06 • Insaf nak
"Astagfirullah Veena, kenapa kamu pecat lagi art rumah?" prustasi Maya
Baru saja pulang dari rumah dia sudah mendapatkan kejutan yang sangat waw sekali dari ulah anak semata wayang nya ini.
Raveena menyengir kuda, dia bahkan tidak menampakkan raut wajah takut pada Orang tua nya itu, ya....walau dalam hatinya dia masih agak takut.
"Iseng aja sih ma" alibi Raveena
"Ini udah keberapa kali kamu mecat asal art rumah, insaf nak, papi kelupaan apa juga sih pas buat kamu" Romi mengelengkan kepalanya
"Perasaan papi pas buat Veena gak salah gaya kan? Atau papi kurang berapa ronde lagi-"
Plak!
Dengan kenikmatan hakikih, Romi langsung mendapatkan lemparan bantal sofa diwajahnya dari Maya
"Gak usah ngadi-ngadi deh pi, ada anak kecil disini" peringkat Maya, emang papi dan anak sama saja mulutnya tidak ada bedanya.
Asal bicara tanpa mikir, tapi Romi hanya begitu ke Istri dan anaknya saja tapi tidak dengan orang lain, bukan seperti Raveena.
"Sorry mi, Veena udah gede kalo mami lupa" sahut Raveena
"Hah? Iya ya? Mami lupa nih?"
"Emang anak kita ini mi? Perasaan papi hasil mukut" sambung Romi ingin membuat anak nya kesal
"Nah kan efek dari suka ninggalin Venna sendiri dirumah jadi lupa kalau anaknya udah gede, papi juga anak secantik gini dibilangin anak pungut, astagfirullah insaf pi" lanjut Raveena dramatis
"Yaudah mami mau manggil mantan art lagi, kasihan mereka kamu pecat" Maya mengotak-atik ponsel nya, membuka grup Rumah yang berisi para pekerjaan rumah nya itu.
"Pi, oleh-oleh mana?" pinta Raveena menaik turunkan alisnya
"Naah papi lupa"
"Papiii iih, kok tega sih"
🎶
"Bang" panggil Aksa berkali-kali sambil mengetuk pintu kamarnya Rasen yang terkunci rapat. Tidak lama dari itupun muncul lah Rasen dengan muka bantalnya itu. Seperti nya Rasen baru bangun tidur
"Kenapa?" tanya Rasen dengan suara serak khas orang bangun tidur
Aksa mengangkat kedua bahunya "Gue gak tau, tapi kata mama papa penting banget, mending abang cepet samperin gih"
"Ya" setelah mengatakan itu Rasen langsung menutup pintu kamarnya membuat Aksa melongo
"Gitu aja respon nya? Sabar Aksa.... sabar orang sabar pasti bisa sabar" ucap Aksa mengelus dadanya
Rasen berjalan menuruni anak tangga menuju ke ruang keluarga, dimana disana ada Fifi, Arya dan Aksa sedang mengobrol
Rasen duduk di sofa tepat disamping Aksa yang berhadapan dengan Fifi dan Arya "Kenapa ma pa?" tanya Rasen yang tidak mau basa-basi dulu.
Fifi dan Arya saling pandang saat melihat putra nya sudah ada dihadapan mereka, Fifi menganggukan kepala nya memberi kode ke suaminya agar segera berbicara pada putra nya itu
"Papi tau kami orang yang gak suka bertele-tele kan, jadi langsung ke inti saja" ucap Arya membuka suara, Rasen menyimak saja menungguk kelanjutan ucapan papa nya itu
"Kamu akan kami jodohkan dengan anak sahabat nya papa mama, tanpa penolakan kamu terima Rasen!" lanjut Arya berkata membuat sukses ekspresi wajahnya Rasen yang awalnya datar berubah kaget
"Apa? Gak bisa gini!" solot Rasen membantah
Aksa tersenyum kecil melihat abangnya yang sedang sengsara itu, tidak apa abangnya yang sengsara asalkan bukan dirinya, hahaha!
"Rasen! Mama gak suka kamu bantah, ini perintah bukan permintaan!" Fifi menegaskan Rasen yang sudah emosian
"Tapi Rasen emang gak mau! Pernikahan itu bukan main-main, Rasen gak mau nikah sama cewek sembarangan, aku nolak!" Rasen menghembuskan nafas nya kasar
Dia tidak mau dijodohkan begini, zaman sudah maju tapi kenapa masih ada perjodohan konyol sejenis ini?
Dan juga dia tidak mau asal di jodohkan dengen cewek sembarangam, dia hanya mau menikah dengan wanita pilihannya sendiri.
"Papa yakin saat kamu tau cewek itu kamu gak bakalan nolak" Arya mematap Rasen serius
Yang ditatapn pun membalas tatapan itu namun dengan sorot mata yang berbeda "Siapa cewek itu?" tanya Rasen
"Raveena" sahut Fifi sukses membuat Rasen juga Aksa langsung kaget
"Raveena? Kak Veena maksudnya? Tetangga kita ma?" tanya Aksa tidak percaya
"Iya"
"Wah wah, kalo gitu Aksa aja yang dijodohin dong, abang gak usah deh" heboh Aksa, cowok itu memang sangat menyukai Raveena tapi tidak lebih hanua sekedar suka saja. Tapi kalau abangnya dijodohkan dengan Raveena? Mending dia saja!
"Rasen mau" sahut Rasen setelah terdiam lama, membuat Arya dan Fifi tersenyum bahagia
Aksa mencak-mencak kesal sendiri "Laah, woy dah Aksa aja deh yang di jodohin!" teriak Aksa prustasi
🎶
Keesokan pagi harinya Raveena melangkah masuk ke dalam kelas nya itu, di dalam sudah ada banyak murid karena jam hampir bell masuk.
"Masuk gih, belajar yang bener nanti" Ucal Arion menyuruh Raveena segara masuk kelas karena saat mau masuk Raveena kembali keluar kelas lagi
"Iya, lo juga masuk kelas sana"
Arion mengelus rambut nya Raveena dengan kasih sayang "Iya deh, kan gue emang rajin masuk kelas"
"Haha rajin bolos! Sejak kapan lo rajik masuk kelas" tawa Raveena mengejek sang pacar
Arion mengerutu "Auah, masuk sana gue kekelas ya"
"Iya babay" Raveena melambaikan tangannya pada Arion
Raveena duduk di bangkunya, dia menoleh ke bangku sebelah disana ada Lulu yang asik menonton drama thailand yang diperan utamakan oleh nanon idola nya sambil menggunakan earphone.
Raveena menepuk pundaknya Lulu "Lu, bentar gue mau curhat" Raveena melepaskan aerphone sebelah
"Ngagetin aja sih lo" Lulu berujar
"Hehe, gue cuman mau curhat doang"
Lulu mengangguk, dia segera memutar posisi duduk menghadap Raveena
Raveena melihat sekeliling memastikan agar tidak ada yang mendengarkan mereka "Gue mau dijodohin" bisik Raveena pelan
"APA?!"
🎶
VOTE KOMEN FOLLOW
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband
Teen Fiction•ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ꜱᴜᴅᴀʜ ʟᴇɴɢᴋᴀᴘ ᴍᴀʀɪ ᴍᴀᴍᴘɪʀ ʏᴜᴋ ɢᴜʏꜱ Berawal dari perjodohan antar bisnis ini melibatkan Raveena si cewek julid di Saebom High School. Terpaksa menikah dengan Rasen si cowok dingin tapi berpenampilan keren bak bintang model di sekola...