*
Happy reading!
_________________
Jika ditanya hal apa yang bisa bikin Naresh bahagia? Uang jawabannya. Nggak deng, tapi kalau dilempar uang sekoper secara cuma-cuma ya Naresh nggak akan nolak sih.
Uang memang aspek penting dikehidupan tapi bukan sesuatu yang semata-mata bisa bikin Naresh senang.
Mungkin, Musik. Ya, dari sekian banyak hal didunia ini musik adalah sesuatu yang Naresh sukai.
Baginya musik sudah serupa nasi yang selalu Naresh butuhkan setiap hari tapi nggak sampai dia bakal mati kalau tanpa musik.
Dari musik juga Naresh tahu bahwa kebahagiaan bisa diperoleh dari hal-hal sederhana didunia. Walau kadang dunia musik sering dipandang sebelah mata, sebab dianggap bukan sesuatu yang menjanjikan untuk ditekuni.
Balik lagi soal uang, kata orang uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Naresh sih kurang setuju dengan itu. Karena 85% hal itu dikatakan oleh orang-orang yang memiliki harta melimpah tapi merasa hidupnya nggak berharga.
Mereka kurang bersyukur dengan hidup mereka. Jika mereka melihat anak-anak dikolong jembatan atau di lampu merah yang terpaksa putus sekolah karena tidak punya biaya, Naresh yakin mereka akan memilih pura-pura bahagia tapi kaya daripada hidup jadi gelandangan.
Puji Tuhan Naresh tidak termasuk dalam golongan yang mesti memikirkan besok mau makan apa atau cari duit kemana walau bukan juga kategori orang yang bisa belanja sepuasnya tanpa melihat price tag. Naresh tetap mensyukuri itu semua.
Namun malam ini, diparkiran kafe Volcano, hati Naresh terenyuh melihat dua anak kecil yang paling banter berumur 7 dan 10 tahun tengah duduk lesu dengan baju kumal yang mereka pakai. Ditangan mereka terdapat karung berisi botol plastik dan rongsokan.
Naresh merogoh saku celananya lalu tersenyum. Ini uang bayaran dia menyanyi tadi, tidak banyak sih tapi paling tidak cukup untuk membeli 2 bungkus nasi dan minuman.
Presetan dia bakal kena semprot Karina besok, itu lebih baik daripada melihat dua anak itu menahan lapar malam ini.
Naresh lalu menyeberang ke sisi jalan menuju warung nasi padang. Usai dari sana Naresh berniat menemui dua anak kecil tadi tapi mereka tidak lagi disana. Naresh clingukan kesekeliling, kemungkinan mereka belum jauh dari sana.
Lalu kedua netranya menangkap dua anak kecil tadi duduk sambil makan roti di bangku dekat air mancur bersama seorang perempuan berambut pendek. Tidak kelihatan wajahnya sebab dia berjongkok membelakangi Naresh. Dua anak kecil itu terlihat tersenyum saat menanggapi si perempuan.
Naresh berjalan mendekat sambil terus mengamati sosok perempuan yang seperti tidak asing itu. Dia memakai jaket ungu dengan tote bag putih tersampir di bahu. Potongan rambutnya mengingatkan Naresh sama seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter ✓
Humor(Completed) "Ter, menurut lo kenapa ayam tuh dikasih nama ayam? Kenapa nggak sapi aja atau.. kudanil gitu?" "Kalau gue gorok leher lo sekarang, kira-kira lo mati apa nggak napas aja, Na?" Nareshwara itu tinggi ✅ Ganteng ✅ Suaranya bagus ✅ Jago gom...