Ada cerita kecil dibalik nama Naresh yang sebetulnya tidak banyak yang tahu kecuali anggota keluarga.
Jadi dulu sewaktu Bunda mengandung Naresh perkiraan bayi yang akan lahir adalah perempuan. Kala itu semuanya bersuka cita, terutama Jessica yang sangat mengharapkan adik perempuan, sebab punya adik laki-laki macam Raga itu menjengkelkan bagi Jessica.
Hasil USG pun menunjukkan kelamin perempuan. Jessica bahkan sudah menyiapkan nama yang cantik untuk adik kecilnya. Dania Sakya Maharani. Raga sendiri tidak terlihat se excited Jessica tapi juga tidak menunjukkan tanda-tanda tidak suka alias bodo amat.
Memang, sejak kecil Raga itu sudah bibit-bibit jadi manusia dingin.
Hari persalinan pun tiba. Jessica dan Raga bahkan sampai bolos sekolah hanya untuk menanti kelahiran adik mereka. Hingga akhirnya adik mereka pun lahir. Betapa terkejutnya semua orang ternyata yang lahir berjenis kelamin laki-laki.
Jessica sempat dilanda kecewa berat, nyaris nangis juga, sebab harapannya adalah adik perempuan, tapi semua itu sedikit tergoyahkan usai melihat adik kecilnya yang lucu. Naresh terlahir tidak hanya tampan tapi juga cantik.
Tidak mau Jessica dilanda kecewa berkepanjangan, Bunda dan Ayah pun berinisiatif me-remake nama yang sudah Jessica siapakan menjadi;
Danu Sakha Nareshwara.
Tadinya Ayah sempat ingin mengganti Nareshwara jadi Maheswara tapi sepertinya nama Nareshwara kedengaran lebih cocok. Sampai akhirnya nama itu juga yang dijadikan panggilan buat Naresh.
Meski kini nama itu sudah bertransformasi jadi banyak julukan salah satunya; Nana. Nama panggilan yang tersemat sejak kecil buatnya.
Naresh tidak keberatan dipanggil pakai apapun selama itu masih terbilang normal. Mau Swara, Sakha ataupun Nana pun tidak masalah. Naresh sedikit jengkel sih kalau namanya sudah dipelintir sampai jauh dari namanya yang asli, seperti-
"Oy! Nasrudin!"
See? Barusan itu adalah satu dari sekian manusia biadab yang halal untuk diterjukan ke neraka jahanam.
"Oy!"
Tapi mau gimana juga Naresh tetap menyapa balik dengan cengiran.
Disebelahnya Juna tengah berjalan diekori Rama dan Biru yang memegang pundak masing-masing dan main kereta-keretaan. Bahkan Biru dengan semangat bernyanyi.
Pecayalah, Naresh pikir dirinya sudah cukup freak, tapi nyatanya mereka sama saja.
"Lu ngape jalan disitu, sini pegang pundak gue."
Naresh nurut nurut saja. Dia berdiri kebelakang Biru lalu memegang pundak anak itu dan ikut bernyanyi. Mereka menyamakan langkah, sesekali menepi ketika rombongan cewek yang baru kembali dari kantin melewati mereka.
Banyak siswa yang lalu lalang ikut terkekeh melihat aksi kocak mereka berempat. Sisanya geleng-geleng karena mau dipikir senomal apapun, komplotan Naresh hanyalah kumpulan manusia manusia kocak.
"Kantin mana, nih?"
"Lantai tiga!" Rama berseru.
Biru langsung mencolek dagu Rama dengan centil. "Bilang aja lu mau ketemu Suci, ye kan, ye kaaaan."
Juna menoleh kebelakang, posisi mereka masih sama dan belum ada niatan berubah. "Masih belum nyerah aja lu Ram ama si Suci?"
"Dia mah mana kenal nyerah, terobosss!" Naresh ikut berseru dari belakang.
"Terobas terobos aja tuh mulut," Rama mendumel. "Gue nggak nyerah cuma nggak mau keliatan ngebet aja. Awas lu bertiga ngerusuh, gue botakin lu!"
Biru cengar-cengir sambil menepuk pundak Rama. "Oke! Kantin lantai tiga cuss. Pokoknya kalo dah official lu wajib traktir kita bertiga setahun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter ✓
Humor(Completed) "Ter, menurut lo kenapa ayam tuh dikasih nama ayam? Kenapa nggak sapi aja atau.. kudanil gitu?" "Kalau gue gorok leher lo sekarang, kira-kira lo mati apa nggak napas aja, Na?" Nareshwara itu tinggi ✅ Ganteng ✅ Suaranya bagus ✅ Jago gom...