Naresh ngibrit kayak orang dikejar kuyang menuju ruang Broadcasting. Semoga saja barang yang disebutkan tadi betulan kameranya. Kalau bukan, wah, Naresh obrak-abrik juga nih satu sekolahan!
Nggak deng.
Mana mampu dia, yang ada Naresh lah yang bakal ditumbuk terus dijadiin pelet ikan sama kepala sekolah.
Brakk!
Pintu ruangan terbuka dramatis. Naresh muncul dengan wajah ngos-ngosan dan berjalan gontai memasuki ruangan. Panji, selaku orang yang barusan menyiarkan lewat speaker sekolah, refleks mencopot headphone-nya dan menoleh bingung ke anak itu.
"Haus banget."
Reta melotot saat botolnya yang masih sisa setengah diserobot tanpa permisi oleh Naresh. Mana minumnya rusuh banget lagi. "Entar gue ganti, dateng aja ke kelas gue, Ret."
"Nggak usah, makasih." Reta melirik. Lantas menoleh pada Panji.
Panji langsung bertanya pada Naresh. "Lo yang kehilangan barang, Res?"
"Iya, mana kamera gue?"
"Oh, bentar."
Naresh ongkang-ongkang di sofa sambil ngupil. Lega deh karena akhirnya dia nggak jadi dibakar massa--maksudnya nggak jadi kehilangan kamera. Namun wajahnya berubah nyolot saat melihat sosok Monica keluar dari ruangan lain dengan benda yang dicari Naresh. Cewek itu tersenyum penuh siasat sambil berlenggak lenggok centil macam peserta modeling.
"LO YANG NYURI KAMERA GUE YA?!"
Monica melotot nggak terima. "ENAK AJA! JANGAN ASAL NUDUH!! GUE YANG NEMUIN!"
Panji dan Reta yang kebetulan hanya berjaga 2 orang hari ini, shock mendadak melihat aksi saling nyolot mereka berdua.
"Kenapa bisa ada di lo?" Naresh sewot. Berusaha meraih kamera itu namun segera dijauhkan oleh Monica. "Siniin, gue mau nonton temen gue tanding."
"Nggak semudah itu."
"Eh, bentar bentar, gue nyela dikit nih. Itu beneran kamera lo atau bukan? Cuma mau mastiin aja, siapa tau lo ngaku-ngaku." Panji memotong.
Naresh berkacak pinggang. "Lo nggak percaya sama gue, Ji? Denger ye, dari tadi gue udah kayak orang gila nyariin tuh barang. Gue bela belain nanyain orang satu kantin, hampir dimusuhin temen gue sendiri gara-gara tuh kamera ilang. Trus kalang kabut kesini-" oke, khotbah Naresh berlanjut super panjang ngalah ngalahin panjangnya tol Jagorawi.
Monica, Panji dan Reta sampai melongo, melihat Naresh nyerocos tanpa henti. "Ditalinya tuh ada bordiran nama gue buat lebih jelasnya. Nih, nama gue," Naresh menunjukkan name tag miliknya.
D. Sakha Nareshwara.
"Masih belum percaya?"
"Oke, percaya. Ya abisnya nih kamera mahal banget harganya."
"LO KIRA GUE NGGAK MAMPU BELI?!"
Panji nyengir. "Muka lo kayak orang susah soalnya, lo juga sering ngutang di kantin Mbok Lasmi. Jadi ya ... gitu deh, hehe. Sori, Res."
Membagongkan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter ✓
Humor(Completed) "Ter, menurut lo kenapa ayam tuh dikasih nama ayam? Kenapa nggak sapi aja atau.. kudanil gitu?" "Kalau gue gorok leher lo sekarang, kira-kira lo mati apa nggak napas aja, Na?" Nareshwara itu tinggi ✅ Ganteng ✅ Suaranya bagus ✅ Jago gom...