#30. Linger

147 18 11
                                        

"It's better to feel the pain of missing you rather than having lingering feelings."
- For Lovers Who Hesitate by Jannabi

≈ H . O . M . E ≈

.
.
Written and Collabed by: kangseulgissi
.
.

Irene pergi.

Irene pulang.

Katanya pasti pulang. Tapi dia juga tidak mengutarakan kapan waktu atau minimal hari kepulangannya. Melihat Irene bertingkah seolah tak dipedulikan orang lain, membuat Moonbyul kembali mengulang ingatannya.

Apakah dia menyebabkan kesalahan besar?

Terkadang.

Ketika dia berupaya jujur dengan kalimat hati-hati, dia tetap saja merasa bersalah pada akhirnya. Moonbyul merasa jadi alien karena tanggapannya lumayan berbeda dari teman-teman pergaulannya yang lain.

Malam itu.

Moonbyul dengan segala kecerobohannya menanggapi cerita seseorang dengan terlalu berlebihan. Padahal Ia sudah mulai irit bicara sebelumnya sebab terlalu lelah untuk sekedar nimbrung dengan gurauan; sibuk dunianya sendiri.

"Aku pikir dia bisa jadi sandaran waktu aku gapunya siapa-siapa. Tapi bahkan waktu aku cerita, malah jadi ngerasa kehilangan seseorang aja gitu.", Tutur salah satu perempuan mungil di tengah-tengah mereka.

"Orang kalo udah dipercaya bisa jaga perasaan temennya, malah akhirnya dijatuhin. Padahal perasaan ga bisa disalahin." Kata Tiffany.

"Bener! Kadang temen emang ga sesuai ekspetasi kita." Seru Yuri dengan anggukan mantapnya; jelas merasa hal yang sama.

Entah dari sisi hati mana, Moonbyul yang biasanya menunggu respon Wendy atau Wheein dahulu, kini bertindak lebih dulu. "Tapi. Kalo misal..."

Irene menaikkan kedua alisnya sesaat sembari menatap balas pada Moonbyul; ingin tahu lebih lanjut perkataan Moonbyul, "Hm?"

Baru ketika Irene ternyata akan menanggapinya, Moonbyul tahu-tahu kelabakan akan bagaimana cara mengatakannya.

"Misalkan, kakak curhat dan ternyata sebelumnya kakak masih ngelakuin sedikit kesalahan atau kekurangan. Temen kakak ngasih tahu supaya jangan gitu. Apa itu bisa disebut bukan sandaran?"

Irene mengulum senyumnya. "Relatif.", lantas melanjutkan dengan penjabaran lebih mendetail.

"Kalo menurutku, dia belum berusaha ngerti posisiku ada dimana. Aku tahu dia berusaha narik aku ke jalan yang bener. Tapi, dia belum ngertiin posisiku."

"Ah.. jadi ngertiin dulu." Celetuk Moonbyul yang mengambil intinya harus mengerti seseorang dahulu.

Irene tertawa kecil. Lantas tampak merenungkan sesuatu. "Bahkan kalo aku cerita gini. Aku masih ngerasa salah kalo ada yang mungkin kurang nyaman sama ceritaku."

Semuanya menggeleng. Dan barulah saat itu Wendy meloloskan suaranya hingga membuat Moonbyul sadar, apakah dia keterlaluan dalam membahas semua ini?

"Gapapa kok, Kak. Santai aja, soalnya bisa saling berbagi dan jadi saling tahu tanggapan yang lain."

Moonbyul melirik Wheein yang mengangguk setuju pada lontaran kalimat Wendy lantas menghela nafas.

Harusnya aku nyimak aja, batinnya.

Pada akhirnya Ia merasa salah tanpa menunggu tanggapan lain seperti biasanya.

Menyesal? Iya; mengingat lagi dirinya yang sedari kemarin tenggelam di dunianya sendiri; lupa untuk menahan tingkahnya sesekali. "Engga 'kok, Kak. Aku aja yang salah ngomong. Mending aku diem aja daripada salah ngomong mulu."

"Enggak kok, kamu bahkan ga salah. Justru kalo kalian diem. Aku ngerasa nggak ada yang mau denger."

Dengan beberapa waktu, Moonbyul mulai mencari akal untuk mencairkan suasana yang serba tidak enak untuknya sebelum memutuskan untuk menceletuk, "Kak Yuri aja diem."

"Yuri emang bukan namaku. Tapi aku terjungkal, Byul.", sahut Tiffany —bukannya Yuri— dengan senyum yang menampakkan indikasi bahwa Ia tengah bercanda.

"Ih, aku salah lagi, kan? Aku tidur aja, deh."

Moonbyul mulai pergi setelah menyebabkan Tiffany mengguma sendiri dan yang lain pun mulai santai dan biasa saja. Tetapi dia merasa satu orang tidak benar-benar biasa.

Ada beberapa waktu dimana orang tersebut tidak bergabung pula bersama mereka, seperti yang Moonbyul lakukan. Sebenanya dia juga punya kesibukan lain. Hanya saja ada juga rasa kurang yakin untuk kembali bergabung; belum percaya diri.

Menghabiskan banyak hari untuk mengumpulkan kepercayaan dirinya, Moonbyul mulai merasa mendapatkannya. Ia pun tahu, Irene sudah bergabung dengan yang lain sebelum dirinya.

Sudah sejak lama.

Sekarang kenapa?

Mengapa setelah Moonbyul berhasil mendapat kepercayaan diri, Irene malah pergi?

Ketika Irene tidak ada. Bukan kondisinya tidak baik-baik saja. Tapi lebih seperti ada sesuatu yang hilang.

Mereka berbicara seperti biasa.

Hanya saja, ada yang kurang.

.
.
.

≈ H . O . M . E ≈

But if we talked about the whole story, kalian liat nggak sih kalo bukan cuma Irene, hampir semua penghuni rumah itu tu selalu —I mean, SELALU— nyalahin diri sendiri. No?

Like, I mean, mungkin energi negatifnya Irene nyebar kemana2 tapi poinnya disini, selalu ada satu titik dimana salah satu dari mereka 'terlalu keras' sama diri mereka sendiri.

God! This is so sad and miserable :((

Regards
- C

Home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang