#26. 9-1= 0

157 18 4
                                    

Okay so sebenernya ini ditulis sama chaeremel xlvstph kesyhadey tapi mereka mau creditnya ditulis RRC aja so...

.

"Family don't walk away from each other." - C

H . O . M . E

.
.
Written and Collabed by: RRC
.
.

Semalam setelah chat dengan Irene, tujuh perempuan dengan usia yang berbeda-beda itu menyempatkan hadir dalam perkumpulan yang Wendy sebut dengan 'Konferensi Meja Bundar' nan diadakan secara mendadak malam ini.

Tiffany dan Yuri yang baru saja pulang usai bekerja pun tanpa berlama-lama merapikan diri dan bergabung dalam keramaian di ruang tengah; sejenak melupakan makan malam dikarenakan terdapat sesuatu yang lebih perlu untuk diperhatikan saat ini.

Tentu semua mengharapkan Jessica bisa berada disisi mereka, namun mereka pun mengerti bila tuntutan pekerjaaan membuat Jessica tidak bisa ikut berkumpul pada malam hari ini.

"Jadi KMB malam ini akan membicarakan perihal salah satu anggota kita,"

Wendy memulai menggunakan nada seriusnya yang sedikit asing mengingat Ia merupakan satu anggota yang lebih kerap mengeluarkan canda.

"KMB darimana ya tolong? Ini meja kotak perasaan. Lo buta? Apa kacamata lo kurang jelas?" tanya Wheein dengan gaya menantang seperti dirinya biasanya.

"Anggep aja gitu sih. Netijen komen mulu," jawab Wendy bernada ketus.

"Heh ... heh udah, ini awal mau bahasnya apa. Kok malah liatin kalian ribut? Udah ayo fokus lagi." Tiffany melerai dengan tegas.

"Iya Kak iya,", ujar Wendy kembali serius ke topik utama sebelum melanjutkan, "Aku rasa, tanpa aku bilang. Kalian pasti udah paham, siapa yang mau kita bahas dalam konferensi dadakan ini. Tanggapan kalian tentang keadaan ini gimana?"

Rosé menggelengkan kepalanya, "Entah, aku juga bingung Kak. Takut salah ngomong."

"Jangan takut salah ngomong, kita di sini buat diskusi terbuka kok. Utarain aja apa yang mau kamu sampaikan. Kalo takut terus, nanti yang ada persoalan ini gak ketemu solusinya."

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang selalu menurut dan mengikuti alur, malam ini Tiffany menjadi satu sosok yang begitu tegas dan serius menanggapi apa yang tengah menjadi topik utama mereka.

"Tapi sebelumnya aku mau tanya, kita disini keluarga kan? Atau hanya ada beberapa aja yang anggap keluarga?"

Yuri membuka mulut dari kebisuan, melontarkan pertanyaan yang cukup menjurus sebagai titik awal pembicaraan. Seketika ketujuh perempuan lainnya langsung menengok kearah Yuri, dan langsung bersahutan menjawab apa yang ditanyakan olehnya.

"Bagi aku iya," jawab Tiffany dengan singkat.

"Aku sih yes." Si bungsu Rosé menyusul menyahuti.

"Bagi aku kalian ini keluarga kok, mana mungkin aku bisa curhat ke kalian semua padahal aku aslinya tukang mendem masalah sendiri," ujar Wendy dengan cepat.

"Aku sih iya, kenapa emang Kak?" tanya Joy.

"Aku overthinking aja sih," ujar Yuri dengan lesu, "Takut Irene beneran gak balik."

Home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang