MCH

6.5K 266 16
                                    

Demi apa nih gw kaget kalo nih lapak tiba² rame, maap nih ye udh bikin kalian nunggu gegara lama up. vote komen dulu dong di setiap paragraf nya :(

59 • KERUSUHAN DI RUMAH SAKIT

Huek..

Huek..

Raveena menekan tombol flush setelah melengeluarkan isi perut nya itu, lalu menuju ke wastafel untuk mencuci mulut dan wajahnya. Dia menghela nafas panjang sambil menatap wajahnya yang berantakan dari pantulan kaca.

Sungguh, beberapa hari belakangan ini dia sering sekali muntah-muntah mengeluarkan cairan bening atau bisa saja di sebut sebagai morning sickness untuk wanita yang sudah hamil. Raveena mengikat rambutnya dengam asalan. Dia ingin pergi ke dokter saja jika selalu seperti.

Hamil diusia muda apalagi ini kehamilannya yang pertama. Raveena benar-benar tidak pernah membayangkan ini akan terjadi sebelumnya. Seharusnya diseperti ini mungkin dia sudah kuliah sama seperti teman-temannya yang lainnya.

Mengingat hal itu pun Raveena jadi rindu pada anggota Blixy Girl’s. Sudah lama sekali Raveena tidak bertemu mereka semenjak kejadian besar yang terjadi dirumahnya itu.

"Dahlah, ngapain gue ngingetin itu. Mending gue cepet ke dokter aja biar kelar" ucapnya langsung segera bersiap-siap. Raveena berjalan menuju ke halte di depan apartemen nya itu sembari menunggu taksi online yang sudah dia pesan itu datang. Dia menduduki bangku halte sembari memainkan ponsel nya sebagai penghilang rasa jenuh nya itu.

Tidak berselang lima menit pun, taksi itu sudah datang. Raveena pun masuk ke dalamnya, dia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

"Pak masih lama gak sampe nya?" tanua Raveena pada supir taksi tersebut.

"Yaallah neng, ini baru aja mau nancap gas mobil nya, belum sampe neng" kekeh supir itu, Raveena menyengir kuda saja sebagai responnya. Dia menopang dagu sambil menatap luar di jendela.

Kira-kira hari ini mereka jadi gak ya nikah? Ini kan hari pernikahan mereka batin Raveena memberengut, jujur saja. Walau dia sudah berencana untuk menceraikan Rasen dan mencoba mengikhlaskan Rasen ke Ria tapi jauh di lubuk hatinya dia merasa tak rela sekali akan hal itu.

"Neng sudah sampae nih neng" suara supir taksi itu membuyarkan lamunan nya Raveena, dia tersentak kaget dan langsung menatap sekeliling nya.

"Oh iya pak, cepet amat sampenya" ujarnya menggaruk pipinya yang tiba-tiba terasa gatal

"Yaudah nih Pak ongkos nya, kembaliannya ambil aja Pak, saya duluan ya Pak " Raveena memberikan uang tunai dan langsung diterima sang supir. Raveena bergegas keluar dari dalam taksi ini.

"Terimakasih kembali Neng" ucap Bapak itu, dia melihat jumlah uang yang diberikan Raveena tadi dengan raut wajah kaget. "Yaallah cobaan apa lagi ini? Ini uangnya pas atuh Neng" katanya berucap sambil mengelus dadanya, sudah beberapa kali dia mendapatkan pelangan yang seperti ini.

Raveena berjalan di sepanjang koridor rumah sakit, ia juga sempat bertanya pada resepsionis di mana ruang tempat dokter kandungan setelah mendaftar nama untuk konsultasi. Karena ini baru pertama kali dia memeriksa kandungan nya di dokter.

Raveena menatap pintu putih dihadapannya, entah mengapa jantung Raveena mendadak jedag jedug begini. Dia memegang dadanya yang terasa berdebar "Gue kenape sih? Gak kena riwayat penyakit perasaan kan"

Raveena menghembuskan nafas nya pelan lalu tangannya terulur ke pintu untuk membuka nya.

Ceklek

Pintu terbuka menampakkan seorang dokter bertubuh sedikit tinggi darinya yang sedang duduk di mejanya. Wanita itu tersenyum pada Raveena. "Dengan ibu Raveena?" tanya dokter itu sambil melihat kertas di namanya, setelah membaca daftar nama pasien

My Cool HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang