53. Clingy

1.3K 189 27
                                    

Naresh termenung ditepi kasur. Gara-gara kejadian itu, dia jadi nggak bisa tidur. Naresh beberapa kali menatap sekeliling kamar dengan was-was. Takut sosok itu kembali muncul.

Sepanjang eksistensi nya didunia, Naresh nggak pernah sekalipun bertemu atau melihat penampakan secara nyata.
Selama ini pun Naresh juga nggak pernah takut dengan yang namanya hantu.

Tapi hari ini, detik ini juga, Naresh sadar kalau mereka ada. Bahkan didepan matanya. Bagian paling mengerikannya mahluk itu mengubah dirinya menyerupai Winter. Naresh benar-benar kehabisan akal untuk melogika hal diluar nalar seperti itu.

Sial.

Tapi mereka benar-benar mirip.

Pukul 2 pagi, Naresh masih terjaga. Badannya menghangat. Sejak sore dia memang sudah nggak enak badan ditambah menceburkan diri ke kolam.

Dia harus apa?

Jujur, Naresh jadi agak parno sekarang. Dia masih terbayang-bayang senyuman creepy yang menatapnya tadi.

Bulu kuduknya meremang.

Berbekal selimut dan guling, Naresh nekat menerobos kamar Jeriko. Dia benar-benar nggak bisa tidur sendirian malam ini.

Klek!

Pintu terbuka. Naresh menekan saklar lampu. Dia nyaris terlonjak saat melihat posisi tidur Jeriko yang agak mengerikan. Dia tidur kayak simulasi orang mati. Dari ujung kepala sampai kaki terkubur selimut. Tak bergerak, benar-benar seperti mayat.

Apa dia bisa bernapas didalam sana?

Naresh mendekat, menarik selimutnya sedikit guna memeriksa Jeriko. Dia benar-benar terlelap. Lalu dengan gerakan pelan, dia merebahkan diri disebelah Jeriko. Sebisa mungkin nggak menimbulkan suara.

"Huft."

15 menit berlalu. Naresh hampir terlelap.

Tiba-tiba sesuatu bergerak. Kedua mata Naresh spontan terbuka lebar saat merasakan lengan Jeriko memeluknya, disusul geraman pelan.

"Anjrit!" Naresh berusaha meloloskan diri dari lengan Jeriko meski agak kesusahan. Dia merosot dari kasur, sempat mengaduh saat dahinya terbentur ujung nakas sebelum bokongnya menghantam lantai dengan keras. Naresh meringis kuat. Sakit banget! "Bundaa.." ringiknya.

Endingnya? Naresh menggelar kasur lantai yang tipis lalu tidur disana.

"Please, jangan gangguin gue, gue mau tidur dengan tenang."

*

Keesokan paginya, Jeriko bangun lalu terkejut saat kakinya menginjak sesuatu. Sebuah tangan. Nyawanya masih belum sepenuhnya terkumpul saat menemukan Naresh tertidur dengan posisi meringkuk di lantai.

Kenapa anak itu disini? Perasaan, Jeriko sudah mengusirnya kemarin malam.

"Ck, bocah sinting." Cibirnya seraya melangkahi tubuh Naresh.

Baru juga dia membuka pintu, sosok Winter lewat. Jeriko menguap lalu menatapnya malas. "Ape lo?"

"Eh, lo liat Nana nggak? Gue cariin dari tadi nggak ada. Kamarnya juga kosong."

Jeriko menyisir rambutnya dengan jari. Badannya menyender ke pintu. Bibirnya menyeringai tipis. Winter menyipit curiga saat Jeriko geleng-geleng. "Lo tau nggak? Malah ketawa."

"Di dalam."

"Hah?" Winter batal melangkah. "Dia tidur sama lo? Kok bisa?!"

Winter  ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang