#23. Wendy

169 19 7
                                    

"Secretly laughing, secretly crying
While hiding my state" - Seventeen (Hug)

≈ H . O . M . E ≈

.
.
Written and Collabed by: chaeremel
.
.

Entah sudah berapa kali dirinya membenturkan kepala ke buku tebal berisi soal-soal untuk persiapan masuk universitas.

Muak? Jelas.

Lelah? Pasti.

Pasrah? Iya.

Dirinya sudah sangat pasrah. Marah, teriak, menangis, seperti yang pernah ia lakukan, rasanya akan sia-sia dan hanya membuang tenaga.

Membuka pengumuman seleksi setiap universitas yang di daftar dan hanya disambut oleh kalimat "Jangan putus asa dan tetap semangat" sudah tidak menjadi kesedihan lagi. Malah seperti menjadi candaan, karena setelah itu dirinya hanya tertawa. Meratapi nasib yang seolah meneriakkan bahwa semesta belum berpihak kepadanya. Entah harus berapa lama lagi Ia harus menunggu semesta menunjukkan takdirnya.

Daripada mendengar susunan kata yang bermaksud mengembalikan antusiasmenya, Ia lebih memilih untuk membaca deretan huruf "Tetap putus asa dan jangan semangat".

Ucapan Irene yang tempo hari diutarakan padanya pun masih setia terngiang ditelinga.

Benar. Mengapa dirinya tidak menghargai perjuangannya selama ini?

Sebenarnya kalau dipikir-pikir dirinya tidak pernah mau menyalahkan kejadian yang sudah terjadi, atau menyesalinya. Tapi acap kali perspektif orang sekitar kepadanya membuat dirinya menyalahkan diri sendiri, padahal Ia tidak pernah memiliki masalah atas apa yang terjadi.

Wendy menghela napas panjang dan detik selanjutnya lehernya spontan terputar kala melihat benda elektronik persegi miliknya, menyala karena terdapat notifikasi pesan masuk yang menampilkan tulisan membentuk kata 'Mama'.

Mama
Lagi belajar? |

Wendy
| Iya Ma

Mama
Masih nyesel sama yang kemaren? |

Wendy
| Nggak

Mama
Gak usah terlalu sedih ya. Kamu udah berusaha | semaksimal mungkin kan? 

Wendy
| Iya

Mama
Yaudah jangan nyesel kalau menurut kamu, kamu udah ngelakuin yang terbaik. Jangan heran juga kenapa Abang sama Kakak sepupu kamu bisa. |

Kamu tau sendiri, Abang kamu emang darisananya pinter dan kakak kamu rajin, kan'? |

Wendy terkekeh; agaknya sedikit mempertanyakan apa tujuan Mama mengatakan hal semacam itu padanya.

Apakah supaya Ia tidak menyesali perbuatannya, atau justru ingin menunjukkan bahwa dirinya memang sebodoh itu?

Wendy

| Iya Ma, benar

Mama
Toh, kalo nanti di akhirat juga gak ditanya kan? Kamu masuk univ apa? |

Wendy
| Iya sih Ma, bener

Mama
Biarin kata orang apa, toh nanti kalo masuk swasta pake uang Mama. Bukan pake uang mereka. |

Home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang