* ini visualisasi orangtuanya, gak usah protes ya!*
Lay ngelepasin tangan gue begitu kedua orang tuanya menghampiri kita dan dia langsung memeluk nyokapnya.
"Mah, ini pacar yang Lay janjiin bawa waktu itu," ucap Lay sambil ngerangkul gue untuk mendekat kearah kedua orang tuanya.
"M-malam om, t-tante," sapa gue kikuk.
Gimana nggak kikuk men, mereka ngeliatin gue dari ujung kepala sampe ujung kaki. Belum lagi kenyataan kalo mereka mafia. Entah mafia apaan, tapi kalau di otak gue sih yang jelas mafia itu kejam.
"Nggak usah gugup gitu dong Sayang," kata Lay sambil nyium pipi gue. Gue tersentak begitu bibirnya menyentuh pipi gue.
Sekarang gue cuma bisa natap Lay tajem, soalnya gue lagi ada di wilayah kekuasaannya. Tapi kayaknya tatapan tajem gue nggak berarti apa-apa buat dia karena dia cuek aja dan terlihat acuh.
"Ayo duduk," ajak bokapnya Lay dengan ramah.
Ini pertamakalinya gue main ke rumah cowok dan dikenalin sebagai pacar, biasanya buat kerja kelompok. Sumpah gue bingung mau ngapain.
"Namanya siapa, Mbak?" tanya nyokapnya Lay ke gue.
Mbak?!
Gila, nyokapnya berbahaya banget keliatannya, pantes bokapnya takut. Nada yang digunakan biasa sih, tapi aura berbahayanya begitu terasa.
"Inggit tante," jawab gue takut-takut.
"Panggil mama aja biar lebih akrab," kata nyokapnya Lay tiba-tiba berubah jadi ramah. Mungkin karena ngeliat gue yang ketakutan kali ya? Atau emang dia bipolar?
Baru juga kenalan udah disuruh manggil mama aja.. ramahnya nyokapnya Lay juga gitu, galaknya tetep kentara.
Gue menghela napas lega setelah ngerasa 'lebih diterima' di keluarga ini, gue kira dia bakal ngeluarin pistol tadi.
Dua orang pelayan datang dan menuangkan kami jus jeruk dingin yang terlihat begitu menggoda. Setelah dipersilahkan, gue meminum jus jeruk itu.
"Kalian pacaran udah lama?" tanya bokapnya Lay tiba-tiba, padahal gue baru aja selesai menaruh gelas di meja.
"Sekitar setahun Pa," jawab Lay.
"Di mana pertama ketemu?" tanya bokapnya lagi. Tapi kini wajahnya mengarah ke gue.
Kenapa bokapnya kepo banget sih?
Sial gue belum mikir skenario apapun soal ini. Gue pun ngeremet tangan Lay takut, bermaksud untuk minta tolong ke dia.
"Di kampus pah," jawab Lay.
"Oh, kalian satu kampus? Yixing gimana kalo di kampus?" kini nyokapnya yang antusias.
Saya nggak tau apa-apa tentang anak tante, beneran deh Tan! teriak gue dalem hati.
"Ma, udah aku bilang aku gamau dipanggil Yixing! Aku mau dipanggil Lay aja," kata Lay dengan sedikit merajuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD SERIES (Eternal Love)
Fanfiction#2 in Fanfiction 05.02.2017 "Even till now, my heart still belong to you... my eternal love" Kisah tentang dua anak manusia yang bertemu dalam sebuah ketidaksengajaan yang penuh perdebatan dan juga kepura-puraan hingga keduanya harus mengakui bahwa...