"The best way to find out if you can trust somebody is to trust them." - Ernest Hemingway
≈ H . O . M . E ≈
.
.
Written and Collabed by: CloudySummer_
.
.Jika boleh jujur, Rosè merasa lelah. Sangat.
Banyak hal yang dipendamnya seorang diri hingga terkadang membuatnya nyaris frustasi. Semakin berat peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, maka semakin enggan pula dirinya untuk terbuka. Semakin bertambah usianya, semakin Ia sadar bahwa kalimat 'people you know forever don't see things the way you do' benar adanya.
Bisa saja orang-orang yang selama ini dianggapnya sahabat nyatanya hanya menganggapnya teman biasa.
Ah, memikirkan hal ini membuat Rosè cemas luar biasa. Yeah, kalian bebas mencibirnya berlebihan atau apalah itu, tapi begitulah kenyataannya.
Rosè terkadang membenci sifatnya sendiri dan sering bertanya dalam hatinya, "Kenapa aku kayak gini? Kenapa aku nggak kayak orang lain? Kenapa?"
Menjadi seorang Rosè bukanlah hal yang mudah. Sebagai anak sulung dalam keluarganya, banyak sekali tuntutan serta ekspektasi yang diletakkan diatas pundaknya. Di saat performanya turun, cibiran merupakan satu-satunya variabel yang Ia terima; terus disalahkan saat nilainya tak sesuai yang diharapkan orang tua sementara Ia sudah mencoba semaksimal mungkin, bahkan di saat rasa cemas menyerangya habis-habisan.
Namun apa? Sesulit itukah bagi orangtua untuk menghargai usahanya?
Tak jarang pula Rosé merasa sulit mengenali dirinya sendiri.
Apa yang sebenarnya ia inginkan?
Ia ingin punya banyak teman. Namun merasa cemas di tengah keramaian sama sekali tidak membant; malah semakin membuatnya merasa bahwa dirinya hanyalah bayang-bayang yang sama sekali tidak menarik; tidak penting.
Rosè sulit menemukan lingkungan di mana ia bisa menjadi dirinya sendiri.
Ya.
Sebelum akhirnya Ia mengenal mereka; delapan gadis dengan latar belakang berbeda-beda yang berhasil membuatnya merasa seolah menemukan rumah baru; rumah di mana ia bisa menjadi dirinya sendiri, berinteraksi ringan hingga konyol, bahkan saling mencurahkan isi hati.
Awalnya, Rosè pikir dirinya akan sulit berbaur dengan beberapa dari mereka, mengingat usia yang terpaut cukup jauh. Namun yang terjadi malah sebaliknya; Rosè merasa nyaman; seolah ia kini punya delapan kakak perempuan.
Namun senyaman apapun dirinya, tentu tak pernah luput dari pemikiran-pemikiran negatif yang selalu berhasil membuatnya risau setengah mati.
"Apa mereka akan berubah dan pergi juga kayak temen-temenku yang lain?"
"Mereka anggap aku apa ya?"
"Aku sok akrab gak sih?"
"Kayaknya tadi aku sok tahu banget ...."
"Apa aku pernah bikin mereka tersinggung?"
"Selama ini mereka bener-bener peduli gak ya?"
Hingga akhirnya, Rosè kembali larut dalam tumpukan persepsi negatif —nan sesungguhnya tak harus dipikirkan lebih jauh— yang hanya akan mengundang si subjek bernama anxiety untuk hinggap dan menyerangnya, lagi.
Jujur saja Rosè sedikit sensitif; perasaannya mudah tersakiti dan dirinya cukup mudah dibuat menitikkan air mata.
Namun, mungkin karena tidak ingin membuat orang lain khawatir atau karena tidak ingin terlihat lemah, Ia selalu memilih untuk berbohong; melontarkan berbagai macam alasan akan perilakunya yang mungkin sedikit berubah atau bahkan tentang kutipan kata yang seringkali diuploadnya di status WhatsApp.
Rosè kembali teringat akan kejadian beberapa hari yang lalu di mana Wendy mengirimkan pesan pribadi yang berisi pertanyaan yang memastikan keadaannya. Rosè tahu pasti, Wendy merujuk pada status WhatsAppnya yang membahas tentang perasaan seseorang yang cukup mudah tersakiti namun tak ingin orang lain mengetahuinya.
Saat membaca pesan tersebut, jujur saja, Rosè sempat tersenyum; refleks. Menurutnya, Wendy itu orang yang cukup peka. Namun sayangnya, berbohong malah menjadi pilihan Rosè saat itu.
Kak Wendy
Kamu gapapa? |Rosé
| Gapapa kok🤣Wendy
Beneran ya? |
Rosé
| Iya gapapa, suka aja sama kalimatnya yang relate skskWendy
Okeee |Rosé
| 👍🏻Tepat setelah mengakhiri aktivitas chatting dengan Wendy, Rosè langsung saja menghapus seluruh isi statusnya.
Yeah, setidaknya ada yang peduli.
.
.
.≈ H . O . M . E ≈
Wow, I've never seen that coming. I mean, aku sendiri nggak pernah menduga kalo Rosé sama Irene punya kemiripan. Lmaoooo
And thank you buat collabnya yes... It's nice having you CloudySummer_ writing at this tiny little work 🥺🥰🥳
Regards
- C
KAMU SEDANG MEMBACA
Home ✔
FanfictionKisah hidup sederhana maupun rumit dari 9 perempuan yang akhirnya memilih untuk tinggal di satu atap yang sama meski awalnya hanya mengenal lewat dunia virtual. Di masa pandemi yang masih terasa menegangkan, tanpa sadar mereka telah membangun keluar...