"I just wanna blow up sometimes."
≈ H . O . M . E ≈
.
.
.Penyesuaian.
Terkadang hal itu dilupakan banyak orang setelah mereka mendapatkan kenyaman di satu zona tertentu; satu suasana tertentu.
Irene sendiri terkadang benci dengan variabel tersebut karena jika Ia harus menyesuaikan diri, itu berarti Ia sedang menghadapi hal baru nan belum pernah Ia jalani sebelumnya.
Ia benci sesuatu yang baru; membuatnya terserang kecemasan dalam waktu tak sebentar.
Dan situasi dimana Ia duduk di bangku panjang sebuah restoran outdoor berpemandangan menakjubkan bersama 8 perempuan yang telah berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan tinggal di atap rumah yang sama dengannya, menjadikannya sedikit lebih tak nyaman dari biasanya.
Bukan karena angin sore yang menerpa kulitnya seiring hari semakin gelap dan matahari mempertontonkan sinar jingga eloknya, jauh di sisi kanan.
Bukan juga karena Wendy, Wheein, dan Joy tergelak keras-keras hingga pengunjung di meja sebelah menatap mereka aneh.
Namun sebab terdapat seorang lelaki yang duduk di antara Moonbyul dan Jessica, di bagian tengah kursi, seolah Ia merupakan kerabat dekat mereka.
Seokjin; seseorang yang menganggap dirinya dekat dengan Moonbyul.
Bahkan sahabat Moonbyul.
'Bullshit!' kalau kata Irene.
Sesungguhnya hampir semua makhluk termasuk Moonbyul sendiri tampak merasa tak sepenuhnya menikmati waktu kebersamaan kali ini. Tentu saja karena adanya satu eksistensi asing di tengah mereka.
Sementara Moonbyul sedikit merasa bersalah karena membiarkan Seokjin menekannya hingga tak bisa menolak si lelaki jangkung tersebut untuk menelusup di antara mereka, 8 perempuan lain malah merasakan adanya kekesalan yang perlahan memanas di dada.
Terutama Irene; dilihat dari bagaimana senyumnya langsung menghilang di detik Seokjin menampakkan batang hidung dengan begitu santai sambil melambai sok dekat.
Ditambah, perkataan dan setiap kalimat yang lolos dari bibir Seokjin ketika mereka melakukan obrolan seperti biasanya, selalu membuat setiap inci amarah Irene meningkat satu level lebih tinggi.
Contoh pertama misalnya seperti,
"... I mean like... Hey! Aku punya social anxiety! Ini tu bukan kayak aku gamau dateng, tapi aku gabisa dateng!", yang diutarakan Irene di sesi cerita mereka dan justru disahut oleh Seokjin dengan,
"Udah konsul, Kak Rene? Nggak boleh loh self-diagnosis. Mental illness tu bukan buat 'edgy-edgy'-an aja... Just saying.", lalu ditutup oleh kedikan bahu seolah ucapannya tidak menyinggung atau menyudutkan; membuat Irene total diam sebab dua sisi dalam dirinya bertarung di dalam.
Bahkan diamnya ke-9 perempuan setelah Seokjin selesai menyampaikan pendapatnya pun tak menjadikan si lelaki sadar akan perkataan diluar batas normalnya.
Kemudian sifat menyebalkan itu nyatanya masih dilanjutkan di percakapan berikutnya.
Kali ini korbannya adalah Yuri. Namun mungkin efeknya tidak separah di Irene sebab Yuri lebih terbiasa berdiri untuk dirinya sendiri; membela dirinya sendiri. Semuanya dimulai dengan,
"Inget stiker bulan gosong yang biasa kupake itu nggak? Tangannya kayak centil banget. Kek gini..", yang keluar dari bibir Wendy setelah berhasil menelan potongan kecil sirloin doublenya, lantas menirukan stiker yang memang acap kali digunakan di grup obrolan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Home ✔
FanficKisah hidup sederhana maupun rumit dari 9 perempuan yang akhirnya memilih untuk tinggal di satu atap yang sama meski awalnya hanya mengenal lewat dunia virtual. Di masa pandemi yang masih terasa menegangkan, tanpa sadar mereka telah membangun keluar...