"It's just so terrifying to be with someone and feel attached very much." - C
≈ H . O . M . E ≈
.
.
.Lucu.
Irene menemukan dirinya sendiri begitu konyol sebab alih-alih menjawab banyak pesan serta panggilan masuk dari perempuan-perempuan yang sudah cukup lama menunggu kehadirannya, Ia malah sekedar menatap setiap notifikasi yang menyalakan layar ponselnya.
Wendy
Kata kak Tiff, kak Rene nggak balik? Mainan kan? Kak Rene balik kapan jadinya?? |Joy
Kak Rene, pulang kapan? |Wheein
Kak, kamu balik kan? |Moobyul
Tok tokk... |Tiffany
[ Link video attached ] |
Buat balikin moodmu |Yuri
Dek, balik kapan? |Rosé
Kak, balik kan? 😭 |Ada sebuah rasa penasaran tentang dimana keberadaan Jessica hingga tak ikut membombardir dirinya. Lantas satu kesadaran bahwa Jessica memang kerap sibuk dengan pekerjaannya hingga sulit untuk bergabung dalam percakapan malam mereka, justru menjadikan Irene sedikit bersyukur.
Setidaknya udah ada satu yang ngelepasin, begitu pikirnya.
Tiap-tiap pesan dari tiap-tiap pribadi tersebut merupakan kalimat paling akhir yang mereka kirimkan. Masih terdapat beberapa buah bahkan puluhan bubble chat diatasnya yang memang sengaja tak Irene buka.
Menikmati kerinduan yang terakhir, katanya.
Rasa hangat menyelimuti hatinya jika Irene tak berbohong. Sebuah sensasi dimana Ia memang benar-benar dianggap dan dirindukan, bukan sekedar sosok yang pernah mengisi lantas tak diharapkan kembali.
Namun senyumnya yang cerah dan tenang perlahan pudar hingga sepenuhnya hilang digantikan raut cemas.
Justru hal ini yang Ia takutkan.
Terlalu terikat dengan orang-orang nan awalnya hanyalah figur asing, hingga Ia lupa pada batasan yang Ia tetapkan di dirinya sendiri akibat rasa nyaman yang begitu intens, membuatnya semakin takut.
Sebab semakin nyaman dirinya dengan mereka, garis-garis pembatas yang menjaga sikapnya supaya terus berhati-hati, akan perlahan memudar.
Irene hanya takut bila garis itu hilang sepenuhnya dan berakhir menyakiti mereka dengan tindakan sekehendaknya nan didasari rasa nyaman.
Bukankah dalam sebuah ikatan, akan selalu begitu?
Merasa asing, mulai dekat, lantas berubah menjadi seperti keluarga, kemudian bersikap liberal seolah sekat yang menjaga mereka agar tetap berperilaku tertata telah dihapuskan.
Tapi itupun juga menjadi satu-satunya alasan mengapa Irene sering melarikan diri.
Ini hanyalah satu dari ribuan ikatan pertemanan yang sejenis. Ia akan seketika lari ketika Ia berpikir bahwa dirinya sudah begitu nyaman; takut bila Ia berakhir menyakiti mereka atas setiap perilaku tanpa batasan yang Ia jalankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home ✔
FanfictionKisah hidup sederhana maupun rumit dari 9 perempuan yang akhirnya memilih untuk tinggal di satu atap yang sama meski awalnya hanya mengenal lewat dunia virtual. Di masa pandemi yang masih terasa menegangkan, tanpa sadar mereka telah membangun keluar...