52. Kok?

1.3K 189 35
                                    

"Engh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Engh.."

Lenguhan pelan Naresh lolos dibarengi dengan kedua kelopak matanya yang terbuka. Cahaya matahari menerobos lewat celah tirai. Tempat tidur sudah kosong. Malah menemukan selimut tebal kini terhampar di tubuhnya.

Naresh duduk. Memijat lehernya yang pegal karena posisi tidur yang kurang nyaman. Dia melakukan sedikit peregangan lalu menguap. Entah kenapa tubuhnya terasa sangat lelah.

Setelah cukup mengumpulkan nyawa. Ia beranjak guna mengguyur tubuhnya yang terasa gerah.

5 menit kemudian, Naresh keluar dengan celana selutut tanpa atasan. Rambutnya basah, meneteskan air ke bahu. Naresh membenahi sprei yang tersingkap dan melipat selimut dengan rapi.

Sebuah ikat rambut tertinggal dikasur. Naresh pakai dipergelangan tangan sebelum mencomot kaos untuk dikenakan. Naresh sempat berdiri sesaat didepan cermin. Meraba lehernya yang kelihatan merah-merah.

Tadi malam..

Lupakan saja. Naresh memilih berjalan keluar.

Tawa dari arah kolam terdengar begitu berisik. Mentertawakan sosok Gisel yang barusan tercebur kolam karena ditarik oleh Biru. Teman-temannya lagi bikin pertandingan ala-ala gitu disana.

Karina tak terlihat, dia pergi belanja keperluan BBQ buat nanti malam sama Jeriko. Terpaksa, sebab--kalah taruhan.

Naresh lagi meneguk segelas air hangat ditangan saat sapuan halus terasa di bahunya. Kepalanya tertoleh. Nyaris terlonjak saat Winter berdiri dibelakang sambil tersenyum.

Menarik tangannya, Winter menempelkan bibir gelas ke mulut. Minum langsung dari tangan Naresh

Setelahnya Naresh ditarik ke kursi. Sementara Winter sendiri duduk diatas meja, tepat didepannya. Telapak kakinya berpijak di kursi yang Naresh duduki. Tepat diantara kedua paha Naresh yang terbuka.

Naresh hanya menatapnya sekilas tanpa melontarkan sepatah katapun. Winter sendiri demikian. Hanya diam sambil memainkan rambut Naresh yang lembab dan menguarkan aroma segar. Kedua lengannya bertumpu dibahu Naresh, membuat wajahnya kini berada tepat didepan pemuda itu.

"Wangi."

"Abis mandi." Naresh menjawab pelan. Tanpa repot-repot menatapnya. Bikin Winter sedikit manyun.

"Hm?"

Dagu Naresh diangkat untuk menatapnya. Naresh memajukan wajah sedikit sampai hidungnya dan hidung Winter bersentuhan. Hanya sejenak, sebelum Naresh menarik wajahnya kembali.

Winter  ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang