"Sometimes you need to cheer up just so that you forget about your own darkness."
≈ H . O . M . E ≈
.
.
.Rosé.
Seorang gadis yang memegang titel termuda diantara delapan perempuan lain di rumah megah sembilan ruangan tersebut.
Seorang gadis berpenampilan sederhana namun memiliki keunikan yang sulit untuk dilewatkan.
Seorang gadis yang dianugerahi suara nan begitu indah sampai-sampai hampir seluruh penghuni rumah memiliki rasa iri terhadapnya.
Dia selalu tampak cerah. Terlalu acak, namun tetap bersinar dengan caranya. Meski mungkin dibalik keceriaannya terdapat satu atau bahkan banyak rahasia gelap, namun tak banyak yang mencurigainya.
Mungkin karena Ia terlalu lugu untuk digali. Atau barangkali Ia hanya sekedar terlalu jujur dan terbuka sehingga yang lain menganggap bahwa apa yang selama ini Rosé ekspresikan, merupakan personalitas sesungguhnya dari dirinya.
Entahlah. Tak ada yang tahu pula.
Random banget, kalimat tersebut yang sering didapatkan dari sifatnya nan bisa membicarakan dua topik dalam durasi singkat tanpa pembelokan yang pasti.
"Ah laper!!", dan teriakannya kali ini telah menjadi awalan dari perbincangan tanpa arah nan biasanya Rosé ciptakan sendiri.
"Makan atuh..." // "Makan boss..."
Sedikit bertolak belakang dengan Tiffany yang rela mengalihkan pandangan dari bacaan di tangan hanya demi memandang Rosé yang menuruni tangga dengan wajah mencebik dan memberikan jawaban layak nan memberikan kesan keibuan, Joy -sang kekasih- justru dengan kebrutalannya, mengunyah popcorn di mangkuk kaca besar hingga tampak seperti orang kelaparan.
"Emang the real bar-bar", begitulah komentar Irene di hari-hari sebelumnya. Meskipun untuk kesempatan kali ini, perempuan mungil itu masih menjaga jarak atas kekesalan batinnya pada mereka secara diam-diam, namun faktanya kalimat tersebut membuktikan sesuatu yang nyata.
"Cuminya belom dateng.", Yang ini adalah balasan pertama dari Rosé sebelum disusul dengan,
"Aww cumii... Aku cinta padamu walopun kamu cintanya sama sotong."
Well, Rosé memang merupakan ahlinya dalam membuat mereka terdiam tak tahu harus merespon apa.
Dia juga menjadi satu-satunya sosok yang selalu berhasil membuat gadis-gadis lain menampilkan ekspresi yang hampir sama satu dengan yang lain.
Terbukti dari bagaimana Wheein nan menatap Rosé dengan satu alis terangkat serta senyuman tak terdefinisi artinya, tidak memiliki perbedaan dengan Moonbyul, Yuri, Jessica, Joy dan bahkan Wendy yang memperhatikan Rosé lewat cara nan persis sama.
"Cumi nggak cinta km nak.", Ujar Joy setelah berhasil mengumpulkan kesadaran serta menahan diri agar tak tertawa terbahak-bahak.
"Aku juga belom makan dari kemarin malem.", Jessica yang tahu-tahu menyahut, sukses mendapatkan perhatian hampir dari setengah jumlah makhluk disitu termasuk Tiffany yang notabene memang memiliki banyak waktu untuk memperhatikan orang lain selain dirinya sendiri.
"Jaga kesehatan, Jess. Jangan sampe sakit.", Celetuk Tiffany menggunakan nada khawatir seperti yang biasa Ia pakai.
"Kak Jess jaga kesehatan loh..."
Lantas siapa juga yang bisa meriuhkan suasana lebih dari tiga perempuan termuda di rumah itu. Sementara Joy mengucapkan kalimat nan tak jauh berbeda dengan Tiffany, Rosé -dengan santainya- malah melontarkan lisan yang menjadikan Wendy hampir tersedak ludahnya sendiri.
"69!!", Suara nyaring sedikit manja Rosé memang menambah poinnya selain konten yang lolos dari mulutnya kali ini.
"APAAN 69?!", Pekik Joy brutal layaknya hari-hari biasanya.
"Maksudku tu '2'in gitu hehehe..."
"APAAN TYPO JAUH BANGET!!"
"Yang penting jangan typo pas manggil kak Wen aja. Nanti wenwen jadi wikwik."
"BHAHAHAHA ROSÉEEE..."
Sementara Joy dan yang lain tergelak menggila karena teori Rosé nan sama sekali tak bersinggungan sedikitpun, Wendy -yang telah kesekian kali menjadi korban olokan manusia-manusia di rumah itu- langsung melemparkan bantal kecil di pangkuan ke arah Rosé.
"BANGKE!! PAKYUU, ROJEK!!"
Lantas ditengah kepuasan atas candaan yang mereka lemparkan bagi satu sama lain, Moonbyul menyadari bila terdapat musik samar-samar yang bersumber dari kamar tertutup milik Irene.
Barangkali waktu yang telah cukup lama berputar, atau mungkin memang Irene semakin lemah dalam menyembunyikan perasaannya, Moonbyul merasa dirinya sedikit demi sedikit mengerti Irene.
Dan itu pula yang menarik pikirannya balik pada memori beberapa hari silam dimana Irene keluar tepat setelah isu yang Ia angkat tak terlalu digubris figur-figur lain disana. Maka sebuah ide akan satu aksi tahu-tahu muncul di permukaan syaraf otaknya; merasa bahwa Ia sungguh perlu bergerak.
"Gaes, umm... Aku mau ngomong. Lain kali kalo misal ada yang bahas sesuatu gitu dan topiknya tenggelem gara-gara pembicaraan kita yang lain, gimana kalo kita nyoba untuk balik dan fokus ke topik itu dulu? Ya cuma kalo kalian nggak keberatan aja sih.."
Sesaat ada gejolak di dada Moonbyul melihat keheningan yang seketika menyelimuti mereka tepat setelah Ia menyelesaikan seluruh kalimatnya. Ada keraguan akan apakah hal yang Ia lakukan benar atau tidak. Mulut Moonbyul bahkan sudah kembali terbuka demi menyampaikan bahwa Ia menarik lagi apa yang telah ia sampaikan. Namun nyatanya sahutan Tiffany selanjutnya mengundang sosok-sosok lain untuk ikut mencoba mengerti apa yang sebenarnya makna ujaran Moonbyul barusan.
"Oke deh..."
"Iya oke."
"Iya."
"Iya siap."
Dimulai dari Tiffany lantas merambat ke 6 gadis lain, Moobyul diam-diam menghembuskan nafas lega kala menyaksikan bagaimana mereka berusaha untuk membuang ego dan mengerti satu sama lain.
"Thanks."
Dan beberapa menit setelahnya, saat dimana keadaan telah terkendali dan perbicangan kembali mengalir lancar, getaran dari ponsel Moonbyul di genggaman, mengundang senyum simpul di wajah cerahnya.
Kak Rene(o)
Aku denger. Thanks ya :) |.
.
.≈ H . O . M . E ≈
Ya. Aku bikin Irene sechildish itu dan serumit itu disini. :")
Regards
- C
KAMU SEDANG MEMBACA
Home ✔
Fiksi PenggemarKisah hidup sederhana maupun rumit dari 9 perempuan yang akhirnya memilih untuk tinggal di satu atap yang sama meski awalnya hanya mengenal lewat dunia virtual. Di masa pandemi yang masih terasa menegangkan, tanpa sadar mereka telah membangun keluar...