lagi.

"Kenzo sama Kenzo masih butuh lo yixing, jangan ngomong kaya gitu," kata Xiumin.

"Tapi mereka juga butuh ibu mereka," timpal Yixing sedih.

"Gak ada yang bisa kita lakuin sekarang selain ngejalanin semuanya dan natap masa depan yixing, anak lo masih kecil dan lo tumpuan mereka satu-satunya. Berhenti terpuruk karena kehilangan istri lo. Dia pasti gak suka ngeliat lo kaya gini," kata Kyungsoo.

Semntara para perempuan yang ada di sana sudah tidak bisa mengeluarkan suara mereka karena isak tangis. Mereka tahu betapa Yixing merasa kehilangan saat ini.

Suara panggilan di ponsel Chanyeol menginterupsi keadaan, dan wajah panik Chanyeol menjadi pusat perhatian kami semua kecuali Yixing saat ini.

"Mobil Baekhyun dihadang ditengah jalan, diadipukulin sampai masuk rumah sakit. Dan si kembar hilang."

BAD SERIES (Eternal Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang