RH| 05 MARKAS

50 27 6
                                        

Pagi itu, Arella bangun dengan semangat yang berbeda. Sejak kejadian kemarin, saat dia melihat interaksi yang tegang antara Reyhan dan Revano, rasa penasaran Arella semakin menggebu. Apa sebenarnya yang terjadi antara mereka? Kenapa ada ketegangan yang begitu jelas, meski Reyhan berusaha tidak membicarakannya? Dia harus tahu, dan hari ini adalah kesempatan terbaik.

Arella memutuskan untuk langsung ke rumah Reyhan. Dalam pikirannya, jika dia tidak pergi sekarang, rasa penasaran ini akan terus mengganggunya. Setelah berpikir sebentar, dia mengenakan kaos dan celana jeans favoritnya—tak terlalu santai, tapi cukup nyaman untuk berjalan kaki.

Sesampainya di rumah Reyhan, Arella menekan bel dan menunggu sebentar. Tak lama kemudian, pintu terbuka dan seorang gadis muda menyambutnya dengan senyum lebar.

"Eh, kak Arel, kan?" tanya gadis itu dengan ramah. "Aku Fanny, adik bang Reyhan. Masuk, yuk."

Arella sedikit terkejut, namun dengan senyum tulus, ia menyapa Fanny. "Oh, iya! Halo, Fanny!" jawabnya.

Fanny mengajak Arella masuk ke dalam rumah. Begitu masuk, Arella langsung disambut oleh suasana hangat dari keluarga Reyhan. Di ruang tamu, duduk seorang wanita yang tampak lembut, yang Arella yakin adalah ibu Reyhan, serta seorang pria yang lebih tua, kemungkinan besar ayah Reyhan. Arella merasa sedikit canggung, namun berusaha tetap sopan.

"Mau minum apa, Arel?" tanya ibu Reyhan dengan senyuman hangat.

"Terima kasih, Tante, gak usah repot-repot," jawab Arella, sedikit kikuk.

"Tante tahu, ya, kalau Reyhan sering cerita tentang kamu," kata ibu Reyhan sambil tersenyum. "Kayaknya dia nyaman ngobrol sama kamu."

Arella tersenyum malu. "Iya, kami sering ngobrol," jawabnya pelan.

Fanny yang berdiri di samping mereka melirik ke arah Arella dan kemudian menggoda, "mamah, kak Arel itu kayaknya banyak nanya sama bang Reyhan ya. Jadi penasaran deh, kalau mereka ngobrolin, apalagi ya?"

Arella hanya tersenyum, mencoba menghindari perhatian terlalu banyak.

"Tapi, Arel, ada apa ya datang ke sini?" tanya ayah Reyhan, tampak penasaran tapi tetap ramah.

Arella merasa sudah saatnya memberanikan diri dan berkata, "Sebenarnya, aku cuma mau nanya, Reyhan hari ini ada rencana ke mana, ya?"

Fanny menatap Arella dengan tatapan cerdas. "Kenapa? Mau ikut?" tanyanya dengan ekspresi yang nakal.

Arella sedikit bingung. "Aku cuma pengen tahu aja, ada hal penting yang mau aku tanyain."

Fanny menyeringai. "Yah, bang Reyhan suka banget sembunyiin hal-hal. Tahu sih, dari dulu."

Arella mengerutkan kening, tetapi Fanny tidak sempat menjelaskan lebih lanjut karena saat itu Reyhan tiba-tiba masuk ke ruangan.

Reyhan langsung melihat Arella dengan sedikit terkejut. "Arel? Kenapa ke sini?" tanya Reyhan dengan ekspresi yang sedikit bingung.

Arella berdiri dan mendekatinya. "Gue cuma mau tahu, Lo mau ke mana hari ini?"

Reyhan menghela napas dan memijat pelipisnya. "Gue udah bilang, Arel, lu nggak bisa ikut."

"Kenapa sih?" Arel merajuk, mencoba menggunakan nada manja yang biasanya membuat Reyhan luluh. "Gue cuma pengen ikut, Han. Gue bosen di rumah."

Fanny yang berdiri dekat mereka mendengus, tersenyum lebar, dan ikut campur. "Ayo, Abang. Kasihan kak Arel udah datang jauh-jauh. Kasih kesempatan dong." padahal Arel hanya berjalan sekitar 20 langkah saja.

Reyhan memutar bola matanya, namun dia hanya menghela napas panjang dan akhirnya berkompromi. "Oke, fine. Tapi jangan ganggu gue, ya?" katanya dengan nada yang jauh lebih lembut.

Arella langsung bersorak kecil, "Deal!" sambil tersenyum lebar. 

Tanpa banyak bicara lagi, Reyhan mengambil helm yang ada di dekat pintu dan memberikan satu helm lagi kepada Arella. "Pakai ini, biar aman," katanya dengan lembut.

Arella mengenakan helm, lalu mereka berdua keluar menuju motor sport Reyhan yang terparkir di luar rumah. Reyhan menghidupkan mesin motor, dan Arella mengikuti di belakangnya. Dengan penuh semangat, Arella duduk di belakang Reyhan, menekan rasa penasaran yang semakin menggebu.

Reyhan memacu motor dengan kecepatan tinggi. Angin yang berhembus membuat Arella merasa sedikit lebih tenang meski tetap berdebar-debar. Perjalanan mereka membawa Arella ke tempat yang asing—ke sebuah area yang jauh dari keramaian kota. Mereka sampai di sebuah markas yang sepertinya milik Reyhan. Arella tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.

"Di sini?" tanya Arella, matanya memandang bangunan besar dengan dinding yang penuh gambar dan foto. Begitu masuk, Arella terkejut melihat tempat itu. Ini bukan sekadar markas, tapi seperti rumah kedua bagi Reyhan. Peralatan olahraga berserakan di sana-sini, dan tampaknya ini adalah tempat dimana Reyhan dan teman-temannya sering berkumpul.

Saat Arella masuk, matanya langsung menangkap beberapa sosok yang sedang bersantai di pojokan. Mereka tampak seperti teman-teman Reyhan, dan Arella bisa merasakan energi yang kuat di ruangan ini. Salah satu dari mereka, seorang pria dengan tinggi badan cukup besar, berdiri dan memperkenalkan diri. "Nama gue Dimas," katanya sambil tersenyum dengan sikap yang santai. Arella menatapnya sekilas, merasa agak canggung dengan tatapannya yang tajam.

Namun, sebelum Arella sempat merespon, seorang pria lain dengan rambut gelap dan wajah ceria menghampiri. "Yo, gue Jovano," katanya sambil tertawa kecil. Arella bisa merasakan aura keceriaan Jovano yang langsung mengalir, dan senyum lebar muncul di wajahnya.

Kemudian, seorang pria dengan penampilan tenang dan tatapan teduh muncul dari sudut ruangan. "Fariel," ujarnya singkat, suaranya rendah dan agak serius. Meskipun begitu, Arella bisa merasakan kebaikan yang tersembunyi di balik sikapnya yang tertutup.

Tidak jauh dari Fariel, seorang pria lainnya yang terlihat lebih cuek duduk dengan ekspresi datar. "David," katanya dengan nada yang sangat datar, tanpa menambahkan kata-kata lain. Namun, Arella bisa merasakan bahwa meski David terkesan dingin, dia sangat perhatian terhadap teman-temannya.

Makasih yang udah baca semoga suka ya,jangan lupa vote dan follow

Ketemu di part selanjutnya🧡🧡

Alenaf19 🍓

Publikasi 05 Juli 2021

REL & HAN  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang