"HWAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!"
Naresh tuh sebetulnya nggak takut sama kecoak, cuma kalau mereka sudah menyalakan mode terbang kepak sayap kebhinekaan--Naresh ya nggak bisa apa-apa dong selain kalang kabut melarikan diri.
Naresh sudah kayak orang kesetanan lari ke pintu. Tapi namanya apes nggak pernah kenal tempat dan waktu. Kakinya kesandung karpet yang tersingkap lalu badannya nyusruk ke pintu.
Sampai disitu saja?
OH TENTU SAJA TIDAK!
Diwaktu yang bersamaan Winter buka pintu, dia lagi bawa nampan berisi dua piring dan jus mangga ketika badan Naresh tiba-tiba nongol tak terencana dan terhuyung ke arahnya.
Dua-duanya melotot...
Spontan menahan napas..
Lalu sepersekian detik kemudian..
PYAARRRRRRRRRR!!!!!!!
Nampan Winter jatuh ke lantai dan pecah, disusul tubuh cewek itu yang oleng. Karena Naresh orangnya cukup gentleman, jadi sebelum tubuh mereka nubruk lantai. Dia buru-buru menempatkan telapak tangannya dibelakang kepala Winter lalu menjatuhkan diri lebih dulu.
Brukkk!
Naresh mengerang tertahan saat punggungnya menghantam lantai dengan keras ditambah bobot tubuh Winter yang ada diatasnya. Winter mengangkat wajah, bikin rambutnya ambyar ke wajah Naresh. Naresh nyengir tapi ekspresi nya perlahan memudar saat wajah Winter berubah angker seolah ingin mencabik-cabik wajahnya.
Naresh refleks menyingkirkan tangannya dari pinggang Winter. "S-sori."
Disaat keduanya diselimuti kesenyapan yang mencekam, juga posisi yang sangat ambigu jika dilihat orang. Pekikan dari arah lain membuat keduanya menoleh kaget.
"Astaghfirullohh hal adzim! non Cassie sama mas Naresh kenapa tidur-tiduran seperti ituuu????!!!"
"BIBI?!" Keduanya memekik. Lalu saling pandang, sebelum Winter akhirnya bangkit dari posisi karena sadar sudah nemplok kayak cicak ke badan Naresh yang terlentang tak berdaya di lantai.
Bibi tergopoh-gopoh mengambil sapu lalu membersihkan pecahan piring dan gelas yang berserakan dilantai. "Yaampun, non, tadi kenapa kok bisa jatuh? Lantainya licin ya? Perasaan belum Bibi pel loh." Bibi cemas. "Non Cassie tidak apa-apa? Ada yang kena kaca?"
"Aku nggak apa-apa, Bi."
"Arghh!" Tiba-tiba Naresh bersuara. Bibi dan Winter langsung membola saat melihat rembesan berwarna merah pekat dipunggung Naresh yang kebetulan pakai kaos putih.
"YAAMPUN MAS NARESH!" Bibi langsung histeris. Naresh masih duduk dilantai yang penuh pecahan kaca. Buru-buru dibantu berdiri. "Kena serpihan kacanya loh.. astaghfirulloh, dipinggang sama lengan juga berdarah ini loh mas.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter ✓
Humor(Completed) "Ter, menurut lo kenapa ayam tuh dikasih nama ayam? Kenapa nggak sapi aja atau.. kudanil gitu?" "Kalau gue gorok leher lo sekarang, kira-kira lo mati apa nggak napas aja, Na?" Nareshwara itu tinggi ✅ Ganteng ✅ Suaranya bagus ✅ Jago gom...